01. Decision

4.3K 283 27
                                    

"Aku akan mengundurkan diri dari perusahaan."

Satu kalimat tadi seketika membuat wanita berumur 28 tahun itu melebarkan matanya.

"Kenapa?"

Pertanyaan singkat itu sukses menghentikan Daejoon yang tengah mengunyah makanannya.

"Aku ingin mencoba terjun ke dunia politik."

"Kenapa tiba-tiba kau ingin terjun ke dunia politik? Padahal sebelumnya kau sama sekali tidak berminat di bidang itu."

"Hanya ingin," ucap sang suami yang seketika membuat Jennie mendengus. Karena bukan jawaban seperti itu yang ia inginkan.

"Tidak. Pasti ada alasan lain kenapa kau mau beralih profesi."

Sepasang eyecat itu menatap pria di depannya dengan serius. Hal itu mengundang helaan nafas berat dari sang suami.

"Mau ada alasan lain atau tidak, itu bukan urusanmu, Jennie Kim. Kau tidak berhak tahu maupun ikut campur dalam keputusanku."

Lagi dan lagi selalu balasan ketus yang Jennie dapatkan dari pria yang berstatus sebagai suaminya. Wanita itu hanya memutar bola matanya malas. Kemudian tepat setelah itu, bunyi getar ponsel mampu mencuri atensi keduanya.

"Ya, Seunghee ada apa?"  tanya Kim Daejoon pada sekertaris nya di seberang sana. Lantas pria itu beranjak dari meja makan, meninggalkan sang istri yang memandanginya nanar.

Ah itu pasti perihal pekerjaan lagi, pikirnya.

Wanita itu menjadi kehilangan nafsu makannya, sebab pagi harinya selalu saja berjalan seperti ini. Monoton. Tak ada senyum maupun kehangatan.

...

Ditempat lain, tepatnya di negeri Paman Sam. Sesosok pria dengan setelan jas hitam itu tengah bercermin sembari merapikan rambut lalu menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya.

Kemudian aktivitasnya itu terpaksa terhenti ketika sebuah gelombang suara didapatkan dari pintu kamarnya.

"Masuk," titahnya pada pelaku di seberang sana yang ia yakini adalah salah satu maidnya.

"Permisi, tuan muda. Supir dan barang-barang anda sudah siap."

"Baiklah, sebentar lagi aku turun."

Lepas mengatakan hal tersebut, wanita paruh baya itu meninggalkannya.

Merapikan dasinya sebagai kegiatan akhir, kini pria berumur 28 tahun itu melangkah keluar. Menemui pria tua yang berstatus sebagai ayahnya.

Dilihatnya, sosok beruban itu tengah menantinya di kursi roda dengan beberapa maid di belakangnya.

"Taehyung, ayah mempercayaimu," ucapnya begitu putra bungsunya berdiri di hadapannya.

"Memang sudah seharusnya dari dulu ayah mempercayaiku," nada datar yang keluar dari mulut sang anak mampu mengisyaratkan kebencian. Kendati demikian sang ayah hanya bisa mengulas senyum tipis, tak mau ambil pusing dengan apa yang putra bungsunya katakan. Karena sebelumnya ia sudah pernah mengatakan bahwa Kim Taehyung masih belum mampu mengelola perusahaannya di Korea, sebab saat itu  ia  masih menyelesaikan studi S2 nya.

"Hati-hati di jalan ya, semoga sampai di Korea dengan keadaan selamat dan jangan lupa sampaikan salam ayah pada kakakmu," peringat sang ayah yang sejatinya begitu menyebalkan ditelinga Taehyung.

Setelah selesai berpamitan, Kim Taehyung mengambil langkah terlebih dahulu, memimpin dua bodyguard dan supirnya untuk menuju mobil.

Seoul.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang