Dengan borgol yang melingkar di pergelangan tangan, Daejoon beserta dua orang dari pihak kepolisian itu membelah kerumunan.
Para anggota partai yang saat itu kebetulan sudah berada semua di kantor dibuat tercengang melihat salah satu rekannya yang ditangkap polisi atas kasus kekerasan rumah tangga.
"Astaga, bagaimana bisa hal seperti ini terjadi? Padahal kita akan mengajukan Daejoon sebagai kandidat wali kota."
Pria dengan kacamata bertengger di batang hidungnya itu mendengus, merasa kecewa atas apa yang dilakukan oleh salah satu anggota partainya.
"Jadi bagaimana Tuan?"
"Kita akan tetap mempertahankannya selagi tuntutan itu belum terbukti dengan jelas," usai mengatakan hal tersebut, pimpinan partai memutar tubuhnya untuk meninggalkan kerumunan.
...
"Waah! Setelah istrinya datang ke ruangan ini untuk diinterogasi, sekarang suaminya juga ikut datang. Ah aku sungguh tidak menyangka bisa menangani kasus pasangan suami istri ini," kata Detektif Lee, menyambut kedatangan Daejoon yang diarahkan polisi untuk duduk di ruang interogasi.
Tak mempedulikan ucapan itu, Kim Daejoon lantas melontarkan pertanyaan.
"Kenapa? Kenapa kau menyuruh mereka menangkap ku?"
Pertanyaan bodoh itu membuat sang Detektif mendecih.
"Hey! Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu. Kau pikir dirimu tidak punya salah? Ah atau, kau memang tidak tahu letak kesalahanmu yang mana?"
Kim Daejoon lantas mengeraskan rahangnya. Pria di hadapannya ini benar-benar menyebalkan.
"Kim Daejoon," panggil Detektif Lee dengan sorot mata mengintimidasi.
"Jadi, karena ini istrimu mabuk di pagi hari ya?"
Detektif Lee lantas tersenyum miring. Ia sungguh tak menyangka jika pria terpandang seperti Daejoon melakukan hal seperti ini pada istrinya.
"Apa maksudmu? Jennie mabuk-mabukan itu tidak ada hubungannya denganku. Dia memang sedang stres karena urusan pekerjaan."
"Pekerjaan? Kami sudah menyelidikinya jika beberapa hari terakhir sebelum kecelakaan itu terjadi, dia jarang di butik."
"Dari awal kami sudah curiga pada Jennie. Dan sekarang, kecurigaan kami terjawab. Kaulah penyebab dia mabuk! Kau juga yang selama ini menganiayanya!" ucap Detektif dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Dengan wajah datar tanpa menampilkan ekspresi apapun, pria bermarga Kim itu membiarkan Detektif Lee membentaknya.
Kemudian sudut bibirnya itu terangkat, mengukir senyum miring.
"Aku harap kau tahu prosedur menginterogasi orang Detektif Lee. Jangan asal menuduh tanpa ada bukti yang jelas."Detektif Lee lantas mengeluarkan tab, dimana menampilkan rekaman dirinya dan Jennie yang tengah bertengkar semalam.
Cih, jadi dia yang menjebakku?
"Kurang jelas apa, Kim Daejoon? Di sini jelas terlihat kau telah melakukan kekerasan. Dan ternyata selama ini kau menikahinya atas sebuah kontrak perjanjian. Ck! Pria macam apa kau ini?!"
BUGHH
Wajah Daejoon seketika melengos ke samping akibat dari Detektif Lee yang melemparkan bogeman mentah di rahangnya.
"Detektif Lee!"
Daejoon geram. Pria itu mulai mengepalkan tangan hingga buku-buku tangannya memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfiction(END)"Apakah salah jika aku mencintai adik iparku sendiri?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di kepala Jennie. Entah mengapa perasaan aneh itu menimpanya setelah tak sengaja bertemu dengan Taehyung. Lambat laun, perasaannya ini membuatnya dilema...