Sebuah rangkulan diterima Taehyung. Pria itu seketika menoleh ketika menyadari lengan sang kakak sudah melingkar di bahunya.
"Semuanya, tolong tepuk tangan lebih kencang lagi. Kita sambut kedatangan calon CEO kita, Kim Taehyung!!!" seru Daejoon dengan antusias.
Seperti yang diperintahkan sebelumnya, suasana ballroom hotel dibuat riuh dengan tepuk tangan meriah untuk Taehyung.
Sementara itu, Taehyung hanya bisa tersenyum simpul. Sekedar menghargai sambutan mereka. Kendati demikian pikirannya tak teralihkan dari Jennie.
Ya, wanita itu tak lain adalah kakak iparnya sendiri.
"Hei, lihatlah adikku ini tumbuh dengan baik. Adikku, Kim Taehyung akan menjadi masa depan cerah Gloria Harvest Group!"
Ck, adik?
Baru kali ini ia mendengar sang kakak memanggilnya dengan sebutan adik. Dari dulu, laki-laki yang lebih tua darinya itu tak pernah menganggapnya sebagai adik karena Taehyung merupakan anak yang tak diinginkan. Ia terlahir dari hubungan tuan Kim dengan sekretarisnya. Sehingga karena permasalahan inilah, Kim Daejoon senantiasa membenci dirinya.
"Waah saya baru tahu, anda mempunyai adik, Daejoon-ssi."
"Kemana saja dia selama ini?"
"Ah selama ini adikku tinggal di Amerika," Daejoon menengok ke arah Taehyung kemudian tersenyum tipis.
"Dia berkuliah dan mengelola cabang perusahaan di sana."
"Itu berarti, Taehyung tak kalah hebatnya denganmu ya?" ujar salah satu investor secara tiba-tiba.
Kemudian Taehyung bisa mendengar jika kakaknya terkekeh. "Hahaha tentu saja seorang adik tidak akan kalah hebat dengan kakaknya," sahutnya yang disusul tawa ringan dari beberapa tamu yang datang.
Mungkin, bagi orang lain kalimat itu terdengar candaan belaka. Namun bagi Taehyung kalimat itu terdengar sebagai hinaan. Daejoon baru saja merendahkan dirinya, terlebih dengan lirikkan matanya yang tampak mengejek.
Cih, orang munafik. Biar aku buktikan kalau aku lebih hebat darimu Kim Daejoon!
Jujur saja, Taehyung muak dengan situasi seperti ini. Melihat kakaknya yang berpura-pura baik di hadapan semua orang sukses memancing emosi . Kendati demikian ia tidak mungkin harus meluapkan kekesalannya di hadapan semua orang . Maka dari itu, pria Kim ini memilih menyingkirkan lengan Daejoon.
"Hyung, aku tinggal dulu sebentar. Ada yang harus aku bicarakan dengan asistenku," ucapnya sengaja mencari alasan.
Dan tepat setelah mendapatkan anggukan dari yang lebih tua, Taehyung melenggang. Sebenarnya ia tak tahu kemana tujuannya sekarang, tetapi karena malas berada di dekat sang kakak ia harus melengos. tinggal di Amerika selama bertahun-tahun membuat ia merasa asing di sini.
"Yakk! Kau dimana?" tanya Taehyung pada asistennya melalui telepon sebab sejauh ini ia tak melihat pria itu di ballroom.
Tetapi bukannya sebuah jawaban yang ia dapatkan ia justru mendapati suara-suara berisik yang menyebabkan suara Park Bogum tidak terdengar jelas.
"Hei, ada apa? Katakan yang je—" Taehyung menggantungkan kalimatnya. Baru saja ia dibuat kesal karena suara asistennya yang tidak jelas dan kini ia dibuat tambah kesal setelah seseorang menabrak dirinya dari samping.
"Ah maafkan saya, saya sungguh tidak sengaja."
Taehyung dibuat menoleh, dan mendapati seorang wanita yang membungkukkan badan. Rambutnya yang tergerai sebagian menutupi wajahnya sehingga ia tak dapat melihat siapakah gerangan yang tak sengaja menyenggol dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfiction(END)"Apakah salah jika aku mencintai adik iparku sendiri?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di kepala Jennie. Entah mengapa perasaan aneh itu menimpanya setelah tak sengaja bertemu dengan Taehyung. Lambat laun, perasaannya ini membuatnya dilema...