19. Interrogation

909 147 27
                                    

Tatapan sendu penuh kerinduan dapat Jennie lihat dari sorot mata Taehyung.

"Apa-apaan ini? Sudah aku peringatkan jangan mendekat!" seru seseorang yang membuat Taehyung menoleh.

Ada tanda tanya saat ia melihat sosok pria asing yang mulai mendekati wanitanya.

Jennie yang menyadari adanya perubahan suasana hati Taehyung lantas membuka suara.

"Taehyung, dia Park Hyungsik. Pengacara yang akan membantuku," celetuknya, khawatir jika Taehyung akan cemburu.

Sementara itu, Park Hyungsik yang mendengar nama Taehyung lantas menaikkan salah satu alisnya.

Nama itu pernah ia dengar, tapi dimana?

Pria itu terdiam, mencoba mengingat-ingat darimana ia mendengar nama Kim Taehyung. Lepas beberapa detik kemudian, otaknya mendapat sebuah bohlam imaginer.

"Aah kau Kim Taehyung? Adik dari Kim Daejoon yang sekarang menggantikan posisinya itu ya?"

Taehyung mengangguk ragu, saat pria itu tiba-tiba saja menarik tangannya untuk berjabat tangan.

"Perkenalkan, saya Park Hyungsik. Pengacara yang akan membantu Nyonya Jennie. Maaf sebelumnya karena aku bersikap tidak sopan tadi. Saya tidak tahu jika tadi itu anda."

"It's okay," balas Taehyung singkat. Lalu cepat-cepat melepas jabat tangannya.

"Ngomong-ngomong apa yang terjadi? Mengapa Noona sampai membawa pengacara? Kalian mau kemana?" tanya Taehyung yang sedari tadi penasaran.

Pertanyaan itu seketika membuat bahu Jennie turun. Ada rasa kecewa karena Taehyung bertanya seperti itu. Itu berarti, pria itu benar-benar tidak mengetahui kondisinya selama ini.

Apa dia sudah tidak peduli denganku?

Lama tak mendapat balasan, akhirnya Park Hyungsik lah yang menyahut. "Maaf tuan, kami harus segera ke kantor polisi sebelum para wartawan itu menghalangi kami lagi."

"Apa? Ke kantor polisi? Untuk apa?" tanya Taehyung yang saat itu benar-benar tidak tahu apapun. Sungguh, ia tak tahu jika akan separah ini.

Yang ia tahu hanyalah Jennie kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Karena itulah ia langsung ke sini setelah sampai di bandara.

Namun apa yang ia lihat sekarang benar-benar tak pernah ia pikirkan. Ia mengira jika para wartawan tadi berlomba-lomba menyerbu Jennie untuk mengetahui kondisinya.

"Polisi akan menginterograsiku, oleh karena itu aku harus pergi sekarang Taehyung," balas Jennie dengan nada datar. Lalu menitah asisten rumah tangganya untuk mendorong kursi rodanya.

"T-tunggu, aku ikut!" seru Taehyung menghentikan ketiganya yang hendak  angkat kaki dari sana.

Jennie menghela nafasnya berat. Ah entah mengapa ia menjadi kesal saat mendapati pria itu yang tidak tahu apapun tentang dirinya.

"Boleh kan aku ikut?" Tanya Taehyung penuh harap.

Sungguh rasanya begitu sakit saat melihat wanitanya itu penuh luka dan  menggunakan alat bantu. Karena itulah ia berniat menemani Jennie.

"Istirahat saja di rumah," ucap Jennie singkat.

Taehyung tidaklah tidak peka. Ia menyadari jika wanitanya berubah. Tak biasanya Jennie cuek seperti ini.

Pria bermarga Kim itu menggeleng, "Aku tidak butuh istirahat. Aku ikut denganmu ya Noona? Maaf aku baru tahu ini."

"Kau istirahat saja. Bukankah kau baru saja pulang?"

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang