Tatapan elang dari pria di sampingnya itu seketika membuatnya meneguk ludah.
Kedua alisnya terangkat untuk menanyakan apa maksud temannya ini.
"A-ah yang tadi itu Serena Jen, teman masa SMA. Dia sedang menunggu ibunya yang juga dirawat di rumah sakit. Kebetulan kamarnya bersebelahan dengan kamar inap ayah. Tapi kemudian ayah kritis dan dipindahkan ke ruang ICU sehingga aku pergi ke Amerika. Maaf... Karena aku baru saja memberitahumu tentang ini."
Suara diseberang sana terdengar lesu. Hal itu seketika membuat Jennie iba.
"Astaga, lalu bagaimana kondisi ayah sekarang?"
"Dia masih belum sadar, ini aku, Jack dan Bogum Hyung sedang menunggunya."
"Aku harap ayah segera sembuh."
"Ya, aku harap juga begitu. Dan bisakah aku minta tolong—"
"Minta tolong apa Tae?"
"Tolong rahasiakan ini dari Daejoon."
"Eumm... Baiklah. Kau tenang saja, aku tidak akan memberitahukannya."
Kemudian Jennie memilih untuk bungkam sejenak. Batinnya ragu ingin mengutarakan pertanyaan di saat suasana seperti ini.
"Ngomong-ngomong ada apa kau menelponku? Apa kau merindukanku?" celetuk Taehyung diakhiri dengan kekehan kecil.
"Hey! Siapa juga yang merindukanmu!"
"Oh iya? Benarkah? Lalu yang mengirimiku banyak pesan itu siapa ya? Taehyung kau dimana? Taehyung kau kenapa? Taehyung—"
"HEY!" Jennie memekik kala Taehyung meledeknya.
"Itu karena tadi aku mencarimu. Lagipula, kenapa kau tidak bilang dulu mau pergi? Kan aku jadi khawatir kau kenapa-napa."
Tawa kecil dapat Jennie dengar dari seberang sana. Ah sepertinya, lelakinya ini puas sekali meledeknya.
"Hahaha maaf-maaf.... aku tidak bermaksud membuatmu khawatir sayang. Saat aku mendengar kabar jika ayah sedang kritis, aku benar-benar panik. Dan tidak sempat untuk menghubungimu karena aku langsung memesan tiket pesawat."
"Hmm... Tapi lain kali jangan seperti itu lagi!"
"Iyaa iyaaa maaf, janji tidak diulangi lagi," ucap Taehyung memanyunkan bibirnya, persis seperti anak kecil yang telah dimarahi ibunya.
Di sisi lain, Serena yang melihat hal tersebut dibuat menukikkan salah satunya alisnya. Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa sikap temannya ini berubah manja pada sosok di seberang telepon sana dan juga, mengapa ia dianggap tidak ada di sini?
Ck. Menyebalkan!
"Tae, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan. Tapi—"
"Tapi apa sayang? Tanyakan saja."
Jennie yang mendapati pertanyaan itu justru semakin ragu untuk mengutarakan pertanyaannya. Ah entahlah ia hanya merasa tidak enak pada Taehyung jika ia harus bertanya perihal orang tuanya yang dipindahkan ke panti jompo yang lain.
"Vincent, ayo kita kembali. Mereka sudah mencari kita," celetuk Serena pada Taehyung.
Jennie yang samar-samar mendengar suara itu lantas kembali mengatupkan bibir. Mengurungkan niatnya yang hendak membuka suara.
"E—eh? Iya kah?" tanya Taehyung pada wanita berambut blonde tersebut.
"Iya, ini Jack baru saja chat. Dia menanyakanmu."
"Ooh okay."
"Baby, I'm sorry, I must to end this call. I promise I will call you again, okay?"
Mendengar hal tersebut Jennie menghela nafasnya. Sepertinya, pria bermarga Kim itu benar-benar sibuk dan tak ingin diganggu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfiction(END)"Apakah salah jika aku mencintai adik iparku sendiri?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di kepala Jennie. Entah mengapa perasaan aneh itu menimpanya setelah tak sengaja bertemu dengan Taehyung. Lambat laun, perasaannya ini membuatnya dilema...