Jennie tidak tahu, mengapa ketika berjalan di koridor rumah sakit tiba-tiba saja merasa mual. Padahal ia ingat betul jika Minggu kemarin ia juga di rawat di rumah sakit karena kecelakaan. Tentunya aroma ciri khas obat menjadi santapannya hari itu.
"Ada apa?" tanya Taehyung begitu menyadari Jennie yang menghentikan langkah.
Pria itu menoleh, memandangi Jennie yang menutup mulutnya. Ah seperti menahan sesuatu.
"Kau baik-baik saja?"
Taehyung mulai khawatir saat wanitanya hanya terdiam menahan mual.
Kemudian Jennie berusaha mengkondisikan tubuhnya. Akibat menahan mual yang bergejolak di perutnya itu matanya kini berair.
"A-aku baik-baik sa—"
"Yang benar? Kita periksa dokter sekalian ya?" ujar Taehyung sembari merangkul pundak Jennie.
Gelengan kepala Jennie lakukan untuk membalas Taehyung.
"Aku rasa tidak perlu Tae. Aku baik-baik saja sungguh. Pasti ini karena telat makan jadinya mual seperti ini."
"Astaga, kau belum makan? Kalau begitu ayo kita makan. Maaf ya, pasti karena tadi aku tiba-tiba mengabarimu untuk menjenguk putra Jaehyun jadinya kau telat makan seperti ini."
Jennie menggeleng. "Tapi aku tidak lapar."
"Kau harus makan Jennie Kim. Jangan sampai lambungmu sakit. Aku tidak mau melihatmu menderita. Ayo kita makan. Mau makan dimana? Pesan apa?"
"Aku tidak lapar Tae," ulang Jennie yang segera dibantah oleh Taehyung.
"Kau harus makan sayang. Lapar tidak lapar, kau harus makan, oke? Aku hanya tidak ingin sakitmu kambuh."
Karena paksaan itu, Jennie pun bergumam. Ah, setelah dipikir-pikir benar juga ia tidak boleh sakit. Kalau ia sakit ia tidak bisa melihat Daejoon menderita.
"Heumm... Aku jadi ingin makan. Tapiii—"
Alis kiri Taehyung naik, merespon kalimat Jennie yang tergantung.
"Taehyung, aku ingin makan. Tapi makan masakanmu," ujar Jennie berniat bercanda.
Total mata Taehyung membelalak.
"A-aapa? Masakanku?" koreksinya ragu.
"Iyaa!" sahut Jennie antusias.
Mendapati wanitanya yang berbinar penuh harap membuat Taehyung mengerjapkan matanya berulangkali.
A-aku? Memasak?
Yang benar saja?
Memotong wortel saja salah. Dan justru jariku yang hampir kepotong.
Tapii—
Akhirnya setelah berperang sengit di otaknya, pria bermarga Kim itu menarik nafasnya panjang dan tersenyum.
"Baiklah, mau aku buatkan apa sayang?"
"E-eh? Yang benar saja? Aku tadi hanya bercanda Tae."
"Tidak apa. Mau bercanda apa bukan aku akan menyanggupinya. Katakan, jadi kau mau apa?"
"Heumm... Apa ya? Sebenarnya aku juga ingin yang pedas-pedas. Bagaimana kalau sundubu jjigae?"
Huh? Sundubu jjigae?
Aku bahkan lupa bagaimana rasanya?
Taehyung mengingat-ingat bagaimana rasa makanan khas Korea itu. Sebab terakhir kali ia makan itu yaitu ketika masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfiction(END)"Apakah salah jika aku mencintai adik iparku sendiri?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di kepala Jennie. Entah mengapa perasaan aneh itu menimpanya setelah tak sengaja bertemu dengan Taehyung. Lambat laun, perasaannya ini membuatnya dilema...