35. Save Me

672 106 15
                                    

"Benar. Apa yang kau katakan itu benar Taehyung-ssi. Kami menemukan  berkas-berkas transaksi penjualan narkoba, dan juga satu lembar kertas yang—"

Pria dengan kemeja putih itu menggantungkan kalimatnya karena ragu dengan hasil penemuannya.

"Saya tidak tahu apa maksud semua ini, tapi sepertinya ini adalah perjanjian tertulis yang mereka buat."

Taehyung menerima selembar kertas yang tertanda tangani oleh Jennie dan juga Daejoon.

Pria itu mengerutkan dahinya dengan kedua alis tertaut untuk membaca tulisan dengan cermat.

Kertas tersebut menampilkan sebuah perjanjian antara Daejoon dengan Jennie. Dimana di dalamnya termuat tentang pernikahan mereka yang didasari untuk membayar hutang.

Hal tersebut membuat kedua matanya membola. Ternyata inilah yang selama ini ia dan Jennie cari.

"Jaksa Choi, dari mana kau dapatkan ini?"

"Dari brangkas. Kami membawa brangkas dari ruangan Daejoon. Awalnya brangkas itu terkunci tapi setelah tim teknis membantu, brangkas itupun terbuka. Ternyata benar, brangkas itu berisi bukti-bukti penting. Kim Daejoon adalah seorang pengedar narkoba yang selama ini kami cari," ujar Jaksa Choi dengan menggebu-gebu.

Pria itu sudah lama menangani kasus pengedaran narkoba, namun sampai sekarang ia masih belum menemukan siapa dalang yang sesungguhnya dibalik kasus maraknya pecandu narkoba di Korea Selatan.

"Benar. Dia juga sedang membuat pabrik sendiri untuk memproduksi narkoba di daerah Gwangju."

Salah satu alis sang Jaksa naik. Pernyataan Taehyung tadi membuat dirinya bertanya-tanya.

"Maksudmu?"

"Ya, Jaksa Choi. Seperti yang kau ketahui, hubungan pernikahan antara Jennie  dan Daejoon  memang sedang tidak baik-baik saja. Jennie yang saat itu berusaha membebaskan diri dari pernikahan ini mencoba mencari-cari  dimana kertas ini berada. Dia mencari di ruang kerja Daejoon di rumah, namun yang dia temukan justru transaksi penjualan narkoba dan juga bukti sedang dibangunnya proyek di Gwangju. Dia memberitahu saya dan meminta supaya kasus Daejoon ini segera terkuak. Karena itu saya menyuruh asisten dan beberapa anak buah saya untuk menyelidiki langsung tentang perkembangan proyek di sana," jelas Taehyung. Lalu menjeda beberapa detik untuk membasahi bibirnya yang terasa kering.

"Selama beberapa hari penyelidikan, anak buah saya menemukan  bukti yang memang mengarah pada Daejoon."

"Taehyung-ssi," Jaksa Choi menyela. Tangannya terkatup menyatu dan sorot matanya menelisik.

"Saya harap kau tidak bermain-main, kesaksianmu di kejaksaan akan dipertanggungjawabkan. Jika kau memberi kesaksian pals, maka kau akan menerima akibatnya."

"Ya, saya tahu itu Jaksa Choi. Saya sedang tidak mengarang cerita. Jika kau tidak percaya, saya akan mengirimkan buktinya. Tapi beri saya waktu, asisten saya sedang dalam perjalanan ke sini sembari membawa bukti tersebut," kata Taehyung menuai anggukan kepala. Kemudian pria itu kembali mengutarakan isi pikirannya.

"Jaksa Choi, bisakah kau membantu saya?" pinta Taehyung dengan tatapan teduh meminta permohonan bantuan pada pihak jaksa, karena ia tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa. Pihak polisi tidak mau membantunya seolah omongannya itu hanya omong kosong belaka. Dan itulah yang membuat dirinya hampir menyerah. Meski begitu ia bersyukur karena masih ada Tuan Han yang mau membantunya untuk mencari Jennie dengan mengerahkan anggota  intelejen dan jaksa.

Jaksa Choi tidaklah membalas dengan kata-kata, melainkan dengan menaikkan dagunya ke atas untuk menanyakan maksud perkataan Taehyung sebelumnya.

Hal tersebut sukses membuat Taehyung menarik salah satu sudutnya untuk mengukir senyum kemenangan.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang