02. Night Party

1.9K 232 12
                                    

Suara gigi yang bergemelatuk dan  kuku yang mengetuk meja dapat Jennie dengar dengan jelas. Wajah sang customer ini tampak amat khawatir mengingat adanya sedikit perubahan dalam gaun pernikahannya.

"Apa tidak apa jika ada revisi?"  tanyanya pada Jennie yang tak dipungkiri ikut cemas. Pasalnya, gaun yang ia kerjakan itu  sudah 80%  hampir siap. Dan entah bagaimana bisa tiba-tiba sang pemesan meminta adanya perubahan pada desainnya. Padahal dua hari lagi akan dipakai untuk acara pemberkatan.

Oh tidak.

Ia tak yakin bisa menuruti itu mengingat malam ini juga ia harus menghadiri acara penting dengan suaminya.

Tetapi setelah melihat wajah penuh harap sang pembeli ia pun akhirnya menyanggupinya. Meskipun dalam hati ia tak yakin bisa menyelesaikan gaun ini tepat waktu.

Demi kepuasan pelanggan ia rela melakukan apapun, prinsipnya.

"Heum, baiklah. Ada revisi dibagian mananya, Nona Lee?" Jennie bertanya sembari membuka tab miliknya.

"Dibagian punggung," ucap Nona Lee yang kemudian menjelaskan secara detail mengenai perubahan desain yang ia inginkan.

Usai mendengarkan permintaan pelanggannya, wanita Kim itu tersenyum sembari membuang nafasnya panjang. Pelanggan setianya itu baru saja pergi dari ruangannya.

"Nyonya, mengapa anda terima perubahan itu? Bukankah gaun ini akan diambil besok? Apa kita bisa menyelesaikan ini tepat waktu?"

Serentetan pertanyaan dari salah satu karyawannya seketika membuat Jennie menghela.

"Kenapa? Kau tak yakin aku bisa menyelesaikan ini?"

"Bukan seperti itu. Hanya saja, nyonya  jangan memaksakan diri untuk lembur."

Jennie menatap sang karyawannya.  "Tidak bisa. Aku harus lembur supaya gaun  Nona Lee selesai tepat waktu."

"T-tapi nyonya, tuan bilang anda harus bersiap-siap. Anda harus ke salon dan  datang tepat waktu."

Jennie tersenyum miring. Merasa jengah dengan perintah suaminya yang selalu mengekangnya.

Perlu diketahui, hampir semua karyawan Jennie di butik ini tunduk atas perintah Kim Daejoon. Jika kau bertanya mengapa, maka jawabannya karena Kim Daejoon lah pemilik sebenarnya dari butik yang Jennie kelola ini.

Jennie Kim hanyalah diperintahkan untuk mengkoordinir butik ini. Karena sejatinya wanita itu tak berasal dari kalangan pebisnis atau orang kaya. Dia hanyalah seorang anak perempuan yang mendapatkan nasib kurang beruntung sebab disaat usianya yang menginjak dewasa, kedua orang tuanya ini menjual dirinya pada Daejoon sebagai ajang pelunasan hutang. Tentu saja ia sangat sakit hati dengan keputusan orang tuannya yang seolah-olah membuangnya begitu saja. 

"Itu urusan nanti. Aku bisa bersiap-siap sendiri dan datang tepat waktu. Tenanglah, kau jangan mengkhawatirkanku, Eunbi." ucap Jennie dengan santainya.

Tetapi siapa sangka jika dibalik nada yang kelewat santai itu terdapat kekhawatiran yang bersembunyi di balik senyumnya.

...

"Tuan," panggil seseorang dari luar ruangan yang seketika membuat Taehyung teralihkan dari layar gadgetnya.

"Masuk saja," serunya yang kemudian kembali menggulirkan layar ponselnya yang menampilkan salah satu akun media sosial yang meliput berita tentang Jennie.

Heran, sedari tadi ia tak bisa menemukan akun pribadi wanita Kim itu. Sudah hampir setengah jam ia habiskan untuk membaca setiap berita yang meliput tentang Jennie Kim, tetapi tak ada satupun yang menyebut akun media sosial milik wanita cantik itu.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang