34. Unexpected

625 101 33
                                    

Jennie semakin dibuat meringis saat permintaan maaf Daejoon justru membuat hatinya teriris.

Kesempatan?

Apa dia layak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan setelah sedalam ini luka yang ditimbulkannya?

Wanita itu tak menjawab. Hati dan pikirannya memberontak. Di satu sisi, ibunya selalu mengajarkan untuk memaafkan orang lain tapi di sisi lain jiwanya tak terima atas semua perlakuan Daejoon padanya. Bukan hanya fisiknya yang lelah, tapi juga mentalnya.

Akhirnya setelah beberapa detik berlalu dengan buliran bening menghujani pipinya, wanita itu memberanikan untuk bersuara.

"Maaf Daejoon, aku tidak bisa," katanya dengan bibir yang bergetar.

Ia takut jika ucapannya ini akan membangunkan singa di dalam diri Daejoon. Sebab ia paham betul bagaimana respon suaminya ini jika ia mengungkapkan pendapat yang salah.

"K-kenapa?" tanya Daejoon.

Terlihat jika ada kekecewaan pada pria tersebut. Ya, dari mata, gestur dan juga raut wajah mengungkapkan hal demikian.

"Apa karena janin di kandunganmu?" Daejoon bertanya sembari menaikkan dagunya ke arah perut Jennie yang masih rata.

Detik itu juga Jennie melihat ke arah perutnya, kemudian beralih menatap Daejoon dengan teduh.

"Ya."

"Jadi karena itu kau menolakku?Jennie, jika kau mempermasalahkan itu, maka jangan khawatir. Aku siap bertanggung jawab atas kehamilanmu. Aku juga bersedia menjadi ayah bagi anak itu. Lagipula, anak itu memang berada di dalam kandunganmu di saat kau masih menjadi istri sahku. Jadi secara hukum, anak tersebut akan menjadi anak kita. Semua orang tidak akan tahu jika anak itu adalah anakmu dengan Taehyung."

Mendengar hal tersebut Jennie lantas menggelengkan kepalanya cepat. Ia tak setuju perihal Daejoon menyebut janin yang ada di kandungannya ini sebagai anak mereka.

Tidak.

Dia tidak mau buah hatinya memiliki ayah seperti Daejoon.

Pria itu mengerikan.

Akan bagaimana jadinya jika anaknya diasuh oleh Daejoon?

Cukup dia saja yang pernah mendapat perlakuan buruk.

Janin di kandungannya ini harus terlahir dengan keluarga yang harmonis. Dan itu adalah rencananya dengan Taehyung.

"Terimakasih. Tapi, maaf... Aku tetap tidak bisa Daejoon."

"Apalagi alasannya Jennie Kim? Apa kau takut aku akan bersikap kasar seperti sebelumnya? Tidak, aku sudah berjanji akan merubah menjadi lebih baik lagi. Jadi, berilah aku kesempatan. Mari kita hidup bersama dengan anak itu juga."

Seketika Jennie memegangi perutnya. Rasanya tak rela jika hal itu terjadi.

"Sekali lagi maaf Daejoon, aku tidak bisa. Anak ini membutuhkan ayah kandungnya dan juga-"

Jennie menggantungkan kalimatnya. Bibir bawahnya ia gigit karena ragu untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

Tapi setelah memberanikan diri, dia pun kembali mengambil ancang-ancang untuk berbicara.

"Aku mencintai Taehyung."

Kalimat tersebut membuat suasana berubah menjadi dingin. Keduanya terdiam dengan kontak mata yang tak terputus.

"Aku sangat mencintainya. Aku menemukan definisi cinta pada dirinya. Apa yang dia lakukan semuanya membuatku nyaman."

Daejoon menjatuhkan kedua bahunya. Wajahnya tertekuk dengan alis tertaut mengisyaratkan kesedihan.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang