26. Cooperation

789 119 23
                                    

Darimana dia tahu?

Pertanyaan tersebut seketika meuncul dibenak Taehyung. Jujur ia terkejut ketika Daejoon secara tiba-tiba menuduhnya. Tetapi, demi menutupi kebenaran sekaligus untuk melindungi Jennie, dia memilih mengunci mulutnya rapat-rapat.

Taehyung yakin jika Daejoon menanyakan Jennie itu karena ada maksud lain.

"Dia? Dia siapa?" tanya Taehyung balik.

"Arghh! Bajingan! Tidak usah pura-pura tidak tahu bodoh! Kau pergi bersama Jennie kan?"

"Noona? Tidak. Hyung kau apa-apaan? Jangan menuduhku sembarangan! Aku di kantor seharian ini, bahkan aku harus lembur dan baru bisa pulang sekarang," tukas Taehyung mencoba untuk bersabar meski sebenarnya ingin sekali meninju wajah pria di depannya.

"Jangan mencoba membohongiku! Kau pergi dengannya ke mall tadi siang."

Meski dibenaknya tersulut api, Taehyung tetap bersikap biasa-biasa saja seolah dirinya sama sekali tidak berbohong.

Yang lebih muda lantas mendecih, kemudian melepaskan cengkeraman kakaknya dengan kasar.

"Hey! Setelah mabuk itu sebaiknya tidur, bukan seperti ini? Bicara ngelantur!" kata Taehyung sembari menuding penuh penekanan di dahi Daejoon.

"Kau pernah dengar jika di dunia ini kita mempunyai 7 orang yang mirip dengan kita? Nah, mungkin saja yang kau lihat di mall itu seseorang yang mirip denganku. Lagipula buat apa aku ke mall dengan istrimu?! Ck, ada-ada saja," Taehyung lantas tersenyum pongah, terlebih lagi melihat keadaan Daejoon yang tampak kacau dengan wajah kebingungan layaknya orang bodoh.

Taehyung berani bertaruh, pasti kakak tirinya ini telah menghabiskan banyak botol alkohol hingga kesadarannya nyaris hilang.

"TAEHYUNG!!"

Daejoon membentak, tak terima dengan apa yang Taehyung lakukan tadi.

"APA?! KAU AKAN TETAP MENUDUHKU? CIH, KALAU KAU TIDAK PERCAYA TANYAKAN PADA ASISTENNKU. KEMANA SAJA AKU PERGI HARI INI? SIAPA SAJA ORANG YANG AKU TEMUI?"

Decakan kesal keluar dari bibir Taehyung usai mendorong Daejoon hingga pria itu mundur beberapa langkah ke belakang.

"Heran, kalau punya masalah itu dibicarakan baik-baik, bukannya main fisik seperti yang sering kau lakukan! Lihat, bahakan istrimu sendiri memilih pergi meninggalkanmu," cercah Taehyung diakhiri dengan senyum mengejek.

Selesai mengatakan hal tersebut, Taehyung memilih enggan masuk ke rumah ini. Ia sudah muak dengan Daejoon.

Memang paling benar aku tidur bersama Jennie di apartemen, pikirnya tepat sebelum meninggalkan Daejoon yang meneriaki namanya berulangkali.

Persetan dengan Daejoon, ia tak peduli.

...

"Eoh, kau sudah bangun?"

Jennie dibuat menoleh saat sosok pria dengan muka bantalnya itu keluar dari kamar dengan rambut berantakan.

Anggukan pelan Taehyung lakukan sebagai balasan, ia sebenarnya masih mengantuk namun bunyi getar ponselnya memaksa ia untuk segera bangun.

Nanti ada rapat dengan para pemimpin perusahaan pukul jam 2 siang nanti. Dan sekarang ia masih punya waktu kurang lebih 2,5 jam untuk bersiap-siap.

Pria dengan celana pendek dan kaos tanpa lengan itu ikut menjatuhkan bokongnya di samping Jennie usai meneguk satu gelas air putih.

Kepalanya ia letakkan di bahu wanitanya. Bibirnya mecebik, pertanda kesal karena harus terbangun. Jujur saja, ia masih belum puas tidur karena sepulang dari rumah Daejoon itu pukul 4 pagi dan dia mulai bisa tidur pukul 4.30 hingga pukul 11.30 ini ia baru membuka matanya.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang