05. Big Mouth

1.6K 207 8
                                    

Jauh dari yang Jennie bayangkan sebelumnya, suasana di dalam mobil ini terasa amat canggung. Ah sebenarnya hanya perasaannya saja. Sementara pria bermarga Kim ini bersikap biasa-biasa saja bahkan seperti tidak pernah bertemu sebelumnya karena sosok di sampingnya ini tak menyinggung apapun perihal kejadian beberapa hari yang lalu.

Apa secepat itu dia melupakannya?

Ah tapi tetap saja aku merasa tidak enak karena telah menolak permintaanya.

Wanita itu memilih diam sejenak, membiarkan otaknya berperang dingin untuk memutuskan keputusan yang akan ia lakukan. Bukan apa, hanya saja terasa  ada yang mengganggu jika ia tidak segera mengutarakan permintaan maafnya—lagi.

"Taehyung-ssi." / "Noona."

Atas ucapan yang bersamaan itu membuat keduanya membeku.  Jennie tersenyum canggung, pasalnya Taehyung kini terkekeh menanggapi apa yang barusan terjadi.

"Ah maaf, kau bicara saja dulu."

"Tidak-tidak, Noona dulu yang bicara. Ada apa hm?"

Akibat kalimat Taehyung barusan dan juga senyum tipis yang terukir diwajah tampannya, Jennie memalingkan wajah. Itu semua sukses membuatnya semakin gugup. Terbukti jantungnya kini berdetak lebih cepat.

Menarik nafasnya panjang, kemudian Jennie menolehkan kepalanya. Mencoba mengutarakan perasaannya.

"Eumm... Perihal jas itu— aku minta maaf. Aku tidak tahu jika kau adalah adik suamiku."

Rasanya Taehyung baru saja dihantam ombak besar ketika kembali mendengar wanita di sampingnya mengklaim Daejoon sebagai suaminya.

Dengan terpaksa sudut bibirnya ia tarik ke atas, mengukir senyum simpul.

"Aah tidak apa-apa Noona. Aku justru senang melihat Daejoon Hyung memakai jas itu. Dia sangat cocok. Kau hebat dalam mendesainnya," ucap Taehyung membuat Jennie sedikit tersipu.

"Ah terimakasih," sahut Jennie menanggapi pujian yang Taehyung berikan. Kemudian suasana kembali hening. Perkataan Jennie tadi berhasil mematikan obrolan mereka.

Tetapi di sisi lain, Taehyung tak kenal menyerah. Keinginannya untuk dekat dengan kakak iparnya ini begitu tinggi. Maka dari itu ia sangat memaksa otaknya untuk mencari topik obrolan.

"Noona," panggil Taehyung setelah mendapat sebuah ide.

Pria Kim itu menoleh sekilas pada Jennie yang entah bagaimana bisa tampak terkejut karena suaranya.

Eoh, sebenarnya apa yang dia pikirkan? Apa aku baru saja mengganggu acara melamunnya?

"Ngomong-ngomong, apa Noona akan lembur di butik?"

Bodoh, itu pertanyaan klise Taehyung!

Seketika Taehyung merutuki dirinya sendiri karena mulutnya mengucapkan pertanyaannya retoris.

"Sepertinya akan seperti itu," balas Jennie dengan singkat.

"Memangnya lembur karena apa? Bukankah itu akan melelahkan untukmu? Kau baru saja pulang dari acara dan langsung menggarap pekerjaan."

Jennie tersenyum tipis, membuat gelinyar aneh kembali merambat di sekujur tubuh sang pria.

Shit, kenapa senyumnya penuh sihir seperti ini?

"Sudah menjadi tanggung jawabku karena pesanan klien akan segera diambil. Jadi mau tidak mau aku harus lembur."

"Ah pantas saja kau terlihat sibuk sejak memasuki ballroom hotel tadi."

Celetukan Taehyung tadi menyita perhatian Jennie sepenuhnya. "A-apa kau melihatku saat datang tadi?"

"Iya Noona. Kau terlihat tergesa-gesa sampai-samapi kau tidak mendengarku yang memanggilmu."

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang