Suara berat yang terdengar menginterogasi itu seketika membuat Taehyung memutar tubuhnya. Dilihatnya presensi sang kakak yang tampak mengintimidasinya.
"Aah itu... Jari Taehyung terluka, dan aku berusaha mengobatinya," celetuk Jennie.
"Terluka? Karena apa? Bagaimana bisa terluka?"
Rentetan pertanyaan seketika menghujani mereka berdua. Taehyung tentu tahu, tabiat kakaknya yang selalu menjadi orang yang kritis, diktator, dan egois. Maka dari itu ia mengambil ancang-ancang untuk bersuara.
"Bukan luka yang serius Hyung, hanya tergores pisau saja saat memotong wortel."
"Memotong wortel? Untuk apa?" tanya Daejoon sekali lagi.
"Untuk dimasak. Jennie Noona mengajak kami untuk makan siang sini. Dia juga yang akan memasak. Dan karena porsinya banyak, jadi aku membantunya. Tetapi karena kecerobohanku, jadinya seperti ini," Taehyung menunjukkan jarinya yang masih kemerahan.
Daejoon diam, tak peduli dengan luka yang Taehyung dapatkan. Kali ini sorot matanya beralih pada Jennie. "Seharusnya kau tidak perlu memasak. Kau bisa order makanan saja untuk mereka. Ingatlah, nanti kau ada acara yayasan," ucapnya tepat sebelum mengambil langkah pergi.
Namun belum genap dua langkah, suara Taehyung menginterupsinya untuk kembali. "Hyung, kau tidak ikut makan siang bersama?"
Daejoon mengernyitkan salah satu alisnya, sedikit heran mengapa Taehyung tiba-tiba saja mempedulikannya. Tetapi satu detik setelahnya ia ingat akan kesepakatan mereka, dimana akan bersikap baik-baik saja ketika ada orang lain. Tak terkecuali dengan Jennie.
Wanita itu diharapkan tidak boleh mengetahui hubungan kesenjangan diantara dirinya dan juga Taehyung.
"Tidak. Ada dokumen yang tertinggal dan aku juga harus kembali ke kantor. Jadi kalian saja," balasnya yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkan kakinya ke ruang kerjanya.
Kepergian Daejoon tadi tak membuat Jennie melupakan aktivitas sebelumnya. Wanita itu kini menatap jari Taehyung yang masih sedikit mengeluarkan darah.
"Taehyung-ssi, mari aku obati dulu," tuturnya dan kemudian lengan Taehyung menjadi objek utama Jennie. Wanita itu menarik lengan Taehyung supaya sang empunya tangan mengikutinya.
Sungguh Taehyung tak pernah menyangka, kakak iparnya ini akan memperlakukannya seperti ini. Mulai dari menghisap jarinya yang berdarah, menarik lengannya dan mengobatinya dengan telaten.
Mimpi apa aku semalam? tanya Taehyung dibenaknya.
...
"Lain kali, jangan pedulikan mereka. Mereka itu hanya orang lain, buat apa kau mengajaknya makan siang di sini," nada ketus keluar dari mulut Daejoon.
Ah pria itu agaknya tidak suka dengan kehadiran orang lain di rumahnya. Bohong jika sebelumnya ia bersikap seolah menerima keputusan Jennie yang mengajak mereka makan siang. Ia tentu tidak suka jika ada orang lain yang menapakkan kaki di rumahnya. Terlebih jika orang itu tak sebanding dengan status sosialnya.
"Memangnya kenapa tidak boleh? Aku hanya mengajaknya makan siang. Mereka pasti lapar setelah mengemasi barang-barang Taehyung."
"Siapa peduli? Mau mereka lapar, atau haus itu urusan mereka. Kau tak seharusnya mengurusi mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfiction(END)"Apakah salah jika aku mencintai adik iparku sendiri?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di kepala Jennie. Entah mengapa perasaan aneh itu menimpanya setelah tak sengaja bertemu dengan Taehyung. Lambat laun, perasaannya ini membuatnya dilema...