My Ex Like Jerk (2)

4.3K 198 3
                                    

Seluruh tubuhnya lemas, tak bisa kabur, melangkah maju juga rasanya susah karena tertahan oleh sosok dibelakang perempuan hoodie berwarna hitam.

Ada alasan mengapa lelaki itu sampai menghampiri gadisnya. Saat gadisnya bersiap-siap menuju supermarket bersama Mama Maudy, ia geram melihat gadis itu memakai pakaian kurang bahan yang bisa memancing para cowok lain melihat paha putih mulus itu.

Daniel melepas jaket dari tubuhnya lalu memgarahkan kedua tangannya ke pinggang ramping gadisnya, melilitkan jaket itu agar menutupi sebagian aurat gadisnya.

Seharusnya Maudy mengikuti ucapan Mamanya, ia menyesal, sangat sungguh menyesal memilih sendiri. Perlahan tangannya turun ke arah pinggangnya lalu mengelus tangan Daniel, seolah olah menganggap kalau dirinya masih mencintai lelaki itu.

Tanpa Maudy ketahui, sudut bibir lelaki itu membentuk sebuah senyuman kemenangan, apakah bisa lelaki itu berteriak saat ini? Perlakuan Maudy mengusir segala rencana buruk yang akan ia lakukan. Rengkuhan itu nambah erat disertai kepala Daniel berada pada pundak Maudy

"Merindukan pelukanku, sayang?" Bisik tepat samping telinga Maudy.

Tahan. Tahan. Maudy menahan gejolak amarah. Ia tidak boleh kalah, cowok itu sudah pasti mudah kelabui dengan melakukan hal hal romantis. Membalas pelukan cowok itu, terus memberikan senyuman manis, dan membalas tiap tutur kata cowok itu. Sungguh memuakkan!

"Enggak ke kantor?" tanya Maudy berusaha melepaskan rengkuhan  pinggangnya. Setelah berhasil, ia membalikkan badan, menebarkan senyum tipis dengan mengelus rahang Daniel. Akting yang bagus, Maudy. Itulah hasil  perjuangan Maudy mengikuti les akting selama 2tahun setelah mengenal Daniel, tentunya tanpa Daniel ketahui

Daniel menggapai tangan Maudy, mengelus pelan lalu mengenggam kuat. "Apakah kamu mulai mencintaiku? Rasanya kamu terbiasa akan perlakuanku, perubahan cukup baik, sayang"

Maudy menggeser badannya samping Daniel tanpa melepaskan genggaman kedua tangan mereka berdua. Seusai membayar belanjaan, Daniel mengiring langkah kaki Maudy menuju rak snack, memilah cemilan untuk kekasihnya, memasukkan dalam trolly belanja. Sementara itu, Maudy menggedarkan pandangannya dengan rauk wajah sedikit panik. Ia takut kedua kalinya Mama Maudy melihat lalu melaporkan perbuatan Daniel ke Papanya. Bukankah itu bisa membuat Maudy menjauh secara cepat dari Daniel?

Ah, Maudy tidak bisa memikirkan resiko semakin besar dan parah setelah Papanya menjauhi Daniel dari anak gadisnya. Papanya punya satu cara sementara Daniel memiliki seribu cara mendapatkan kembali Maudy. Akibat melamun hingga ucapan Daniel bagaikan angin lalu, lelaki itu mengecup keningnya kemudian membelai wajah Maudy.

"Memikirkan cara lain berusaha kabur dariku? Singkirkan rencana buruk itu, sejauh apapun kamu menjauh aku bisa menemukanmu detik itu juga. Karena menjadi milikku tidak akan menjadi milik orang lain, hingga kita berpisah aku tetap mencintaimu tak seperti orang bajingan lainnya." Pandangan Daniel seintens itu menatap-membelai wajah cantik gadisnya seakan ingin memakan untuk dirinya sendiri.

"Kita sudah putus. Berhenti mengangguku, banyak gadis luar sana membutuhkan lelaki seperti kamu, Daniel. Bukan aku, bukan. Aku hanyalah gadis biasa dan akan dipandang semena mena oleh keluargamu. Aku mohon, berhenti mengancamku" keluh Maudy seraya menjauhkan tangan Daniel dari wajahnya, namun Daniel memindahkan tangannya ke pinggang lalu merapatkan tubuh Maudy kedalam pelukannya.

Tak perduli akan sekitar, Daniel memeluk Maudy. Gadisnya ini akan menjadi miliknya selamanya, calon istrinya dan Daniel pastikan hanya Maudy seorang.

"Sayangku, aku senang melihatmu kembali. Kamu tahu seberapa kuat aku menahan tidak menemuimu?"

"Daniel, please stop. Kita udah putus"

"Jangan berani berkata seperti itu, Maudy. Hubungan ini tidak akan berakhir, milikku tetap milikku, kau sudah memasuki ruang kehidupanku maka tanggung jawablah Maudy. Jangan seenaknya melangkah menjauhiku"

Rasanya ia ingin menangis. Ia berharap seseorang memisahkan Maudy dari jeratan kejam seorang Daniel. Maudy tidak tahan semua ancaman Daniel.

"Manusia kadang berubah, Daniel. Kamu seperti itu, kan?"

Daniel mendesis, "Pikiranmu terlalu naif supaya aku menjauhimu. Manusia kadang berubah semakin kejam saat miliknya ingin menjauhinya. Itulah aku, maka pikirkan baik-baik sebelum melangkah, sayang."

"Bajingan. Aku bukan milik siapapun!" Bentak Maudy

Daniel tertawa kecil, yang mengantar Maudy sedikit takut, lalu tanpa Maudy ketahui, Daniel menuntun Maudy keluar dari supermarket menuju mobil.

"

Dark ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang