He Is My Classmate

2.9K 148 7
                                    

"Siapa yang nyuruh lo sekelompok sama dia?"

Seluruh penghuni kelas yang tadinya ribut memilih anggota kelompok seketika hening waktu seorang lelaki mengeluarkan kalimat terpanjang sejauh ini. Hening. Sunyi. Seluruh mata menatap objek lelaki itu yang menatap seorang cowok juga..

Brak!

Kursi yang cowok itu duduki terlempar jauh bersamaan dengan tubuhnya. Sementara cowok dalam kelompok merasa heran sekaligus jengkel akan perlakuan orang tersebut. Meskipun jengkel, mereka tidak bisa berbuat apa apa apalagi menahannya. Mereka hanya mahasiswa biasa dengan bantuan beasiswa.

Sasaran selanjutnya ketiga cowok itu, sebelum mendapat perlakuan sama mereka langsung memisahkan diri dan membuat kelompok baru. Jeritan serta pekikan dari penghuni kelas sangat memekik telinga karena lelaki tinggi serta bahu lebar mendekati salah seorang perempuan yang tertunduk. Kegaduhan terjadi pun tidak digubris oleh perempuan berambut pendek tersebut.

Dengan cepat, Sarga melepas earphone dari telinga Jane sehingga ia mendonggak mencari tau siapa telah mengusik ketenangannya.

Namun, dahinya mengernyit keheranan mendapati sosok lelaki yang berbeda dari sebelumnya. Ia menoleh ke kanan dan tidak melihat siapapun.

"Sekelompok sama gue"

Jane membalikkan badannya hendak menjauh dari Sarga tiba tiba ditarik secara paksa duduk kembali. Masih dalam posisi shock, Jane memaki lekaki itu.

"Lo siapa?! Teman kelompok gue bukan lo"

Kini posisi wajah Jane sangat dekat dengan wajah Sarga sehingga ia dapat melihat sangat jelas wajah cantik milik calon pacarnya yang telah ia sukai semenjak semester 1.

Rasanya Sarga ingin menghentikan waktu agar terus bersama gadis pujaannya.

"Pengen tau siapa gue?"

Sekuat tenaga Jane melepaskan diri dari cekalan kuat Sarga. Sarga tetaplah Sarga. Tidak mudah melepaskan mangsanya begitu saja.

"Kalau lo tidak punya temen kelompok, lo bisa gabung sama Raya sana. Slot buat lo selalu siap sedia. Gue gak butuh tambahan anggota lagi."

"Tapi gue maunya sama lo. Bagaimana dong?"

"Anjing. Lo-"

Cup!

Teriakan para cewek kian menguasai ruangan itu setelah Sarga mengecup ujung bibir Jane yang telah berani berkata kasar.

"Gue punya anjing. Lo maunya yang betina apa jantan?"

Jane melotot tak percaya.

"Bisa berhenti usik gue, hah? Kenapa malah gue yang lo suka jailin. Noh Raya yang lo usik. Bukan sama gue." Sarga menikmati ocehan Jane yang menurutnya sungguh mengemaskan. Bibir kecil nan tipis itu terus bergerak mengeluarkan kata per kata dari mulutnya.

Sarga membentuk senyuman kecil dengan tatapan penuh damba. Mahasiswa yang diluar kelas tak tinggal diam, memilih mengeluarkan ponsel dan memotret wajah Sarga.

"Tapi gue maunya jailin lo. Berarti gue harus lakuin, bukan ke Raya."

"Itu menurut lo! Yang harus lo deketin itu Raya. Dia suka lo. Lo suka dia. Kalian cocok!"

Mendengar kata cocok yang disandingkan bukan dengan Jane membuat marah Sarga naik. Rahangnya mengeras. Tatapannya yang tajam menembus iris mata Jane hingga perempuan didepannya menyadari perubahan emosi Sarga.

"Cocok?" Desis Sarga.

Jane mengangguk. "Orang juga pada setuju lo sama Raya. Jadi berhenti deket sama gue. Gue udah punya cowok"

Dark ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang