30

9 2 7
                                    

Jaehyun terlihat gelisah, sedari tadi dia hanya mantap layar ponsel nya yang berwarna hitam. Sesekali menghela nafas, helaan yang sungguh membuat yang mendengarnya pun ikut frustasi.

"Kau ini kenapa sih? Dari tadi menghela nafas terus. Apa kau menderita gangguan pernafasan?" Ucap Doyoung yang memang sedang bersama Jaehyun di ruang makan.

Jaehyun kembali menghela nafas, dahinya mengerut.

"Deran tidak membalas pesan ku" gumam Jaehyun tidak jelas.

"Hah? Kau bicara apa?"

Doyoung mendekat kan telinganya tapi Jaehyun tidak merespon nya, tak berapa lama ponsel Jaehyun menyala, notifikasi pesan masuk.

Dengan cepat Jaehyun mengambil ponsel nya, dan senyuman lebar merekah di bibirnya.

"YES!!" seru Jaehyun dengan semangat.

Tanpa menghiraukan Doyoung yang menatapnya heran, Jaehyun langsung berlari kearah kamarnya.

"Dasar gila" ucap Doyoung sambil memakan potato chips nya.



*****



"Mau bertemu dengan ku? Sesuai janji ku, aku akan membelikan mu makanan sebagai tanda terima kasih"

Deran mengernyit saat membaca pesan masuk.

"Jaehyun?"

Yha, orang yang mengirim pesan itu Jaehyun. Tanpa sadar sudut bibir Deran terangkat.

Tangan nya dengan sigap mengetik balas, namun tertahan saat sekretaris nya datang dengan tumpukan berkas ditangan nya.

"Kau tidak lupa rapat hari ini kan, Presdir?" Ucap Choya, sekretaris Deran.

Deran menyimpan ponsel nya dan menatap Choya.

"Tentu"

"Ya sudah bersiaplah"

Alis Deran menikuk, dia bingung. Mengingat rapat akan dilaksanakan jam tiga sore tapi kenapa harus bersiap dari sekarang? Bukan kan ini baru jam satu siang?

"Masih tersisa dua jam lagi, santai saja" ucap Deran sambil ngecek berkas yang tadi dibawa sekretaris nya itu.

Choya mendekat, tangan nya terangkat menyentuh kening Deran.

"Tidak panas" ucap nya dengan bingung.

"Kau sedang apa sekretaris Shin?"

"Memeriksa mu, kurasa kau kurang sehat"

Choya kembali mengecek suhu badan Deran, siapa tau Bos nya itu sedang demam.

"Aku baik baik saja. Kau ini kenapa sih?" Seru Deran sambil menyingkirkan tangan Choya yang masih setia menempel di kening nya.

Choya mengernyit, "Ini kan sudah jam setengah tiga, kau tidak tau?"

Deran melirik jam dinding yang berada di samping kanan, matanya membulat sempurna.

"Ya Tuhan!! Ayo cepat bersiap, kau sudah menyiapkan berkasnya kan?" Ucap Deran dengan panik

Choya yang melihat itu pun menatap nya malas. Lalu mengacungkan sebuah map yang sedari tadi dia pegang.

"Kau meremehkan ku?"

Deran hanya cengengesan saat mendengar ucapan Choya.

"Khm.. baik lah ayo kita ke ruang rapat" seru Deran lalu merangkul Choya, memang Choya sedikit lebih pendek daripada Deran.

Choya mendengus "Ck, singkirkan tangan mu itu. Berat!"

Tanpa kata Deran langsung menurun kan tangan nya yang berada di pundak Choya.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang