38

4 0 0
                                    

"Hallo Oppa?"

Deran menoleh ke arah Choya saat mendengar Choya menjawab panggilan telepon.

Matanya memicing, saat mendengar Choya memanggil orang tersebut dengan panggilan Oppa.

'Apa itu kekasih nya?'  monolog Deran, dia sebenernya penasaran ingin melihat siapa yang menelpon Choya saat ini.

Tapi dia urungkan karena gengsi, padahal handphone Choya berada di dashboard mobilnya.

"Kau sedang bersama Kim Deran?"

Deran mengerut saat namanya di panggil, kerutan di dahi nya semakin dalam. Beberapa detik kemudian dia tersadar. Bahwa itu suara dari Kakaknya, Kim Ten.

Choya melirik Deran sekilas sebelum menjawab pertanyaan Ten..

"Hm, ada apa? Dia tidak menjawab panggilan mu lagi?" Ucap Choya.

Deran tersentak, dia tidak merasa ada yang menghubungi nya. Bahkan sedari tadi ponselnya begitu sepi.

Dia pun memeriksa ponselnya, dan ternyata ponselnya mati karena kehabisan baterai. Deran menepuk jidatnya cukup keras karena merasa sangat bodoh.

"Bisa tolong kau berikan sebentar pada Deran?"

Choya menyuruh Deran mengambil ponselnya, dengan sigap Deran mengambil ponsel itu dan menonaktifkan loud speaker nya.

"Hm?"

"Kenapa ponsel mu tidak aktif?"

"Oh itu... Baterai ponsel habis" ucap Deran sambil cengengesan.

Choya yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya, kebisaan sekali baterai ponsel tidak diperiksa.

"Besok kau pulang ke rumah yah, kita makan bersama"

"Oh? Besok? Tumben sekali, memangnya kau tidak sibuk?"

"Eh? Omong-omong Oppa tau dari mana aku tidak di rumah?"

" Bunda memberi tahu ku."

"Tentu saja sibuk, tapikan sebentar lagi akan ada konser MS Town jadi aku ingin makan bersama kalian dulu"

"Ah, benar tiga hari lagi kan yah?" Ucap Deran sambil melihat tanggal di kalender digital di dashboard mobil nya.

"Hm, kau harus datang. Aku tidak mau tau"

"Okay, pulang kerja yah. Kau tau sendiri adik mu yang cantik dan lembut ini orang sibuk".

"Ingin ku pelintir saja hidung mu itu"

Deran tergelak saat mendengar jawaban kakaknya itu.

"Hahahah, hidung mancung ku nanti bengkok"

"Ck, kau ini. Pokoknya kau harus pulang!"

"Siap kapten, tolong segera di siapkan hadiah untuk adik mu yang cantik dan baik hati ini"

"Sudah punya penghasilan sendiri juga, masih saja meminta hadiah. Dasar."

"Tentu saja itu beda" Deran terkekeh.

Ten mendengus, Mendengar itu Deran terkikik geli.

"Jangan lupa, kau ajak Choya juga."

Deran melirik Choya yang masih fokus menyetir, Choya yang merasa ditatap itupun melirik sekilas dengan kedua alis bertaut.

"Baiklah. Aku tutup yah, sebentar lagi sampai"

"Kalian dari mana malam-malam begini?"

"Rahasia~~~"

Tanpa menunggu jawaban, Deran mengakhiri sambungan teleponnya, lalu dia mengembalikan ponsel Choya.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang