39

4 0 0
                                    

Jaehyun sebenarnya sedikit ragu untuk mengubungi Deran, sebab selama ini dia hanya mengirim pesan saja dan ini pertama kali nya dia ingin menelepon Deran. Dia menghembuskan napas sejenak untuk menetralkan rasa gugup nya.

Dan akhirnya Jaehyun menghubungi, Deran tanpa menunggu lama Jaehyun sudah mendapkan kan jawab.

“Hallo”

Jaehyun sedikit terperanjat karena mendengar suara Deran baik langsung atau di telepon suara Deran tetap sama, tidak ada perubahan yang besar.

“Oh? Hallo”

“Ada apa Jae? Tumben sekali kau ingin menghubungi ku?”

“Eh? Itu…”

Jaehyun memegang telinga nya yang sudah memerah

“Hm?”

Sial, kenapa hanya mendengar Deran mengucapkan hm saja kau jadi seperti ini Jung Jaehyun. Memalukan’ monolog Jaehyun sebelum menjawab lagi.

“Ehhem, itu…. Apa hari kau ada waktu? Ada yang mau aku berikan”

Deran tidak langsung menjawab, dan itu membuat Jaehyun sedikit tidak tenang.

Memang akhir-akhir ini dia terbilang cukup sering mengajak Deran bertemu. Tapi yah… begitu selalu saja tidak jadi karena berbagai alasan.

“Hm… hari yah?...”

Jaehyun mengagguk padahal mau begitupun Deran tak akan melihatnya karena mereka sedang berjauhan dan hanya dapat mendengar suara saja.

“Kalau hari tidak bisa..”

Jaehyun menghela napas, sebenarnya dia sudah menduga nya. Pasti hari pun tidak bisa. Padahal kemarin pun Dern tidak bisa.

“Hm, baik lah….” Ucap Jaehyun terdengar lesu.

“Jae….”

Jaehyun mengangkat wajahnya yang semula tertuduk, belum sempat menjawab tapi Deran sudah bersuara lagi.

“Ah! Besok… Iya, bagaimana jika kita bertemu Besok?”

Jaehyun tersenyum cerah, tentu saja dia akan menyetujuinya, bukan kah ini yang dia mau? Walaupun waktunya mepet, tetapi itu tidak masalah asalkan tujuannya tercapai.

“Tentu saja aku mau!”

Jaehyun mendengar Deran terkekeh, dan itu membuat senyum di bibir Jaehyun semakin melebar. Mengemaskan itulah yang Jaehyun pikirkan saat ini.

“Kalau begitu kita bertemu di café…..”

“Rollin”

Jaehyun langsung menimpali kalimat Deran dia juga lebih nyaman jika bertemu di café Rollin.

Jaehyun mendengar Deran tertawa. Dan itu membuat nya malu, karena memotong kalimat Deran secara tiba-tiba.

“Baiklah, kau saja yang tentukan waktunya. Lagi pula kau kan yang sibuk, kalau aku sih besok itu hari libur”

“Hm.. Bagaimana jam tujuh malam? Sekalian kita makan malam, sudah lama kita juga tidak bertemu”

“Tentu”

Jaehyun berjingkrak dan tanpa sadar lengan nya yang sedang cidera terbentur tembok. Seketika tubuhnya terasa tersetrum, dia membekap mulut nya menahan pekikan yang akan keluar dari mulutnya.

Dia tidak mau terdengar oleh Deran, sekuat tenaga dia menahannya, sampai keringat menetes dari kedua pelipisnya. Ingin menangis saja rasanya, tapi dia malu jika sampai terdengar oleh Deran.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang