21

31 6 4
                                    

Deran membuka kacamata nya lalu dia memijat hidupnya pelan, dia terlihat begitu lelah. Launching software semakin dekat pekerjaan Deran pun semakin menumpuk.

Deran menghela napas panjang saat melihat Sekretaris nya membawa setumpuk berkas di tangannya.

"Kenapa tidak selesai-selesai. Punggung dan tanganku sudah hampir mati rasa" keluh Deran sambil melihat tumpukan berkas yang berceceran di atas meja nya.

Cho Ya menaruh berkas di sebelah kiri Deran "Jangan mengeluh, ini kan perkerjaan yang kau mau"

Deran melirik Cho Ya yang sekarang sedang menatap nya. "Aku tahu. Tapi bukankah ini berlebihan?"

"Mengeluh terus tidak akan menyelesaikan pekerjaan, Presdir" ucap Cho Ya membuat Deran mempoutkan bibirnya.

Cho Ya melangkah ke sofa yang berada di ruangan itu lalu dia duduk sambil memakan makanan ringan yang tersedia di meja itu,

Deran melihat Cho Ya begitu santai itu pun mencibir nya "Kau terlihat santai sekali Sekretaris Shin"

Cho Ya mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedang dia mainkan "Oh ya tentu saja, Presdir" ucap Cho Ya seolah itu bukan masalah.

Deran tidak berkata apa-apa lagi, dia kembali sibuk memeriksa berkas yang masih belum selesai itu.

Deran melirik ponselnya yang bergetar, dia mengerut saat melihat nama kakaknya yang tertera di layar ponselnya.

"Tumben sekali dia menelepon dengan panggilan video" gumam Deran.

Choya melirik Deran, dia tersenyum saat pikiran jahil melintas di kepalanya. "Eonnie"

"Hm. Kenapa?" Choya masih sibuk dengan cookies dan ponselnya.

"Tolong angkat telpon ku, aku sibuk" ujar Deran.

Choya memutar bola matanya, lalu dia bangkit dan berjalan ke arah meja Deran.

"Ten Oppa?" Tanya nya saat melihat siapa yang menelpon.

"Hm, cepat angkat. Tapi jangan di sini kau kembali lagi sana ke sofa"

Choya menatap Deran sinis, dia mengambil ponsel Deran dan berjalan kembali ke sofa tadi. Sebelum mengangkat panggilan video dari Ten, Choya merapihkan dulu tatanan rambutnya. Deran yang melihat itu pun mendecih.

"Hallo" Sapa Choya saat sudah menjawab panggilan Ten.

"Oh. Choya, eh benar kan aku menelpon Deran?"

Choya terkekeh melihat Ten yang bingung "Hm, kau benar"

Choya melihat Ten tidak sendiri namun dia bersama teman-teman sepertinya dia sedang ada latihan "Kau sedang ada latihan?"

"Iya, tapi Deran ke man-"

Suara Ten hampir tak terdengar karena teman-teman Ten sangat berisik.

"Hallo, I'm Lucas"

Choya sedikit terkejut saat teman Ten muncul di layar ponselnya dan itu sangat dekat.

"O-oh. Hai"

"Kau siapa? Pacar Ten Hyung?"

Choya terkejut dengan pertanyaan yang Lucas lontarkan, Ten mengambil alih ponselnya lagi.

"Aduh..maaf yha, Cho. Mereka terlalu berisik"

Choya tersenyum maklum.

"Oh ya. Deran kemana?"

Choya melirik Deran sekilas, tapi Deran acuh dia malah sok sibuk memilah berkas di tangannya.

"Dia sibuk. Ada apa Oppa? Ada sesuatu yang mau di sampaikan? Bilang saja nanti aku akan sampai kan"

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang