17

26 4 0
                                    

"Kau sudah siap?"

"Tentu saja!! Aku selalu siap"

Choya dan Deran saling bertatapan dengan mata membara.

"Ayo kita mulai" seru Choya

"Hm" Deran mengengguk semangat

"Satu.... Dua ....Tiga"

"Batu Kertas Gunting!" seru meraka bersamaan

"Arghhhh" Deran mengerang kesal

Choya tertawa puas, karena Deran kalah dalam permainan batu kertas gunting barusan

"Ayo siapkan hati dan kening mu" Choya meniup jari-jarinya lalu bersiap untuk menyentil kening Deran

Deran mendengus, Choya sudah siap untuk menyentil keningnya "Yak!! Yak!! Sebentar hatiku belum siap menerimanya" Deran sedikit mundur

"Ck, memangnya aku memintamu untuk menjadi pacar ku, hah? Sampai harus mempersiapkan hati segala. Cepat jangan banyak alasan aku harus menemui menejer yang bertanggung jawab untuk kerja sama kita dengan MS Grup" Choya kembali condong kedepan.

"Tunggu" Deran menghentikan Choya

"Apa lagi. Ya Tahun!!"

"Hari ini? Bukannya kau bilang akan menemuinya besok?" Tanya Deran, sebab tadi Choya bilang sudah tidak ada lagi jadwal jadi mereka memaikan permainan ke kanakan ini dari tadi.

"Tadi dia menghubungi ku, dia bilang untuk membicarakannya sekarang saja. Ya aku mengiyakan nya saja, lagi pula jadwal hari ini tidak terlalu padat"

"Kapan kau akan bertemu dengan nya?" Tanya Deran yang masih menahan Choya dengan kedua tangannya

"Jam 2 nanti. Kenapa?"

"Kau sudah mempersiapkan semuanya?"

"Kau bertanya pada siapa hah? Aku Shin Cho Ya, kau meragukan kemampuan ku?" Choya memutar bola matanya

"Ya siapa tahu, namanya juga sudah berumur. Kadang suka melupakan sesuatu"

Choya semakin kesal, dia langusung menyingkirkan tangan Deran yang berada di depannya.

"Stop!! Kau tidak lihat jam sudah menunjukan pukul 2 kurang 30 menit?"

Choya melihat jam tangan yang melingkar di tangan kurus nya, matanya membulat "Oh My God!!"

Choya langusung menjauh dari Deran dan berjalan cepat.

Deran menghela napas lega "Syukurlah.... Dia tidak jadi menyentilku" Deran mengusap kening nya

Choya berbalik lalu dia menyentil Deran cukup keras.

"Yak!!"

Choya sudah menghilang sebelum Deran memperotesnya.




*****




Choya membolak-balikan berkas yang tadi dia bawa tapi dia begitu terkejut saat surat yang penting malah tertinggal. Dia mengambil ponsel nya.

"Hallo, Kim Deran"

"Ada Apa?"

"Kau bisa antarkan berkas dalam map warna biru yang berada di meja kerja ku?"

Deran menghela napas "Sudah kubilang kan tad-"

Tanpa menunggu kalimat Deran selesai Choya sudah memutus sambungan telponnya secara sepihak.

Deran mengerutu sambil menatap ponselnya yang kembali dengan layar hitamnya "Ingin ku cekik saja rasaya"

Deran bergegas mengambil kunci mobil nya dan kembali menggunakan blazernya yang sempat dia lepas. Berjalan menuju meja Choya, dia mencari berkas yang Choya maksud.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang