23

32 6 5
                                    

Taeyong berjalan sedikit cepat dia takut jika Choya sudah menunggunya, lonceng pun berbunyi. Taeyong memasuki cafe lalu mengedarkan pandangannya, dia tersenyum saat melihat Choya yang sudah duduk dengan manis.

Taeyong berjalan menghampiri Choya, tiba-tiba jantung nya berdebar. Dia memegang dadanya.

"Kau ini kenapa Lee Taeyong?" Gumamnya.

Dia pun semakin dekat, sebenarnya dia canggung. Namun akhirnya memberi salam "Hai! Maaf aku terlambat"

Choya menoleh lalu tersenyum " Tidak, aku juga baru sampai. Silahkan duduk"

Taeyong menuruti perkataan Choya "Kau belum memesan?"

"Iya, aku menunggumu"

Telinga Taeyong langsung memanas, dia mengartikan perkataan Choya berbeda.

Taeyong berdehem, lalu memanggil pelayan. "Kau mau pesan apa?"

Choya sedikit berpikir "Ice mochaccino dan cheese cake"

"Ice Americano"

Pelayan itupun menulis pesanan mereka "Mohon tunggu sebentar" setelah itu dia pergi meninggalkan Taeyong dan Choya.

"Maaf, harus nya aku mengajak mu makan malam. Bukan malam mengajak minum kopi" ucap Taeyong tak enak.

"Tidak apa-apa. Lagi pula seharian ini aku belum kopi" Choya tersenyum.

Taeyong terdiam, dia merasa canggung. Lalu menyentuh wajahnya, dia terkejut saat sadar bawah dia belum melepaskan masker nya.

"Ah maaf, aku lupa melepas masker" ucap nya.

"Tidak apa-apa. Aku kira kau sedang flu atau sakit, mangkanya kau memakai masker"

Taeyong menyimpan masker nya kedalam saku jaketnya "Aku tidak sakit. Aku hanya sedang menyamar"

Choya tertawa "Kenapa?" Tanya Taeyong

"Tidak apa-apa. Repot juga jika kau seorang Idol"

"Kau tahu aku seorang idol?" Taeyong terkejut, padahal pas awal mereka bertemu Choya seolah tidak mengenali nya.

"Aku tahu"

"Tapi saat kita bertemu malam itu kau seperti tidak mengenali ku?"

"Aku tahu kau seorang idol tapi aku tidak mengenal mu. Bahkan kita tidak pernah berkenalan, bagaimana bisa aku mengenal mu?”

"Ah, kau benar. Tahu kalau aku ini idol belum tentu kau mengenal ku"

"Itu yang aku maksud"

Taeyong mengangguk mengerti, pesanan mereka pun datang.

"Terima kasih sudah menunggu, selamat menikmati" ucap pelayan cafe ramah.

Choya hanya tersenyum sebagai balasan, lalu dia menyedot ice mochaccino nya. "Bagaimana luka mu? Apa sudah sembuh?"

"Tentu saja, hanya luka ringan. Lagi pula aku sudah periksa ke dokter, dan tidak ada masalah serius" ucap Taeyong lalu meminum ice Americanonya.

"Aku aku boleh lihat?"

Taeyong tersedak, dia terkejut mendengar pertanyaan Choya. Choya menyodorkan tissue Taeyong mengambil lalu mengelap mulutnya.

"A-apa yang mau kau lihat?"

"Hasil pemeriksaan dokter" ucap Choya enteng.

Taeyong bernapas lega "Ku kira kau ingin melihat apa"

"Ha? Kau bilang apa?"

"T-tidak.. aku bilang kalau aku tidak membawa hasil pemeriksaan dokter"

"Ah.. begitu. Syukurlah jika kau tidak terluka parah, kau ini seorang idol pasti banyak sekali tuntutan pekerjaan dan kau harus selalu terlihat sempurna. Aku khawatir jika kejadian itu membuat pekerjaan mu terhambat."

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang