8

34 5 0
                                    

Ten membuka pintu kamar Deran dengan perlahan, dia takut jika sampai adik kesayangannya terbangun akibat suara keras yang dia timbulkan, berjalan perlahan menghampiri adiknya yang tengah berbaring dengan tenang.

Jam menunjukan pukul 4 pagi tapi Ten sudah rapi dengan pakaiannya, Ten duduk di tepi tempat tidur Deran, lalu mengelus surai kecoklatan adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Ck, tidur mu berantakan sekali" ujar Ten sambil membenarkan selimut Deran.

Ten masih setia mengelus kepala Deran, sambil terus tersenyum.

"Aku tidak menyangka kau tumbuh dengan cepat, gadis kecil ku"

"Apa kau masih ingat saat kau menangis karena ice cream mu jatuh"

Ten terkekeh pelan dan itu membuat leguhan kecil dari Deran.

Ten kembali mengelus kepala Deran lembut dan itu membuat Deran kembali tenang.

Sudah tiga puluh menit Ten berada di kamar Deran tapi dia masih enggan untuk meninggalkan adiknya itu.

"Aku pergi dulu yha, jangan bandel. Harus nurut apa kata Bunda sama Ayah" Ten berbicara dengan Deran yg masih terlelap.

"Jaga diri mu baik-baik"

Ten lalu mencium kening Deran dan itu membuat Deran terbangun

"Oppa" ujar Deran dengan suara seraknya.

"Ah, maaf. Aku membangunkan mu yha"

Deran terduduk lalu mengucek matanya, kening nya berkerut saat melihat penampilan rapi kakaknya.

"Kau mau kemana? Sudah rapi seperti ini?" Tanya Deran sambil menunjuk kearah pakaian Ten, Ten pun tersenyum

"Aku akan pergi ke China untuk promosi album baru" kata Ten sambil mengelus kepala Deran

Mata Deran membulat "Apa? Sekarang?"

"Hm, Sekarang" sekali lagi Ten tersenyum begitu manis.

Deran langsung menyibakan selimutnya lalu bangkit, tapi dicegah oleh Ten

"Mau kemana?" Tanya Ten heran

"Aku mau mandi dan siap-siap"

"Siap-siap untuk apa?"

"Untuk mengantarmu ke Airport"

Deran menyingkirkan gengaman Ten dan berjalan kearah lemarinya.

"Ish, kemana sih handuk ku, apa bunda mencucinya dan lupa menyimpan yang baru" ujar Deran yang sibuk mencari handuk

Ten hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya itu.

"Lagian kau juga kenapa tidak memberi tahukan ku dari awal jika kau akan pergi ke China" lanjut Deran masih sibuk mencari handuk.

"Deran"

Deran melihat Ten yang sedang tersenyum.

"Kata mu tadi kau mau mengantar oppa ke Airport?"

"Iya tentu saja!"

"Dan kau mau identitas mu sebagai adik ku terungkap?"

Mata Deran membulat sempurna dan itu membuat Ten tertawa

"Ah, kenapa aku bisa lupa" ujar Deran dengan bodohnya.

"Ck, kau menyebalkan! Kenapa baru bicara sekarang?! Ah, kepala ku pusing"

Deran kembali duduk di atas tempat tidurnya.

"Salah sendiri langsung bangun tanpa membiaskan dulu kesadaran mu" ujar Ten sambil menyentil kening Deran pelan

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang