13

31 5 1
                                    

Ten berlari kecil kearah pintu saat pendengar suara mobil Deran masuk halaman rumah. Dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah tampannya dia menunggu Deran keluar dari mobilnya.

Saat Deran akan membuka pintu, pintu sudah terbuka dan menampakkan Ten yang sedang tersenyum lebar membuat Deran terperanjat.

"Adik ku, gadis ku, cinta ku, sayang ku. Kau baru pulang kerja sayang"

Ten memeluk Deran erat. Memang sikapnya sedikit gila saat bersama dengan adiknya, Ten begitu menyayangi Deran sampai hal sekecil apapun tentang Deran dia mengetahuinya.

"Astaga Oppa!! Sesak"

Deran mengeliat di dalam pelukan Ten. Itu membuat Ten semakin mengeratkan pelukannya, gemas. Dia gemas sekali dengan adik perempuan nya ini.

"Hey, kau tidak malu. Di sini ada Choya Eonnie" ujar Deran masih dengan berusaha melepaskan diri.

"Hi, Oppa" ucap Choya sambil tersenyum.

Ten melepaskan pelukannya, Deran bernapas lega, lalu dia menghampiri Choya.

"Ah, maaf kan aku. Tadi aku tidak melihat mu" ujar Ten menyesal

"Cih, dia yang mengundang dia yang lupa" cibir Deran.

"Jangan dengarkan burung beo di belakang ku" kata Ten membuat Choya terkekeh.

"Tidak apa-apa, Oppa. Aku mengerti kau sangat merindukan adik mu itu" ujar Choya sambil tersenyum.

Ten mengelus kepala Choya lembut, mata Deran seketika membulat saat melihat apa yang ada di depan matanya.

Dia menghampiri Ten dan Choya, saat ini wajah Choya sudah sangat merah akibat perlakuan Ten barusan.

"YAK!!" teriak Deran tapi tak di hiraukan oleh Ten.

"Dan kau juga Eonnie, kenapa wajah mu merah seperti itu" ucap Deran sambil menunjuk wajah Choya yang memang sudah sangat merah, tapi sama halnya dengan Ten, dia tidak menghiraukan Deran

"Bukan kah burung beo ku sangat berisik, Cho?"

"Kalau begitu, lebih baik kita kedalam saja" lanjut Ten, Choya hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka pun melewati Deran yang sedang menganga melihat tingkah menyebalkan kakaknya itu.

Deran bernapas kasar lalu mengekor dan ikut masuk.

"Bunda.... Adik tercinta dan teman nya yang ku sayang sudah datang" ujar Ten dengan lantangnya.

"Hallo, Bunda" sapa Choya sambil membungkuk hormat.

"Astaga, Choya sudah lama sekali kamu tidak mampir kerumah Bunda. Bagaimana kabarmu, nak?" Ujar Bunda setelah memeluk Choya singkat

"Kabar ku baik, Bunda. Bunda sehat?"

"Seperti yang kau lihat, Bunda sehat"

Choya hanya tersenyum mendengar jawaban Bunda

Tak lama Deran muncul "Aku pulang" Ujar Deran lalu mencium pipi Bunda

"Aduh anak Bunda, kau pasti lelah. Mau mandi dulu?" Tanya Bunda sambil mengelus rambut Deran.

"Iya, aku mau mandi dulu. Eonnie kau mau ikut ke kamar?"

"Tidak!! Choya di sini. Aku ingin mengobrol dengannya" ujar Ten, membuat Deran mendelik.

"Sudahlah"

Deran melangkah pergi kedalam kamarnya. Ten terkekeh melihat Deran yang terlihat kesal akibat ulahnya.

Entah kenapa Ten sangat senang menjahili adik kesayangannya itu.

Boy In LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang