• 22 •

178 20 0
                                    

Sudah beberapa hari sejak Yeji di culik oleh Jeno saat itu. Harusnya hidup Yeji akan tenang setelah bebas dari Jeno, tapi hari hari Yeji makin tidak tenang setelah mendengar kabar kalau Jeno akan pindah ke sekolahnya. Bahkan Jeno membayar kepala sekolah agar dimasukkan ke kelas yang sama dengannya.

Hari ini Yeji pergi ke sekolah dengan lesu. Gara gara Jeno, ia menjadi tidak semangat untuk pergi ke sekolah. Kenapa anak itu harus pindah ke sekolahnya saat beberapa bulan lagi ia akan lulus? Sangat menyusahkan.

"Hai sayang-
Kenapa kamu mukanya kayak gitu?"

Oh ya, Yeji tentu di antar-jemput oleh sang kekasih. Sebenarnya Yeji sudah menolaknya karena kasian melihat Yeonjun yang akan kembali lagi ke sekolah setelah mengantar nya pulang, tapi Yeonjun sendiri yang tetap memaksa akan mengantar Yeji dan bilang tidak apa apa. Yeji lebih milih untuk menurut daripada bertengkar hanya karena hal itu.

"Males mau sekolah, boleh bolos ga?"

Yeonjun menggeleng. "Bentar lagi ujian, kamu harus banyak belajar." Ucap Yeonjun sambil memasangkan helm ke Yeji.

"Kan bisa susulan."

"Kamu mau ulangan sendirian? Gak enak tau, mending sama temen temen. Susah nya bareng bareng." Yeonjun tersenyum, ia mencubit pipi Yeji. Terlalu gemas.

"SAKIT TAU!"

"Haha, ayo naik. Keburu telat nanti." Yeji naik ke motor dengan perasaan kesal, ia sedikit menjauh dari Yeonjun. Yeonjun menyadarinya.

"Kenapa jauh jauh? Sini." Yeji menggeleng.

Yeonjun menghela nafasnya, ia segera menjalankan motornya agar tidak telat. Waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh dua. Bisa bisa telat mereka kalau Yeonjun terus terusan menyuruh Yeji untuk mendekat ke arahnya.

Mereka sudah berada di kelas masing masing, bel belum berbunyi karena belum waktunya. Yeji saat ini sedang duduk di bangkunya sendiri, bisa ia lihat kalau Lia tidak ada di bangkunya, berarti ia belum datang padahal bel lima menit lagi berbunyi.

"Lia kemana sih?" Gumam Yeji pelan.

Bel masuk sudah berbunyi, Lia masih belum datang. Yeji mencoba berpikir kalau Lia terlambat karena bangun kesiangan. Tapi sampai guru masuk pun Lia belum juga datang.

Guru sedang menjelaskan di depan, tetapi Yeji sama sekali tidak memperhatikan nya. Ia sibuk memikirkan Lia saat ini, kenapa Lia tidak datang? Tidak mungkin kan kalau dia masih tidur saat ini?

"Baik anak anak, sudah waktunya istirahat. Jangan lupa kerjakan tugas yang ibu berikan tadi."

Yeji tersentak saat semua orang yang ada di kelasnya berlarian keluar. Ah, sudah jam istirahat. Yeji segera keluar dan melangkahkan kakinya menuju kelas Yeonjun dan Soobin.

Saat sudah di depan kelas, Yeji mengetuk pintunya terlebih dahulu. "Permisi?" Ucap nya.

Yeonjun menolehkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat ia kenali. "Oh Yeji, kenapa kesini?" Yeonjun menghampiri Yeji.

"Kantin yuk."

"Gak sama Lia?"

"Lia nya ga masuk, Jun. Aku ga tau dia kemana."

Yeonjun memiringkan kepalanya tanda tidak mengerti, tiba tiba Soobin datang dan berkata– "Lia nya demam, tadi pagi udah izin lewat chat."

Yeonjun dan Yeji mengangguk, rencananya mereka akan menjenguk Lia setelah pulang dari sekolah. Itupun kalau Yeonjun tidak sibuk, biasanya setiap pulang sekolah, Yeonjun akan dipanggil oleh guru atau siswa lain untuk membantu mereka. Semoga saja Yeonjun tidak sibuk nanti.

Dendam | Yeonjun × Yeji [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang