• 27 •

138 19 0
                                        

Setelah kejadian memalukan yang Yeji alami di mall, mereka segera pulang. Sebenarnya masih banyak yang belum di beli, cuma karena Yeji terlalu malu, mereka bertiga memutuskan untuk pulang.

"Ji, kita mampir ke minimarket dulu ya? Masih banyak yang belum di beli."

"Iya, tapi aku ga ikut. Mau tunggu di sini aja."

Yeji takut ada yang bilang mereka berdua pasangan muda lagi. Iya sih pasangan muda, tapi belum nikah, mereka berdua masih pacaran. Lulus SMA aja belum.

"Yun, ikut ga lo?"

"Ikut!"

Setalah dipikir pikir, mereka benar-benar mirip ayah dan anak. Yeji seketika tersenyum melihat interaksi keduanya.

Yeji memainkan ponselnya sambil menunggu kedatangan Yeonjun dan Yuna, kayaknya bakalan lama sih. Soalnya masih banyak yang belum di beli, dan Yeji juga tidak ikut membantu. Kalau ada Yeji, pasti akan cepat selesai.

"Apa gue susul aja ya?"

Yeji meletakkan ponselnya, ia bimbang.

"Udahlah susul aja!"

Yeji membuka pintu mobil dan berlari masuk ke dalam minimarket. Ia mencari keberadaan sang kekasih, dan dapat. Mereka berdua sedang berada di rak berisi cemilan.

"Udah dapet semuanya?" Tanya Yeji.

"Udah! Tinggal beli cemilan sama cola."

"Okey, gue ambil cola nya. Nanti langsung ke kasir aja ya."

Yeonjun dan Yuna mengangguk, matanya masih melihat ke arah cemilan. Yeji menggelengkan kepalanya, mereka pasti ingin membeli semua merek cemilan yang ada di rak, karena emang cemilan yang ada di rak enak semua. Jadi ya, ada tiga keranjang yang berisi cemilan semua.

Setelah mendapat semua barang yang dibutuhkan, mereka berjalan menuju kasir. Dan wow, totalnya mencapai dua juta lebih. Tak apa, mereka masih sanggup untuk membayar nya.

Mbak mbak kasir nya udah nahan senyum dari tadi, ia kira mereka bertiga adalah keluarga. Menurut mbak nya, mereka itu lucu. Cocok banget deh pokoknya.

"Mbak, suami nya ganteng banget. Udah nikah berapa tahun, mbak?"

Lagi lagi Yeji terkejut, barang barang yang ada di tangannya jatuh ke lantai. Yeonjun, Yuna, dan mbak kasirnya ikutan kaget.

"Maaf ya mbak, kita ini–"

"Udah 5 tahun." Yeonjun memotong ucapan Yeji dengan cepat, ia tersenyum ketika Yeji menatap tajam ke arahnya.

"Kok anaknya udah gede aja? Hamil diluar nikah, mbak?"

"Astaga, mulutnya mbak, tolong!"

Mbak kasir nya makin bingung, kenapa suami dan anaknya ketawa? Apa ada yang lucu? Dia kan cuma nanya, salah ya?

"Udah lah mbak, makasih ya. Lain kali nanya nya yang bener." Yeji main keluar gitu aja habis ngomong ke mbak kasirnya.

Yeonjun tertawa dan segera menyusul Yeji, pasti dia marah. Bukan marah sih, mungkin cuma kesal karena udah dua kali mereka dibilang suami istri, apalagi Yuna yang badan nya jauh lebih besar dari Yeji jadi anaknya.

"Jangan marah dong, mungkin kita jodoh? Makanya orang-orang pada bilang kita suami istri." Yeji dengan cepat mencubit lengan Yeonjun, saat ini ia kesal, dan tambah lagi Yeonjun yang datang tiba-tiba ngeganggu dia.

"Aduh maaf, sakit Ji!"

"Kalian berdua tuh lucu banget, gue kepengen jadi anak kalian deh." Ucap Yuna yang baru masuk ke mobil.

Dendam | Yeonjun × Yeji [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang