Assalamualaikum
Happy reading and jan lupa vote!!
________
Rey melangkahkan kakinya lesu, ia mengambil kotak cincin yang ada di sakunya memandangnya sebentar lalu meletakkannya ke dalam laci meja kerjanya.Sungguh diluar dugaan, ia mengira pilihannya paling terbaik untuknya namun ternyata pilihan orang tuanya adalah yang paling terbaik dan di ridhoi oleh Allah SWT.
'Maaf kak, saya gak bisa. Mmm..saya sudah menerima lamaran dari orang lain'
Kalimat yang gadis itu ucapkan dengan gusar terngiang-ngiang selalu bagaikan kaset yang di ulang-ulang. Rey mengacak rambutnya, perasaannya campur aduk, marah, kecewa, kesal dengan dirinya sendiri namun semuanya sudah tak bisa dielakkan karena inilah takdirnya. Andai saja ia tak terlalu lama berfikir mungkin? kejadian ini bisa diubah.Adzan maghrib berkumandang, Rey melangkahkan kakinya menuju kamar mandi hendak mengambil wudhu, lagi-lagi ia tak berangkat ke mushola, entahlah. Ia melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan berdo'a kepada yang kuasa agar diberi kelapangan dada dan rasa ikhlas atas semua ini.
Di sisi lain, sang gadis yang tadi bertemu dengan Reyhan tengah melamun, masih terbayang bagaimana laki-laki itu memintanya menjadi pendamping hidup dari sosok dokter muda itu.
Flashback & POV Nana
Aku sampai di cafe tempat ku dan kak Rey akan bertemu. Entah hendak apa kak Rey mengajakku bertemu, bikin dag dig dug aja.
Lima menit aku duduk dan terlihat kak Rey berjalan ke arah ku, ku lihat dia tersenyum menambah kesan cool yang ia miliki.
"Assalamualaikum, maaf saya telat dek."
"Wa'alaikumussalam" aku menjawab salamnya dan mengangguk saja. Kak Rey duduk di kursi yang ada di hadapanku. Sebenarnya aku menolak bertemu dengannya bila hanya berdua saja, tapi kak Rey janji tidak akan lama.
"Kamu sudah pesan sesuatu?" tanya kak Rey kepadaku, sepertinya kak Rey sama gugupnya denganku terlihat dari gestur tubuhnya yang tak bisa diam.
"Baru saja saya pesan minuman." jawabku sekenanya, kak Rey mengangguk lalu memanggil pelayan dan memesan minuman miliknya. Kami mengobrol ringan sebentar
"Dek bagaimana menurut kamu jika setelah ini saya datang ke rumah orang tua kamu dan meminta kamu kepada mereka?" Mataku terbelak lebar, bahkan detak jantungku tak terkontrol lagi. Tapi ada satu pertanyaan yang terngiang di kepalaku, bukankah kak Rey sudah memilih teh Anis? Tapi kenapa sekarang berkata seperti itu kepada ku?
Lambaian tangan menyadarkan ku dari lamunan yang tadi datang.
"Maaf, bukannya kakak sudah melamar teh Anis tempo hari?" tanyaku hati-hati takut menyinggung perasaan kak Rey.
"Kalo yang kamu maksud beberapa hari yang lalu mungkin kamu salah sangka. Saya bertemu dengan Anis hendak bertanya sesuatu kepadanya dan mana mungkin saya melamar perempuan yang sudah menerima khitbah dari laki-laki lain." aku terkejut mendengar itu, jadi selama ini aku salah sangka ternyata yang dibilang teh Anis bukan kak Rey tapi orang lain.
"Jadi apa jawaban kamu dek?"
Aku menundukkan kepalaku, inikah takdirnya? Waktu itu aku menerima pilihan ayah untuk melupakan kak Rey, namun nyatanya aku salah paham."Maaf kak, saya gak bisa. Mmm..saya sudah menerima lamaran dari orang lain." jawabku dengan gusar, aku melihat raut terkejut dari kak Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Rey
Разное"Bang, papi ada niat jodohin kamu sama anak sahabat papi, itupun kalo kamu berkenan menerimanya. Sahabat papi juga setuju jodohin anak nya sama kamu. Keputusan kamu apa bang, mau nerima perjodohan ini atau nyari calon sendiri?" "Mami setuju sama pap...