ekstra part 1

860 14 0
                                    

Assalamualaikum
Haihai hime balik lagi di cerita ini
Enjoy dan happy reading all

***

11 bulan sudah hidup yang dijalani oleh baby Attar dengan penuh kasih sayang dari seluruh anggota keluarganya. Di umur ini baby Attar sudah belajar berjalan, bahkan ia sudah banyak bicara ya walaupun tidak ada yang paham dengan apa yang diucapkan oleh baby Attar.

Siang ini, sang bayi tengah berbaring di ranjang miliknya sembari memandangi bintang kecil berkelip yang ada di atas kepalanya. Bayi itu sangat menyukai cahaya yang dikeluarkan oleh mainan itu, bahkan terkadang ia berdiri di ranjang dan mencoba menggapai bintang-bintang tersebut.

Saat sang anak sedang sibuk dengan bintang-bintang miliknya, sang ibu tengah menyiapkan makan siang untuk bayinya. Attar sudah belajar makan sejak umur setengah tahun tapi hanya sedikit.

Sang bunda sibuk memori wortel untuk campuran dari bubur bayi yang akan ia buat, terlalu fokus sampai ia tak sadar jika bayinya itu menangis kencang.
Nana mengisikan bubur bayi tersebut ke dalam mangkuk kecil yang biasa digunakan oleh Attar, bayi itu sangat suka dengan gambar yang ada di sana.

Ia berjalan kembali ke kamar bayinya, sampai..

Brakk
Bubur yang ia bawa berhambur tak tersisa, bayinya tidak ada di ranjangnya dan jendela yang awalnya tertutup kini terbuka lebar. Pikiran aneh langsung menghampiri otaknya, bagaimana jika bayinya diculik.

Ia mengetik beberapa angka di ponselnya dan langsung diterima oleh si pemilik nomor.

"Assalamualaikum dek, ada apa?"
Rey heran dengan istrinya yang tiba-tiba menelepon di siang bolong seperti ini, ia jadi berfikir negatif.

"Wa'alaikummussalam mas...Attar gak ada mas."
Wanita itu berkata sembari mencoba menetralkan suaranya yang bergetar akibat tangisan

"Bagaimana maksudnya dek, coba jelaskan dengan benar."

"Tadi Attar adek tinggalkan membuat bubur karena dia tidur mas. Setelah adek selesai dan kembali, Attar udah gak ada mas. Jendelanya juga terbuka, gimana mas kita lapor polisi aja."

"Nggak dek belum 24 jam mana bisa dilaporkan. Mas pulang sekarang, kita cari sama-sama ya."
Reyhan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan yang agak tinggi, ya bagaimana pun segawat apapun ia gak mungkin melanggar peraturan lalulintas.

.

Sesampainya di rumah, ia segera menghampiri istrinya yang sudah banjir dengan air mata. Ia merengkuh sejenak wanita itu mencoba menenagkannya dan semua akan baik-baik saja.

"Kamu sudah tanya bunda?"

"Sudah mas, dan katanya bunda belum ke sini."
Bunda tidak ke sini, mami dan papinya ada di kantor dan gak mungkin kalau keluarga omnya karena mereka tengah berlibur. Ah adiknya! Kenapa ia tak berfikir ke sana.

"Alisa di mana?"
Tanya Rey pada istrinya

"Itu Alis lagi tidur, katanya ia sakit mas. Nanti mas periksa dia ya."
Jika begitu apakah benar anaknya di culik, astaghfirullah mana mungkin dan jangan sampai.

"Mungkin Attar turun sendiri dari ranjang, kamu tau kan seberapa aktif nya anak kita. Kita cari dulu di sekitar rumah ya, kalo emang bener-bener gak ada baru kita ke kantor polisi."

Mereka berpisah di sana, sang ayah ke rumah bagian belakang sedangkan sang bunda ke bagian depan. Nana berusaha mencari di celah yang mungkin akan muat untuk Attar bersembunyi, mungkinkah anaknya itu tertidur di suatu tempat?

Sedangkan Reyhan, hanya beberapa langkah menuju taman belakang ia mendengar suara bayi tertawa, sontak saja ia segera ke sana. Dan benar, anaknya berada di sana bersama dengan aunty nya yang terlihat seperti mayat hidup.

"Subhanallah baby maafin ayah ya."
Reyhan mengambil alih Attar dari pangkuan aunty nya.

"Abang kenapa? Tumben pulang cepet."

"Kamu tau, gara-gara kamu culik Attar abang jadi pulang cepet dan kita pusing nyariin Attar."

"Lah apaan sih bang, tadi tuh Attar nangis jadi adek bawa ke sini. Ko abang malah nuduh adek culik Attar sih."

Tak tak tak

"Mas udah ketemu Attar nya?"

"Sudah dek Alhamdulillah ternyata tadi Attar nangis terus di ajak main sama Alisa."

"Alhamdulillah, maaf Alis aku kira Attar di culik."

"Oh iya gak papa, aku ke kamar dulu ya."
Alis meninggalkan keluarga kecil itu, ia sangat lelah dan tubuhnya masih sangat lemah.

"Dek maafin abang, kamu marah?"
Alisa menengok pada Rey

"Apaan sih gak jelas, assalamualaikum."
Reyhan memeluk istrinya, wajah wanita itu sudah merah sekali akibat menangisi Attar yang nyatanya masih ada di rumah ini, ia juga merasa sedikit bersalah kepada bocil tadi karena telah menuduh sang adik menculik Attar padahal yang ada adiknya itu membantu menenangkan sang bayi.

"Lain kali cari dulu ya dek, tapi semoga gak terulang lagi."
Nana mengangguk kecil

"Mas nanti periksa keadaan Alisa ya, kelihatan nya sakitnya sedikit parah."
Mereka kembali ke kamar Attar dan sang bunda kembali menyiapkan makan siang untuk bayinya sedangkan Attar di jaga oleh sang ayah.

Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha Illallah Wallahu Akbar

*

Yeyy gimana?
Jan lupa vote ya walaupun udah tamat
Semoga kalian sehat selalu reader's aamiin
Jaanee
Wassalamu'alaikum

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang