Dua puluh

1.3K 30 0
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Enjoy:)
_________

Satu Minggu pernikahan mereka sudah berlangsung, namun tak ada perubahan dalam segi panggilan satu sama lain, mereka juga terkadang merasa canggung jika berdua walau mereka tadinya adalah dua orang yang saling mengenal.

Hari ini Rey kembali bekerja, sekarang ia tengah memeriksa kondisi pasien nya. Satu persatu pasien rawat inapnya mulai pulih dan diperbolehkan pulang. Walaupun tiga hari kebelakang Rey libur, tapi ia tetap memeriksa laporan dari asistennya jadi ia bisa tahu meskipun tak pergi ke rumah sakit.

Karena pekerjaannya hampir selesai dan sampai saat ini tak ada dokter lain yang membutuhkan bantuannya jadi Rey berniat pulang, ia pun sudah janji akan menemani istrinya mengunjungi rumah mertuanya.

Selesai membereskan meja kerjanya, Rey pun pergi dari ruangan itu dan pulang.

.
.

"Assalamualaikum. Rey pulang"
Reyhan sampai di rumah, namun yang membuatnya bingung adalah tak ada satupun jawaban dari salam yang ia ucapkan. Ia membuka pintu lalu masuk ke dalam rumah, rumah itu sangat sepi mungkin semua orang sedang keluar?

Rey naik ke atas menuju kamarnya, baru saja ia hendak membuka pintu kamarnya terdengar suara tawa dari kamar sebelah alis kamar adiknya, sepertinya adik dan istrinya sedang bersama di dalam kamar itu.

Rey memasuki kamarnya, ia hendak membersihkan diri terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah mertuanya.

Selesai dengan acara bersiap nya, Rey mengenakan pakaian casual nya. Rey berjalan menuju kamar adiknya ia hendak menyuruh istrinya untuk bersiap.

Tokk tokk tokk
"Assalamualaikum dek, ke rumah bunda nya jadi tidak?"

Sedangkan di dalam kamar

"Tuh suami kamu nyariin, samperin atuh."
Kata Alis sembari menggoda sahabatnya yang sekarang sudah menjabat sebagai kakak iparnya.

"Kamu tuh ya"
Alisa tertawa ringan, terlihat sekali bahwa sahabatnya itu malu. Nana berjalan menuju pintu kamar itu

"Wa'alaikummussalam, jadi kak."
Jawabannya kepada Reyhan, mereka kembali ke kamar mereka berdua.

Reyhan duduk di atas ranjang menunggu istrinya yang sedang bersiap. Ia membuka handphone nya untuk mengecek apakah ada pesan dari asistennya, ia takut ada pasien dadakan tapi ternyata tidak ada. Wida selesai dengan acara bersiap nya, merekapun turun ke bawah.

"Dek kamu mau ikut?"
Tanya Reyhan setelah ia melihat adiknya yang sedang berkutat di dapur.

"Enggak ah nanti jadi nyamuk, mending adek makan aja. Laper"
Jawab sang adik sembari menepuk pelan perutnya.

"Yaudah deh kalo gitu mh, kita berangkat sekarang ya. Assalamualaikum."

"Iya wa'alaikummussalam"
Jawab sang adik tak mengalihkan fokusnya dari mie yang sedang ia masak.

.
.

Reyhan dan Nana pergi ke rumah bunda dengan berjalan kaki, toh rumahnya hanya terhalang rumah om Arkana. Mereka berdua sampai ke pekarangan rumah orang tua Nana a.k.a mertuanya Reyhan. Di sana terlihat sang ayah tengah asik mencuci mobilnya sembari bernyanyi kecil.

"Assalamualaikum."
Reyhan dan istrinya memberi salam bersamaan

"Wa'alaikummussalam, eh putri ayah?"
Om Dimas menghampiri anak dan menantunya, saat mereka hendak menyalaminya namun ditolak olehnya karena tangannya yang masih penuh dengan sabun.

"Kalian ke rumah duluan gih, nanti ayah nyusul mau selesain dulu nyuci."
Reyhan dan istrinya masuk ke dalam rumah, mereka mencari keberadaan sang bunda di dapur dan ternyata benar wanita itu sedang ada di sana bersama adiknya Devan.

"Assalamualaikum bunda."

"Ehh anak bunda, dari kemaren-kemaren loh bunda tungguin eh baru sekarang dateng nya."

"Maaf bunda baru bisa nengok kalian hari ini, soalnya beberapa hari yang lalu Reyhan sibuk kerja."
Jawab Reyhan agak tidak enak dengan ibu mertuanya.

"Iya gak papa toh nak bunda juga mengerti. Kak ajak suamimu ke kamar biarin dia istirahat terus kamu balik lagi ke sini bantu bunda masak ya."
Nana mengangguk lalu menuntun suaminya menuju ke kamarnya yang sudah seminggu ini tanpa penghuni.

"Adek bantu bunda dulu ya kak. Kakak istirahat aja dulu, assalamualaikum."

"Wa'alaikummussalam."
Reyhan duduk di ranjang kamar yang dulunya adalah kamar istrinya, setelah itu ia melakukan tour dadakan di sana. Ternyata istrinya tak seperti bayangannya yang menyukai banyak aksesoris perempuan yang biasa dikoleksi mereka di dalam kamar. Tak ada poster atau apapun itu kecuali kaligrafi besar dan beberapa foto istrinya dengan adiknya dan mungkin keluarga besar istrinya.

Reyhan duduk di kursi belajar yang ada di sana, ada beberapa buku tulis juga novel yang tersusun rapi di meja itu. Ada satu buku yang mengundang rasa penasaran Reyhan, buku dengan cover berwarna lilac dengan sleting juga. Awalnya ia pikir itu adalah Al-Qur'an tapi persepsinya salah setelah membaca halaman pertama

'DIARY KU'

Ternyata buku ini adalah catatan harian istrinya, mungkin istrinya itu menuliskan setiap kejadian penting di buku itu agar ia dapat mengulang kembali dengan cara membaca buku itu. Rey membuka halaman berikutnya, semoga saja ia tak mendapat dosa karena telah lancang membuka buku privasi istrinya.

'Apakah ini yang sering orang lain ceritakan? Debaran kencang saat bertemu dengan lawan jenis yang entah apa namanya, ku dengar orang lain menyebutnya cinta. Benarkah aku merasakan hal itu? Entah aku sendiri pun tidak mengerti. Namun saat berpapasan dengannya aku merasakan debaran itu di dadaku'

Reyhan terkekeh setelah membaca kalimat pertama dari rentetan diary istrinya. Karena ia penasaran dengan orang yang pernah istrinya sukai maka ia putuskan untuk membaca halaman berikutnya.

'Aku bingung, entah kenapa debaran itu semakin hari semakin kencang saja saat bertemu dengannya. Jika memang benar cinta? Apakah karena kami sering bersama ataukah karena alasan lain? Adakah yang bisa menjawabnya?'

Ternyata dugaan Rey salah, ia kira lembar di kedua ia akan menemukan nama atau inisial dari orang yang pernah disukai istrinya ternyata tidak. Rey kembali membalikkan lembaran kertas berikutnya

'Hari ini aku mendengar bahwa dia memutuskan untuk pergi menuntut ilmu ke negeri yang jauh dari sini, negri yang aku pun tak tau di mana letaknya. Sedih? Ya aku merasakan nya, namun apa daya aku tak bisa melarangnya karena aku bukan siapa-siapa'

'Baik-baik di sana RA'

Rey tersenyum kecil mengetahui inisial nama dari seseorang yang pernah membuat istrinya merasa bingung dengan perasaannya. Rey kembali membuka lembaran itu, lalu matanya terbelak membaca dua kata pertama di lembaran itu

'Reyhan Abimana. Kakak dari sahabat ku sendiri, entah kenapa aku bisa menyukai laki-laki itu. Mungkinkah karena terlalu banyak waktu yang kami lalui bersama. Tadinya aku tak paham dengan debaran itu, tapi setelah aku menanyakan kepada seseorang dan jawabannya benar aku menyukai orang itu Reyhan Abimana'

Entah kenapa tiba-tiba bibirnya tertarik membuat lengkungan yang sedikit lebar. Ia menghentikan acara membacanya karena istrinya sudah memanggil menyuruhnya untuk ke bawah segera makan bersama. Rey memasukkan buku tadi ke dalam tas miliknya yang ia bawa tadi, ia akan melanjutkan membacanya di rumah besok. Lalu ia turun takut istrinya marah dan ya nanti Rey dijauhin kan Rey ogah.

__________

TBC

Jan lupa untuk vote ya
Jaga kesehatan dan ibadahnya

Jaa👋
Wassalamu'alaikum

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang