Sepenggal kisah

935 15 0
                                    

Assalamualaikum
Happy reading
_________________

"Kisah lama sang ayah"

Reyhan menatap bunga tulip yang ada di tangannya, ia berharap perempuan yang ia cintai akan menyukai hadiah yang ia bawa. Walaupun hubungan mereka baru berjalan sebentar tapi ia yakin hal ini akan lancar selamanya.

Ia sedikit berlari ke arah taman kota yang dipenuhi oleh orang-orang yang berkunjung ke sana. Reyhan tersenyum kecil melihat helaian pirang kecoklatan di depannya.

Langkah nya terhenti saat melihat seorang pria yang berjalan mengarah pada kekasihnya, siapa pria itu? tanyanya tanpa ada yang menjawab.

Perempuan itu berjingkrak senang lalu memeluk pria dengan bunga tulip di tangannya sama seperti yang ia bawa, naas bunga di tangannya terjatuh tepat saat pria tadi memeluk Fany, kekasihnya.

Ia berjalan gontay, bagaimanapun ia harus meminta penjelasan akan hal ini.

"Bii..
Perempuan itu berkata lirih, ia tak ada janji sama sekali dengan Reyhan

"Mmm..kamu sama siapa ke sini?"
Tanyanya berusaha setenang mungkin supaya Reyhan tidak curiga dan ia berharap Reyhan tak melihat kejadian tadi.

"Saya tau kamu di sini dari Revan yang barusan lewat dan melihat kamu, jadi saya berinisiatif untuk menemui kamu."
Fany tersentak mendengar jawaban itu, jika Reyhan menyebut dirinya dengan kata saya berarti laki-laki itu sedang dalam keadaan yang buruk.

"Dia siapa? Setau saya kamu tidak memiliki saudara"

"Mm di-a...

"Gue pacarnya dan lo siapa, dateng dateng gak jelas ganggu orang lagi lepas rindu aja."
Fany menghela nafas dan menunduk menyembunyikan wajahnya

"Oh pacar ya, yasudah saya tidak mau menggangu saya pergi dulu Assalamualaikum."
Reyhan pergi dengan hati yang teriris, wajahnya mengeras menahan amarah yang hampir sampai di ubun-ubun.

"Setelah itu bang Reyhan mutusin buat ambil studi di Turki. Papi tadinya agak aneh dengan bang Rey yang tiba-tiba mau ganti jurusan ke kedokteran dan pindah ke luar negri tapi papi tetep setuju."

"Bang Rey mutusin hubungannya tanpa persetujuan kak Fany, waktu abang udah berangkat dan hari itu pula kak Fany dateng buat minta maaf sama bang Rey. Aku agak kesian sih, tapi aku kesel juga gara-gara dia aku harus kehilangan abang walaupun sebentar."
Nana mencerna semua yang dikatakan sahabatnya, ia penasaran dengan hubungan suaminya dan sosok perempuan yang ia lihat waktu itu yang ternyata adalah mantan kekasih Reyhan.

Selama ini ia sudah bersalah sangka kepada suaminya, ia benar-benar pernah berpikir bahwa suaminya itu memiliki wanita yang dicintai di luar sana, ternyata tidak. Sayang Reyhan kepada wanita itu berbeda arti dengan sayang yang dimiliki Reyhan untuk dirinya dan juga Attar.
.
.
.

Reyhan memegang erat sebuah kotak kecil di tangannya, baru saja ia mendapat paket yang entah apa isinya dan entah siapa pengirimnya. Dengan rasa penasaran yang tidak terbendung lagi, ia pun membuka kotak tersebut dan terdapat beberapa lembar potret ia di masa lalu, mungkin sekitar 5 tahun yang lalu.

Reyhan melihat sejenak wajah yang tertera di sana, ia dan perempuan itu yang tengah berada di pantai. Reyhan tertawa ringan mengingat setiap kejadian waktu dulu sebelum ia memutuskan untuk mengambil beasiswa di Turki.

Reyhan mengusap sejenak potret tersebut dan menyimpannya lalu membuka sebuah kertas yang sepertinya surat.

☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚

Hai Bi..ahh Assalamualaikum Rey
Kalo surat ini sudah di tangan kamu berarti aku udah gak aya ya hhehe.

Aku benar-benar berterima kasih sama kamu atas cinta yang pernah kamu kasih ke aku dan bodohnya aku malah nyiain semua itu demi orang yang sangat jauh di bawah kamu.

Waktu itu aku beneran nyesel udah ngelakuin hal yang brengs*k ke kamu, setelah tau kamu pergi aku langsung sadar kalo aku cuman butuh kamu.

Waktu itu aku ingin nyusul kamu dan minta maaf sama kamu tapi tiba-tiba aku jatuh sakit dan harus pergi ke Singapura untuk pengobatan dan itupun dengan paksaan ayah, kamu tau kan ayah aku kayak gimana?

Jujur saja saat aku kembali aku berharap kamu masih mau nerima aku kembali, tapi nyatanya kamu udah punya pendamping hidup dan akan memiliki seorang anak, hal itu sangat membuatku terpuruk.

Sebenarnya aku pulang bukan karena sudah sembuh, tapi aku udah menyerah dengan segala terapi menyakitkan yang aku jalani jadi aku memutuskan untuk pulang. Tadinya aku berharap bisa bahagia bareng kamu disisa hidup aku tapi nyatanya itu angan semata.

Terima kasih sudah pernah mencintai ku dengan tulus, dan maaf atas segala perbuatan ku yang buruk waktu itu dan akhir-akhir ini.

Aku benar-benar mencintaimu dan akan selamanya seperti itu.

See you Reyhan
Wassalamu'alaikum.

Tertanda Fany Agatha

☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚

Reyhan sedikit meremat kertas dengan tulisan yang tak terlalu rapi itu, ia yakin Fany menulis surat ini disaat paling buruk dengan penyakitnya. Ia menyesal telah berlaku buruk, andai ia tau bahwa perempuan itu sakit maka ia tak akan bersikap dingin terhadap nya.

Bahakan Reyhan tak tau penyakit apa yang diderita Fany sampai ia mendapat kabar bahwa salah satu orang spesial di hidupnya itu meninggal dunia.

Bagaimanapun Reyhan pernah merasakan bahagia dengan hadirnya sosok Fany walaupun sekarang ia sadar bahwa dulu ia telah melakukan kesalahan.

Reyhan menutup kembali kotak tersebut, lalu ia membaca Al-fatihah untuk mendiang Fany.

Se fatal apapun kesalahan yang Fany perbuat tapi ia sudah memaafkannya dan sudah tak memikirkan hal itu lagi. Juga Fany masih memiliki tempat kecil spesial dalam hatinya.

Orang bilang
"Laki-laki akan sulit melupakan sosok cinta pertamanya setelah sosok seorang ibu yang melahirkannya"
dan itu juga berlaku untuk Reyhan, ya walaupun cinta itu tak pernah lebih besar untuk sang ilahi, Nabi dan tentunya kekasih surganya, Nasyila Wida Afsheena.

____________

Au ah gelap
Hhh capee
Wassalamu'alaikum

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang