Sembilan belas

1.4K 32 0
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Enjoy:)
_________

Setelah sarapan, Rey kembali ke kamarnya. Ia menghampiri istrinya yang sedang duduk di atas ranjang mereka.

"Dek, udah jangan murung mulu. Dek Alis juga udah gak marah kok"
Perempuan itu mengangguk kecil, Rey duduk di hadapan istrinya.

"Mmm...mumpung kakak masih libur, kita jalan ya. Terserah adek mau ke mana, kakak ikut aja."
Perempuan itu mengangguk saja

"Kamu kenapa sih, kok diem mulu."

"Gak papa kok. Nanti jalannya bareng Alisa kan!"

"Enggak, dia gak mau katanya tadi kakak sudah ajak dia. Lagian juga kalo dia ikut... Rey mencubit kecil hidung istrinya...kakak gak bisa berduaan sama kamu."

"Ihh kakak."
Wajahnya memerah mendengar gombalan maut suaminya.

"Nanti setelah dzuhur kita berangkat ya. Sekarang kakak mau bantu papi dulu, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam"
Setelah suaminya menghilang di balik pintu, Nana mulai membereskan kamar, memang tidak berantakan tapi tetap saja harus di bereskan.

Setelah selesai, Nana turun ke bawah untuk membantu pekerjaan lainnya. Ia mendengar tawa dari halaman belakang, ia pun pergi ke halaman belakang untuk melihat apa yang terjadi. Ia memunculkan kepalanya dari balik pintu, semua orang tengah berada di sana.

"Heyy...teteh ke sini. Hahaha.."
Ehh kenapa sahabatnya memanggil seperti itu kepadanya. Nana melangkahkan kakinya mendekati mereka, ternyata mereka sedang berkebun. Banyak tanaman yang mereka tanam, termasuk tulang ikan_ enggak deng canda

"Kamu teh teteh aku sekarang."
Alisa mendaratkan telapak tangannya ke pipi sahabatnya lalu mencubitnya gemas. Kebetulan sahabatnya itu tidak mengenakan cadar nya. Otomatis membuat wajah sahabatnya kotor karena tangan Alisa penuh tanah.

"Ahahhahh...maaf "
Alisa berlari hendak menghindari amukan sahabatnya, Nana tersenyum manis ia lega sahabatnya tak lagi marah padanya. Setelah itu ia mengejar sahabatnya, ia tak terima wajahnya menjadi kotor.

Setelah aksi kejar-kejaran yang membuat kedua perempuan itu lelah, mereka pun duduk di teras sembari melihat yang lain tengah bekerja. Alis menghampiri mami nya yang sedang menyiram tanaman

"Mi, biar adek aja yang siram taneman nya ya."
Alis mengambil alih selang yang ada di tangan mami nya, ia mengarahkan selang tersebut ke atas membuat airnya menyemprot ke tubuh dirinya dan mami nya. Ia tertawa lepas melihat mami nya yang menghindar.

"Mami jangan kabur."
Ia mengejar mami nya sembari membawa selang di tangannya

"dek baju mami jadi basah tau."

"Iya adek juga tau."
Selang yang ia bawa juga diarahkan kepada sahabatnya. Mana sudi ia melihat sahabatnya tidak ikutan basah.

"Dek udah, nanti malah sakit."
Papi menegur anaknya, bagaimana kalau mereka sakit bersamaan nanti tak ada yang ngurusin para lelaki.

"Gak akan papi, cuman dikit kok."
Setelah cape bermain air, mereka semua membantu sang papi dan Rey menanam sayur. Ada beberapa jenis sayur seperti tomat, sawi, kangkung, ada juga bawang dan yang lainnya. Mami juga menanam beberapa bunga di lahan yang lainnya.

Setelah selesai berkebun mereka pun membersihkan diri mereka.

.
.

Sekarang mereka tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka mengobrol bersama

"Pi, gak ke kantor?"

"Enggak."
Jawab sang papi ringan

"Ihh, papi kok males."
Si bungsu berkata sewot

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang