Tiga Delapan

836 19 3
                                    

Assalamualaikum
Haiii pakabar semuaa?!!
Ada yg nunggu? Jiahkk kepedean
Enjoy and happy reading guys
_____________

Hari silih berganti, siang ke malam dan waktu pun berjalan dengan semestinya. Namun pikiran Nana tetap saja tertuju pada pertanyaan 'siapa perempuan yang menemui suaminya?' pikiran negatif sering muncul di kepalanya, padahal itu akan memicu stress dan membahayakan bagi janin yang ada di kandungan nya.

Hari ini ia berencana pergi ke supermarket dan berjalan-jalan bersama adik iparnya, ya sahabatnya sendiri tentunya dan setelah itu ia berencana pergi ke rumah orangtuanya. Rumah orangtuanya itu dekat namun karena tidak diperbolehkan kecapean jadi ia jarang pergi untuk menengok mereka.

Ia sudah siap dengan setelan gamis berwarna lilac dan hijab serta penutup wajah berwarna senada, tinggal menunggu Alis yang katanya sedang mencari kunci motornya yang entah disimpan di mana.

Tokk tokk
"Kamu udah siap? Aku tunggu di depan ya!"
Setelah itu terdengar suara langkah yang semakin menjauh. Ia beranjak dari duduknya dan segera menemui Alisa, ia sudah tak sabar untuk segera melokasi. Tak lupa mengunci pintu karena tak ada orang lagi di rumah, mami dan papi pergi ke Bogor untuk menjenguk orang tua mami alias nenek mertuanya.

Motor yang mereka naiki melaju dengan santai, tak mungkin juga jika ngebut-ngebutan nanti malah dapat omelan maut dari Reyhan, membayangkannya saja udah enggan.

:::

Mereka sampai di taman tempat diadakannya seminar seni budaya dan katanya uang hasil penjualan karya seni yang mereka dapatkan akan disumbangkan kepada yayasan panti jompo yang sedang membutuhkan dana karena beberapa bangunan akan diperbaiki sebab sudah tak layak huni.

Banyak sekali yang mengikuti seminar ini, selain tema pidato yang unik dan karya seni yang dipertontonkan sangat indah, namun niatnya juga mengundang banyak peminat. Dalam sekejap saja karya yang dipromosikan sudah habis, ia juga membeli hiasan dinding cantik untuk di kamar tamu dan ruang keluarga.

Sekarang mereka sudah ada diakhir acara, penampilan anak bangsa yang menunjukkan bakat mereka. Permainan angklung dipadukan dengan gamelan yang indah, suara sinden nya pun amat merdu.

Matanya mengarah ke semua sisi mencari sahabatnya yang sedang membeli minuman untuk mereka. Penglihatannya mengarah ke satu titik yang begitu banyak orang di sana, ada satu punggung tegap yang sepertinya ia kenal. Reyhan, laki-laki itu melihat kearah di mana ia berada namun sepertinya tak melihat adanya dirinya. Reyhan pergi meninggalkan taman itu. Tapi tunggu, sepertinya perempuan sebelah Reyhan juga ikut pergi berjalan di belakang suaminya.

Ia beranjak dari tempat duduknya hendak mengejar Reyhan. Karena begitu ramai ia sampai terhimpit orang-orang, namun karena penasaran ia berusaha untuk sampai di tempat Reyhan berdiri sekarang.

Sebelumnya ia sudah memberi pesan pada Alis agar gadis itu tak bingung mencarinya.

Segerombolan orang itu berebut berfoto dengan penyelenggara acara untuk kenang-kenangan, sampai

"Awas!"
Seseorang berteriak entah pada siapa, semuanya menyingkir. Melihat kesempatan itu Wida bersiap untuk berlari namun

Brakkk!!
Tiang pencahayaan panggung rubuh dan menimpa wanita berbadan dua itu, serta dua orang lain. Perut buncitnya terhimpit tiang itu, sedangkan dua orang lain hanya tertimpa pada kaki mereka.

Ia meringis sedikit sebelum akhirnya kepalanya pening dan pandangannya pun menjadi gelap. Alisa yang terkejut langsung melihat ke daerah kejadian, kakinya langsung terasa lemas melihat siapa yang dibopong oleh beberapa orang di sana.

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang