(3) jawaban

919 81 0
                                    

Catatan :

Mulai dari chapter ini jika ada tulisan miring itu berarti mereka lagi bicara dalam hati/isi pesan chat

Happy reader...

🙂🙂🙂
.
.
.

Kini kedua anak adam itu tengah duduk di kursi atap sekolah yang memang telah tersedia disana. Biasanya tempat ini digunakan siswa siswa nakal untuk bolos atau malas mengikuti pelajaran.

"Aku sudah memikirkan jawaban dari pertanyaan mu kemaren tadih malam?" Renjun yang memang malas berbasa-basi itu langsung saja ke inti pembicaran yang akan mereka lakukan

"Kamu tau aku orang yang malas basa basi jaem, jadi aku akan langsung ke intinya saja"

Jaemin hanya mengangguk dia juga sebenarnya tidak peduli.

"Aku sudah memikirkannya dan akan menjawabnya sekarang" Renjun sama sekali tidak menatap jaemin saat bicara pada laki laki itu dia malah menatap anak anak yang tengah bermain di halaman sekolah tanpak seperti semut dari atas sana. Ini untuk pertama kalinya renjun berada disini ternyata pemandangan dari sini indah juga pikir renjun

"seharusnyanya kamu tidak memikirkannya " Lirih Jaemin menatap renjun yang sama sekali tidak balas menatapnya

"lalu bagai mana jawaban mu? " Balas jaemin yang berbeda dari apa yang dia pikirkan nya jujur saja dia sangat kesal sekarang bahkan renjun ini tidak menatapnya sama sekali saat bicara padanya. Jaemin hanya bisa pura pura tersenyum terpaksa menyembunyikan kekesalannya karna harga dirinya telah di rendahkan oleh seorang Nakamoto renjun yang bahkan bukan siapa siapa di sekolah ini berbeda sekali dengan dirinya siswa populer dan anak pemilik sekolah.

"Aku bersedia jadi pacar mu" Renjun yang asik menikmati pemandangan dari atap itu kini mengalihkan pandangannya pada jaemin yang juga kini tengah menatapnya mata mereka sempat bertemu hanya beberapa detik sebelum renjun kembali mengalihkan pandangannya

"Nah kena kau. apa akhirnya kamu sama saja seperti kebanyakan orang lain yang berada diluar sana. murahan..."

Jaemin tersenyum puas jujur saja pada awalnya dia ragu mengambil tantangan ini tapi tidak ada bedanya ternyata renjun sama saja. Sebenarnya saat melihat renjun dia pikir renjun berbeda karna anak itu biasanya terlihat cuek pendiam dan susah didekati tapi apa? Ternyata sama saja renjun itu sama dengan wanita dan uke uke diluar sana yang apa bila melihat laki laki tampan dia tergoda

Padahal jaemin sudah dengar dari Jeno kalau renjun itu adalah tipikal orang yang susah untuk didekati buktinya saat banyak orang mendekati renjun renjun selalu menolak apa lagi saat banyak pria mengajak renjun berkencan dia langsung menolak mentah mentah Tampa pikir panjang.

Renjun tidak banyak memiliki teman di sekolah hanya ada haechan dan Felix sahabat baiknya

"Tapi ada syarat yang perlu kamu ketahui" Suara renjun membuat lamunan jaemin buyar

"Syarat?" Jaemin bigung selama dia pacaran dengan orang diluar sana dia tidak pernah di beri syarat. Tapi masa bodoh jaemin tidak peduli

Renjun mengangguk menanggapi pertanyaan jaemin

"Baik apa syarat nya? "

"Selama pacaran denganku kamu boleh pacaran dengan siapapun, berapapun aku tidak akan melarang mu" Jelas renjun kini dia kembali menatap jaemin yang lagi lagi hanya bengong dan sedikit kaget

"Hah?" Sekarang jaemin benar benar dibuat bingung mendengar pernyataan renjun belum sempat jaemin bicara renjun sudah kembali bicara.

"oh, iya batasan kita pacaran hanya sebatas pegangan tangan saja tidak lebih, dan kita akan sangat jarang bertemu karna kesibukan ku terutama hari minggu" Renjun kembali bersuara kini dia kembali menatap anak anak yang berada di bawah sana yang tampak bermain ceria

Jaemin dibuat semakin bingung dengan tiap kalimat yang keluar dari mulut renjun

"Jadi aku rasa syarat itu cukup adil untuk mu kan?" Kini renjun kembali menatap jaemin yang masih membeku dengan bermacam pertanyaan di otaknya

Bagai mana mungkin renjun memberikan syarat yang sangat menguntungkan sekali baginya, Bukannya seharusnya renjun melarang jaemin pacaran dengan wanita lain dan meminta jaemin minta maaf pada wanita wanita yang telah jaemin permainkan? Tapi kenyataannya malah sebaliknya astaga sepertinya jaemin harus melakukan perbuat baik di masa depan karna dia begitu beruntung

"Jaem...Hello kamu mendengar ku kan?" Renjun mengerak gerakan tangannya tepat di depan wajah jaemin takut laki laki itu tidak mendengarnya

"Oh, baik kalau itu mau mu" jawaban itu keluar begitu saja dari mulut jaemin tampa banyak pikir saat dia tersadar dari lamunannya

"Oke, sip kalau kamu sudah setuju dan sepakat"

Jaemin hanya mengangguk dia sebenarnya masih bingung tapi masa bodohlah toh dia juga beruntung itu yang ada di otak jaemin

"kalau begitu sampai jumpa lagi" Renjun berlalu pergi meninggalkan atap sekolah membiarkan jaemin yang sepertinya masih betah melamun di atas sana.

Gosip bahwa jaemin menembak renjun kemaren telah tersebar luas kemana mana termasuk seluruh penjuru sekolah ini menjadi berita yang sangat heboh bagai mana tidak jaemin si Playboy sekolah dan renjun si cowok kalem mereka semua penasaran dengan jawaban apa yang renjun berikan. Apakah renjun si cowok kalem itu juga akhirnya jatuh pada pesona jaemin yang selama ini belum pernah ditolak oleh siapapun.

Namun beda dengan kedua Sahabat renjun mereka lebih ke arah hawatir pada renjun mereka takut renjun si anak polos dan tidak pernah mau membuat masalah dengan siapapun itu ikut terjebak dalam perangkap jaemin mereka takut renjun akan di sakiti oleh jaemin karna laki laki polos seperti renjun tidak pantas jadi sasaran jaemin

Renjun sampai dikelasnya dia langsung duduk di bangkunya mengabaikan dua sahabat baiknya yang kini tengah menatap ke arah renjun dengan tatapan intens

Setalah duduk haechan dan Felix sahabat baik renjun itu langsung saja menanyakan berbagai macam Pertanyaan pada renjun

"Ren apa yang lo jawab?" Haechan yang lebih dulu bertanya dia langsung saja ke intinya karna saking penasaran

"Jawab apa?"

"Apa yang lo jawab sama jaemin?" Felix juga tampak tidak sabar

"Ooo, itu, gue bilang ya gue mau jadi pacar jaemin " Renjun menanggapi sahabat sahabatnya dengan sangat santai

"RENJUN...." Teriak haechan dan Felix bersaman mereka takut jujur saja.

"Kenapa? " renjun dengan wajah bingung melihat ekspresi wajah haechan dan Felix kedua sahabatnya itu

"Kita takut lo tersakiti ren?" Wajah haechan melemas

"Kalian tenang saja gue ngak bakal tersakiti kok" renjun dengan santainya mengucapkan kalimat itu renjun seolah mengerti apa yang di khawatirkan sahabat sahabatnya itu

"Bagai mana mungkin tidak, lo ngak kenal jaemin, ren " Felix kembali kesal dia benar benar hawatir sementara renjun tampak santai santai saja.

"Aduh kalian ini berlebihan sekali santai aja kenapa sih? "

"lo tau ren lo itu hanya salah satu uke taruhannya jaemin" Haechan keceplosan dia segera menutup mulutnya

"HAECHAN...." Teriak Felix kesal dia seharusnya menjelaskan pelan pelan pada renjun takut renjun tersakiti kalau tau dia hanya salah satu taruhan jaemin

"Maaf maaf ..." Wajah haecham memelas tampak bersalah

Renjun tersenyum pada haechan dan Felix renjun tau kedua sahabatnya itu mengkhawatirkannya

"Tenag saja gw ngak bakal tersakiti kok percaya lah, kantin yuk" ajak renjun yang langsung bangun dari duduknya dan melangkah terlebih dahulu keluar kelas.

"Chan..., jaemin di kantinkan ?" Felix tampak panik ketika menyadari sesuatu

Haechan mengangguk dan ikut tersadar

"Gawat...."

Haechan dan Felix buru buru bangkit dari kursi dan mengejar renjun.

Tbc
***

Maaf typo

Jangan lupa Bintangnya hargai penulisnya

~ jessica~

please love me Renjun (jaemren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang