(4) aneh

748 80 0
                                    

Happy reader.....
🙂🙂🙂
.
.
.

"Aku bersedia menjadi pacar mu " suara renjun yang berhasil jaemin rekam dengan hpnya itu berhasil membuat jaemin tersenyum puas sementara Sahabat sahabat jaemin terlihat kecewa

"Ngak nyangka gue ternyata renjun yang cuek pendiam dan polos juga suka sama jaemin" Hyunjin memberikan uang taruhannya dengan berat hati pada jaemin

"iya, jaem lo pakai pelet apa sih?" Sungcan yang juga kalah dalam taruhan itu tampak memberikan uang dari tangannya pada jaemin

" Ini sulit di percaya gw pikir renjun berbeda haechan bilang renjun berbeda dengan yang lain makanya gw berani kasih harga tinggi. Sayang sekali uang bulanan gw selamat tingal" Jeno menatap uang bulanannya yang dia serahkan pada jaemin sambil geleng geleng kepala miris.

" Manusia itu rata rata. Sama kasih dia perhatian lalu kasih dia kasih sayang maka dia akan memberikan semuanya untuk kalian setelah itu tingal lo tinggalin aja gampangkan?" Jaemin terkekeh senang sambil menghitung uang yang ada ditangannya hasil dari taruhannya tadih dengan teman teman

Sebenarnya uang taruhan itu tidaklah seberapa bagi jaemin. Jaemin bisa saja meminta berlipat lipat dari itu pada orang tuanya. jaemin bukanlah dari keluarga yang tidak mampu. Menjadi salah satu dari pengusaha terkaya di kota jakarta tentu saja mendapatkan uang sebanyak itu mudah bagi jaemin. Namun ini berbeda ini hanya kesenangan ada kebahagian tersendiri yang jaemin dapatkan saat melakukan ini.

"Jujur gue pikir lo berbeda ren dengan orang-orang yang pernah gue jadiin bahan taruhan tapi ngak gue sangka lo sama saja "

"Lalu bagai mana selanjutnya?"

"Ya, seperti biasa kita cari target lain lagi buat bahan taruhan selanjutnya, tolong kali ini beri gw mainan yang menarik dan susah untuk gw. Dekati karna gue juga kasian sama kalian gw takut uang bulan kalian habis " Jaemin terlihat sombong dan percaya diri sambil mengibas mengibas uang hasil taruhannya pada yang lain

"Dih sombong lo" Jeno dengan wajah kesal karna dia yang paling tinggi pasang harga kali ini

Jaemin tertawa puas melihat tampang Jeno yang tersiksa seperti itu.

Namun seketika tawa jaemin terhenti ketika sepasang mata melihat kearahnya dengan senyum manis polos tanpa dosa

Seketika jaemin terdiam bagai patung

"Lo benar benar luar biasa jaem semua uke dan cewek lo jadikan bahan taruhan" Hyunjin juga ikut menggeleng gelengankan kepalanya

Jaemin menyenggol lengan hyunjin memberi isyarat agar hyunjin diam.

"Kenapa?" Hyunjin heran menatap jaemin namun seketika hyunjin ikut melirik kearah tatapan mata jaemin dan di situ hyunjin melihat arah tatapan jaemin yang tertuju pada sosok laki laki mungil yang tengah melangkah menuju kantin. Hyunjin jadi ikut terdiam mematung menatap renjun

Jaemin sedikit ngeri dia yakin pasti renjun sudah mendengar obrolannya dengan teman teman barusan apa lagi uang taruhan mereka masih ada digenggaman jaemin.

Renjun terus melangkah mendekati mereka saat melewati jaemin dan teman temannya yang tengah menatap horor kearah renjun. Renjun hanya tersenyum manis pada jaemin dan sedikit membungkuk.

Saat renjun berjalan di samping jaemin renjun sedikit melirik uang yang ada digenggaman tangan jaemin itu.

Jaemin yang sudah berpikir overthinking hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Jaemin pikir renjun akan menamparnya atau yang lainnya karena renjun tahu dia hanya barang taruhan jaemin seperti yang lainnya yang pernah jaemin jadikan taruhan.

Namun kali ini tebakan jaemin salah renjun terus melangkah melewati jaemin dan teman teman Jaemin. renjun hanya tersenyum pada jaemin dan sedikit menyapanya dengan membungkuk.

renjun terus melangkah meninggalkan jaemin dan mencari tempat duduk agak jauh dari rombongan jaemin

Jaemin yang melihat itu hanya bisa terdiam mematung melihat sikap renjun bahkan jaemin tidak sempat membalas senyuman dan sapaan renjun tadih.

Renjun yang sudah duduk di meja kantin yang di ikuti oleh dua sahabatnya itu. Haechan dan Felix terlihat ngos ngosan saat sudah duduk

"Kenapa lari lari sih? " Renjun hanya bisa menggeleng menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua sahabatnya

Bukannya menjawab pertanyaan renjun mereka malah balik bertanya pada renjun.

"Ren lo ngak dengar apa apakan?" Haechan meneguk segelas air karna ia rasa tenggorokannya kering habis lari lari mengejar renjun

Padahal renjun jalan santai aja mereka saja yang berlebihan

"Dengar apa?" Renjun malah bertanya balik

"Yang tadih" Kali ini Felix juga ikut meneguk air putih yang tersedia di sana.

"Yang tadih yang mana?" Renjun seolah olah tak mengerti dengan arah tujuan pembicaraan sahabat sahabatnya tapi sejujurnya renjun paham itu. apa maksud teman temannya. Dia tau Hanya saja renjun tidak ingin membahas itu.

"Syukurlah" Haechan menarik nafasnya lega.

Renjun tersenyum geli melihat tingkah kedua sahabat baik nya itu yang begitu khawatir padanya

seorang wanita cantik masuk kantin dia langsung duduk di samping jaemin merangkul tangan jaemin dengan manja

Tentu saja mereka jadi pusat perhatian. Jaemin dengan wanita itu adalah pemandangan yang menarik.

"Sayang ayolah temani aku nanti" Gadis yang bernama lia itu langsung mendekati jaemin merangkul jaemin merengek seperti anak kecil pada jaemin

"lia jangan seperti ini. ini sekolah?" Jaemin berusaha melepaskan tangan lia dari lengannya.

"Sayang..." Lia lagi lagi bersikap begitu manja pada jaemin

Haechan dan Felix yang melihat itu sangat risih namun berbeda dengan renjun dia sama sekali tidak peduli dia asik menikmati makanannya dan sesekali tersenyum melihat pemandangan itu.

"LIA ..." Jaemin berteriak dia geram. Saat matanya bertemu dengan manik renjun dia hanya melihat renjun yang tersenyum manis membalas tatapan matanya.

Jaemin menjadi tidak enak sendiri dengan suasana ini . Sesekali jaemin melirik kearah renjun melihat tanggapan laki laki mungil itu melihat apa yang terjadi pada dirinya
jujur saja didalam hati kecilnya jaemin dia tidak ingin renjun melihat pemandangan yang tidak mengenakan ini.

Lia tidak berhenti disana dia kembali merengek pada jaemin wanita itu tidak kapok. Itu membuat jaemin semakin risih serta kesal

"Lia, aku sudah peringatkan" Teriak jaemin lagi ia menarik lengannya kasar

"jangan membuat aku marah" Jaemin melotot pada lia. Jaemin mulai bangun dari duduknya.

"Ren kita pergi" ajak Felix

Dia tidak ingin renjun sahabatnya itu melihat pemandangan menjijikkan lia dan jaemin. Jujur saja Felix juga sangat jijik melihat semua itu

"Kenapa?" Renjun bigung menatap Felix dia sedang menikmati makanannya kenapa tiba tiba mengajaknya pergi.

"Kamu boleh dekat serta pacaran dengan siapapun tapi jadikan aku yang nomor satu, jadikan aku pacar mu yang sah, karna aku berbeda dengan yang lainnya dan aku mencintai mu dengan tulus" Tutur lia dia terlihat memohon pada jaemin

Namun jaemin tidak menghiraukan omongan lia matanya malah sibuk menatap renjun

dan lagi lagi renjun membalas tatapan jaemin dengan senyum manis di bibirnya itu membuat jaemin semakin bingung dengan sikap renjun yang tidak marah sedikitpun dan tidak risih sedikitpun dengan pemandangan itu.

Tbc
***

Jangan lupa vote guys love u

~jessica~

please love me Renjun (jaemren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang