(61) tunggu aku

113 17 0
                                    

Satu tahun telah berlalu semenjak renjun menyatakan bahwa dia bersedia menjadi tunangan na jaemin. Dan kini keduanya pun sudah bertunangan seminggu setalah itu.

Saat ini kedua anak adam itu sedang berada di kamar renjun jaemin yang bersandar pada headboard kasur dan renjun yang tidur di paha jaemin yang menjadi bantal kepalanya. Di sana bukanya tidak ada bantal tapi paha jaemin lebih nyaman bagi renjun ini bukan pemandangan aneh atau langka lagi untuk keduanya mereka sudah sering sekali melakukan ini saat keduanya tidak sibuk dengan urusan masing masing maka keduanya akan berada di kamar renjun dengan posisi yang Separti ini entah itu untuk belajar bersama membaca bersama atau hanya sekedar bicara berdua berbagai carita.

Satu hal yang renjun sadari saat dia memutuskan untuk memilih jaemin sebagai tunangan nya dan mengisi ruang hatinya yang kosong bahwa dia tidak salah memilih orang jaemin itu dia adalah pelengkap dari renjun.

Renjun itu..., dia tidak kurang kasih sayang tapi saat jaemin yang selalu berada di samping nya. Maka renjun akan merasa dia tidak butuh apa apa lagi selain jaemin.

Saat renjun berkunjung ke makam mamam nya saat dia menangis di sana jaemin ada di samping nya menggenggam tangan renjun menenangkan renjun mengusap punggung renjun dan memberikan kata kata semangat untuk renjun begitupun saat renjun mengunjungi papa nya di rumah sakit jaemin selalu ada di samping renjun untuk selalu menyemangati laki laki mungil itu.

Satu hal yang baru renjun sadari bahwa dia butuh itu. Renjun butuh jaemin berada di samping nya pelukan hangat jaemin dan usapan lembut tangan jaemin benar benar mampu menyamakan renjun dan menenangkan renjun saat dia dalam keadaan gelisah dan yang lainya. Jaemin bagaikan sosok sorang malaikat untuk renjun untuk melengkapi hidup renjun.

Kini keduanya sedang berada di kamar renjun di tangan mereka ada buku masing masing yang tengah mereka baca. Tenang dan damai tidak ada suara ini adalah kegiatan favorit renjun. Dia suka ketika Separti ini bersama jaemin.

Renjun menutup buku yang tengah dia baca kemudian menatap jaemin yang sepertinya tengah asik membaca buku. Kepala renjun masih di paha jaemin

Renjun membaca sampul buku yang jaemin baca lagi lagi jaemin membaca buku tentang psikologi. Renjun tidak habis pikir entah kenapa jaemin selalu saja membaca buku tentang psikologi.

Renjun meraih HP nya yang ada di samping renjun

Renjun membuka situs web yang menampilkan nama nama orang orang jenis di dunia.

Huf...

Lagi lagi renjun menarik nafasnya kasar

Itu mampu membuat jaemin mengalihkan antusiasnya dari membaca buku kepada tunangan mungil nya itu.

"Ada apa ren? " Jaemin paling mengerti betul jika renjun sudah mengeluh seperti ini. Berarti renjun sedang membutuhkan perhatian nya.

Entahlah, semenjak resmi bertunangan jaemin renjun lebih suka bermanja manjaan pada jaemin sifat nya yang dulu keras kepala dan egois sedikit menghilang dia lebih suka bersifat manja pada jaemin hanya pada jaemin ingat itu. Kalau pada orang lain renjun masih suka seperti dulu suka membatah dan tidak pernah mau mengalah.

Renjun menyerahkan HP nya pada jaemin.

"Nama ku masih tidak ada di antara orang-orang yang jenius di dunia bahkan untuk masuk ke lima puluh besarpun nama ku tidak ada. Sedangkan nama mu sekarang bahkan sudah ada di 5 besar padahal kemaren masih di 7 besar. Menyebalkan " Kesal renjun dengan memajukan bibir bawah nya menandakan kalau renjun benar benar kesal.

Jaemin tersenyum melihat tingkah manja renjun dia menutup buku yang tengah dia baca dan kini fokus pada sang tunangan

"Bagai mana sih cara agar nama ku ada di sana aku juga mau nama ku ada di sana" Kini renjun bagun dari tidurnya dan menatap jaemin

"Aku tidak tau itu terjadi begitu saja" Jaemin mengelus lembut surai renjun menenangkan sang tunangan yang sedang merajuk

"Aku membenci mu" Kesal renjun entah untu ke berapa kalinya renjun mengatakan itu saat bersama jaemin dia selalu mengatakan kalimat itu. Tapi aslinya hanya renjun yang tau dia bahkan tidak bisa kehilangan jaemin sedikit pun. Renjun rasa dia akan gila jika tidak melihat jaemin sehari saja. Iya renjun dia telah terjatuh sangat dalam pada jaemin.

Jaemin tersenyum manis pada renjun. Jaemin sudah biasa dengan kalimat renjun itu

"Aku mencintaimu renjun " Balas jaemin.

Yang membuat detak jantung renjun berdetak dua kali lipat dari biasanya dan pipi nya yang kembali merona. Ya renjun selalu tidak bisa mengendalikan perasaan nya saat jaemin mengatakan itu entah sejak kapan dulu renjun rasa tidak separah ini tapi kenapa sekarang selalu seperti ini.

"Ren... "

"Eh iya " Satu panggilan lembut dari jaemin mampu membuat renjun mengalihkan pandangan nya pada laki laki berzodiak leo yang tengah menatap nya itu kini kedua nya saling tatap.

Renjun belum tersadar sepenuhnya dia masih menatap jaemin detak jantung nya yang berdetak begitu cepat entah sejak kapan ketika renjun sadar tangannya telah berada di genggaman tangan jaemin

Jaemin tersenyum manis pada renjun mengelus lembut telapak tangan itu

"Ren kamu masih ingat nggak waktu kita ke Jepang waktu olim pertama kita" Jaemin masih menatap lekat manik renjun

Renjun mengangguk

"Saat itu waktu di taman aku pernah bilang aku akan membuat mu bahagia kamu masih ingat"

Renjun kembali mengangguk

"Aku tidak pernah bercanda.
Dengan mu ren ketika aku mengatakan itu aku serius"

"Maksud nya " Kini renjun bigung dengan kalimat jaemin dia menatap laki laki yang ada di depannya ini dengan kening yang mengerut

"Setelah ujian akhir aku akan melanjutkan pendidikan ku di London aku akan menjadi dokter jiwa dan aku akan menyembuhkan papa nana aku sudah berjanji ren"

Renjun terdiam ada rasa sakit di hati mungil nya dia tidak tau apakah dia sanggup menjalani hari harinya tampa jaemin

"Ren kamu mau kan menunggu ku ini demi kamu demi papa dan demi impian mu yang mau membawa papa na ke makam mama "

Renjun masih terdiam

" aku janji nggak akan lama 3 atau 4 tahun aku bakal balik lagi aku janji sama kamu"

Renjun masih terdiam mata nya mulai berbinar

"Hiks... " Satu isakan terdengar dari mulut renjun

Membuat jaemin panik ini bukan yang pertama kalinya renjun menagis di depan jaemin ini sudah kesekian kalinya renjun menangis di depan jaemin. Renjun tidak pernah malu untuk menunjukkan betapa lemahnya dia didepan Jaemin. Jaemin yang sudah terbiasa dengan ini semua akhirnya kembali memeluk renjun sambil mengelus punggung renjun hal ini sudah biasa jaemin lakukan untuk menenangkan sang tunangan

"Hai sudah ini demi kamu" Jaemin masih mengusap punggung renjun

"Kenapa harus London? " Lirih renjun di sela tangis nya

"Karna disana adalah universitas terbaik untuk dokter jiwa "

Renjun terdiam jaemin masih asik mengelus punggung sang tunangan

Renjun tau dia tidak boleh egois dia harus melepaskan jaemin jaemin melakukan semua ini untuk nya.

"Baik aku akan menunggu " Lirik renjun pada akhirnya meskipun renjun ragu apakah dia sanggup tampa jaemin atau tidak untuk waktu yang lama

***

Jangan lupa vote 🙂🙂🙂

TBC

Jessica

please love me Renjun (jaemren) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang