"LO ya, bukannya belajar yang bener untuk ujian blok nanti," ujar Luna, mendengus sebal. "Lo gak capek apa langganan remedial mulu?"
"Ya, habisnya, AC bikin gue ngantuk," balas Edwin.
"Alasan macam apa itu?" kata Luna. "Udah, baca yang bener."
"Lo berdua bukannya tenang dan belajar selayaknya pasangan kasmaran, malah saling ledek dan berantem mulu daritadi," ucap Dira, menghela napasnya. "Kita pikir, kalian bakalan sama-sama lebih kalem abis jadian. Taunya malah lebih parah."
"Coba duduk sebelahan dan ngobrol dengan kalem, gitu. Pegangan tangan," saran Dito, menahan tawanya.
Edwin dan Luna yang mendengar hal tersebut, hanya bisa bergidik membayangkannya.
"Lo coba gantiin posisi gue di sini deh, To, Dir. Kepala gue udah panas banget ngajarin nih manusia satu," kata Luna, menghela napasnya. "Belom praktek seminggu, pasien udah pada complain kayanya kalau ketemu dokter kaya lo."
"Hah? Jidat lo minta gue tepok, ya," kata Edwin, tak terima. "Padahal, skill lo jelek banget di bagian praktek."
"Apー jelek banget, lo bilang?" kata Luna, sebal. "Seenggaknya, teori gue bagus."
"Ya, kalau misalnya lo nanti bikin gigi tiruan pasien, terus lo tau ilmunya tapi salah di pembuatannya, gimana pasien gak complain?"
"Udah, udah, kita pause dulu pertengkaran rumah tangga ini," kekeh Dito, menengahi obrolan Edwin dan Luna yang saling menatap sengit. "Besok kita ujian tengah semester. Win, lo gak mau ikut semester pendek lagi, kan? Lagian, bobot ujian semester tuh gede banget."
Edwin hanya bisa menghela napasnya, pasrah. Remedial dan semester pendek sudah menjadi hal yang biasa baginya. Bahkan, dia sudah hafal beberapa pola soal yang akan dosen keluarkan tiap remedial, seperti kembali mengeluarkan soal ujian sebelumnya ataupun memakai soal ujian dari tahun sebelumnya. Meskipun Edwin selalu mendapat nilai buruk, Edwin selalu mengupayakan yang terbaik pada perbaikan nilai. Namun, sejujurnya, dia berharap agar dia tak mengikuti dua hal tersebut pada semester ini, meskipun sepertinya itu adalah sebuah ketidakmungkinan yang hanya bisa Edwin semogakan.
"Padahal, lo bilang, mau jalan bareng kita. Kalau lo ikut semester pendek ya otomatis lo gak bisa ikut," kata Luna, melipat kedua tangannya di depan dada. "Paham, gak?"
Edwin hanya bisa menahan kekesalannya, mengangguk dengan terpaksa. Sebenarnya, ini sudah biasa. Semester lalu, mereka juga mengadakan belajar bareng dan Luna juga segalak ini. Namun, sepertinya, kali ini perempuan itu jauh lebih keras. Barangkali, karena saat ini Luna merasa sudah memiliki Edwin. Namun, selagi perempuan itu jadi menyebalkan demi kebaikan Edwin, Edwin tak masalah dengan semua itu.
Selain itu, mereka berempat sudah berencana untuk mengisi libur semester dengan jalan-jalan bersama. Jika Edwin hanya harus mengikuti remedial, mungkin mereka bisa menunda keberangkatan mereka selama beberapa hari. Namun, lain cerita kalau IP lelaki itu benar-benar anjlok dan harus mengikuti semester pendek, terutama jika mata kuliah yang diambilnya tak sedikit. Jika itu benar-benar terjadi, maka Edwin terpaksa harus mengikuti kelas tambahan selama kurang lebih tiga sampai empat minggu dan terpaksa, rencana liburan mereka akan berlangsung tanpa kehadiran Edwin.
"Oh ya, gue lupa sediain minuman," kekeh Edwin, berdiri dari posisinya. "Pada mau minum apa?"
Luna menaikkan sebelah alisnya. "Lo lagi berniat untuk kabur, ya?"
"Kaga, astaga. Prasangka lo jelek amat," ucap Edwin, tersenyum paksa karena perempuan yang ada di sebelahnya ini langsung bisa menebak niatnya. "Yaudah, tunggu bentar, ye."
"Gue bantuin," ucap Luna, ikut bangun dari posisinya dan berjalan mengikuti Edwin.
Edwin dan Luna pun berjalan menuju dapur. Baru saja Luna tiba di dapur yang berdinding tosca tersebut, dia melebarkan matanya sempurna. Luna mematung cukup lama melihat kondisi dapur Edwin. Ada berbagai peralatan makan bekas pakai yang tidak dicuci, bahkan sepertinya peralatan itu sudah dibiarkan selama berhari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taoreru
RomanceEdwin, mahasiswa kedokteran gigi yang memiliki mimpi menjadi musisi. Luna, mahasiswa kedokteran gigi yang memiliki mimpi sesuai prodi yang dia ambil, yaitu dokter gigi. Mereka adalah dua orang yang selalu meledek satu sama lain. Namun, hubungan Luna...