London, United Kingdom, 24th July 2022
Setelah mengambil surat tilang dan bermaksud untuk membayar penalty fines dari polisi tersebut, akhirnya Niall memutuskan untuk pergi dari bahu jalan tersebut dan kembali ke hotel. Gue sama sekali gak mau mengambil pusing apa yang udah terjadi di antara gue dan Niall tadi karena pada faktanya, gue sama sekali gak peduli. Toh, ini juga gak akan berarti apa-apa bagi Niall.
Kalau bisa dibilang, gue emang sayang sama dia tapi gue gak menemukan adanya keinginan dari Niall untuk mengambil hubungan yang lebih jauh dengan gue. Di umur gue yang sudah menginjak usia 24 tahun ini pun gue juga gak melihat gue tertarik sama cowok-cowok yang deketin gue. Apa karena gue terlalu suka sama Niall ya? Enggak tau juga deh. Well, meskipun kalau gue balik ke Indonesia gue bakal ditanyain dengan ribuan pertanyaan KAPAN GUE NIKAH??
"I can't believe that my first trafic offence will be with you," kata Niall sambil nyengir-nyengir. Demi apapun! Dia bener-bener kayak gak ada dosanya sama sekali abis nyium pipi sama dahi gue, padahal gue definisi udah sebaper itu sama dia. Baper banget.
Lagian, salah lo sih, pake drama nyium-nyium gue segala. Kalau misalnya lo gak nyium gue juga kita gak bakal kena tilang dan lo gak bakal bayar penalty fines, Niall tolol. "It's your fault for kissing me."
"Technically I'm not kissing you, I'm giving a friendship kiss on your cheek."
"And forehead."
"And forehead," ulang Niall sambil cengengesan lagi. Kurang ajar, dia gak tau aja jantung gue udah dag dig dug serr. "It's okay though, Harry was charged £70 due to careless parking when he went for 5 minutes to a minimarket."
"I forgot that happened," gue ketawa sambil mengingat betapa menyedihkannya Harry ngabarin di grup kalau dia lagi kena tilang karena mau pergi ke minimarket buat beli susu dan pas balik udah ada surat tilang.
Di detik setelahnya, suara tawa gue dan Niall membludak. Yaelah, lagian duit segini mah gak ada apa-apanya juga buat Niall. Lucu sih pengalaman pertama kali gue ditilang adalah bareng sama Niall.
Bukannya pergi ke hotel, Niall malah memberhentikan mobilnya di sebuah parkiran sebuah supermarket – yang mana barusan banget gue dan dia lagi omongin. Seusai dia memarkirkan mobilnya, gue langsung membuka seatbelt, bermaksud ingin keluar dari mobil karena Niall gak ada ngomong apa-apa dan terlihat sangat terburu-buru. Tapi ternyata Niall malah bukain gue pintu dan nyeletuk, "Hello, my lady."
APAANSIH ORANG GILA?? "Shut up," kata gue sambil turun dari mobil. "Why are we going to the supermarket?"
"Actually, I'm planning to watch a movie with you," kata Niall sambil berjalan ke arah supermarket. "so let's get some snacks."
Pada akhirnya gue ngangguk-ngangguk aja dan masuk ke dalam supermarket bersama Niall. Gue mengambil beberapa minuman, seperti coke dan Cheetos. Gila, gue cinta mati sama Cheetos. Kalau gak ada Cheetos gue gak bisa hidup. Gue mengambil tiga bungkus Cheetos Cheesy Jalapeno dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja.
"Holy shit, you love Cheetos more than you love me, don't you?"
"Of course I do," jawab gue dengan sarkas. "in addition, I don't love you. Stop playing around with me."
"I'm not playing around."
"You are," debat gue dengan kesal. Gue sebel banget deh seharian ini Niall bertingkah laku gak jelas banget, gue jadi gak bisa membedakan kapan dia akan serius dan kapan dia lagi gak serius. Bisa gak sih gue masuk ke dalam otaknya dan nanya: LO TUH MAUNYA APA SIH?!?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] how did we end up here ;; nh
FanficIn which Avril and Niall have no luck, they end up falling so hard to each other. Not to forget, they tend to spend a lot of time since Louis seems a little bit busy before and after breaking up with Ele. This is how they ended up here; how Avril b...