25 » Where R U Now?

48 4 0
                                    

Jakarta, Indonesia, 25 Desember 2022

Kembali ke Jakarta merestorasi seluruh kenangan yang pernah ada di Jakarta. Gue masih inget banget gue harus naik angkot untuk pergi ke sekolah selama beberapa minggu dan itu adalah hal paling asik yang pernah gue alamin di hidup gue karena selama ini gue harus diantar jemput pake supir atau hal sesimpel gue yang masih menjadi fangril One Direction sebelum mengenal mereka, biasanya gue nungguin paket berisikan merchandise One Direction yang nyampe ke rumah, atau keliling-keliling Sogo untuk nyari parfum keluaran terbaru dari One Direction.

Lucu banget gue cuma punya kesempatan setahun sekali untuk balik ke Indonesia tiap tahunnya sejak 2016 dan pada akhirnya sekarang gue kembali ke Jakarta setelah lockdown Covid-19 di tahun 2020.

Gue kembali pada tanggal 20 Desember, agak sedih memang karena gue meninggalkan empat minggu ibadah natal, yaitu masa Adven. Meskipun gue agak terlihat Katolik KTP, tapi percaya sama gue ibadah di saat natal adalah sesuatu yang berbeda. Gue inget banget betapa hebohnya keluarga gue dalam menyiapkan natal, terutama di masa Adven karena bokap percaya bahwa kita harus mempersiapkan dan merefleksikan diri untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus.

Misa malam natal semalam membuat gue menangis untuk kembali ke keluarga, bertemu dengan bokap, nyokap, Jo, dan istrinya dan tentunya beberapa family member dari keluarga bokap yang tinggal di Jakarta.

Di hari ini, di misa natal pada tanggal 25 Desember, setelah melakukan ibadah gereja gue dan keluarga kembali ke rumah untuk menikmati makan bersama, tentunya dengan keluarga bokap yang lebih banyak lagi. Iya, keluarga bokap lebih banyak yang tinggal di Jakarta sehingga tiap tahunnya kami biasanya merayakan malam misa dan misa natal bersama. Sementara keluarga nyokap kebanyakan pada tinggal di Semarang. Bokap tiga bersaudara, dia sendiri yang cowok bersama Thante Christy dan Tante Carolyn, bokap adalah anak tengah di antara Tante Carolyn yang paling tua. Uniknya, mereka hanya berjarak dua tahun.

"Ya ampun akhirnya si model internasional ini pulang kampung juga," ujar salah satu tante gue yang baru dateng ke rumah, Tante Christy bersama suaminya dan anak cowoknya yang berumur 26 tahun.

Gue berdiri, salim sama Tante Christy yang baru saja memasukki ruang makan. "Hai Tan, iya nih aku baru bisa balik karena Covid-19 restrictions kan, parah banget."

Tante Christy menyambut gue dengan pelukkan hangat. "Duh, tante kangen banget tau gak. Mama sama papa kamu pasti kangen banget, iya gak, El?"

"Bocahnya susah banget disuruh pulang nih, gue ampe bingung gimana caranya biar ni anak balik ke Jakarta," kata bokap yang sedang duduk di kursi makan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Covid, pa, Covid. Kalau gak karena Covid juga Avril bakal balik ke Indo, kalau bisa tiap bulan."

"Dih, hiperbola lu," komentar Caesar. "Yang ada lu sibuk mulu sama karir model lu itu."

"Jadi mana calon anak lo nih, Frans, El?" tanya Tante Carolyn yang lagi duduk di sebrang mama, ia duduk bersebelahan dengan suaminya dan dua orang perempuan yang merupakan anaknya. Dulu gue deket tuh sama mereka, namanya Aleeza dan Jocelyn, tapi semenjak mereka kerja gue udah gak deket lagi. Not to mention, Jocelyn umurnya udah 27 dan sekarang dia udah punya anak laki-laki yang berusia tiga tahun yang lagi digendong sama suaminya di daerah kolam renang karena dia gak bisa berenti menangis ngeliat gue. Emang gue setan sampe tuh anak takut ama gue? Sementra itu, Aleeza berumur 25 tahun dan akan menikah di bulan Maret tahun depan. Well, di keluarga ini gue emang yang paling muda dan... idupnya masih gak jelas.

Gila ya, udah pada gede-gede aja orang-orang. Sementara gue, gue masih harus dihadapkan dengan pilihan jadi model atau jadi lawyer di antara keluarga yang kerjanya nine to five job atau ada usaha masing-masing yang bangsat ini.

[3] how did we end up here ;; nhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang