Bogor, Indonesia, 7 Januari 2023
"Kalau dipikir-pikir, lo pick me juga ya jaman dulu."
Gue seketika tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Diana. Kepala gue menoleh sedikit, melihat Diana yang sedang duduk di kursi santai sambil memandangi Niall dan pacarnya yang sedang membakar daging-daging. "Gue juga geli sama diri gue sendiri, kenapa gue sekronis itu jadi seorang fangirl?" tawa gue sambil menggelengkan kepala.
"Asli, gue bingung banget, Vril. Untung aja dulu waktu SMA gue mau jadi temen lo."
"Asli dah, kalau diinget-inget gue juga malu. Apalagi sekarang Niall sering banget bahas itu," bibir gue mengerut, membayangkan betapa tololnya gue di jaman dulu karena ya jujur sih gue ngerasa gue juga pick me banget. Gue gak pernah menyesali jadi fangril, tapi gue nyesel pernah sekronis itu sampai-sampai kalau temen-temen SMA gue mau ngomongin cogan gue tuh ogah karena standar ganteng gue udah dimenangkan oleh 1D. Padahal mah biasa aja.
Diana meneguk Coca-Cola kaleng yang kita beli di Indomaret sebelum perjalanan menuju glamping. Iya, bener. Kita jadi glamping dan malem ini gue akan tidur bareng Niall.
"Di, tapi gue pengen nanya sesuatu deh," ucap gue tiba-tiba. Gatau deh, gue tuh sebenernya kepo banget sama apa yang terjadi di antara Niall dan Diana dulu. Kayaknya mereka deket banget, seenggaknya mereka pernah tidur bareng dong sama seperti gue kayak Niall?
"Apaan?" tanya Diana dengan santai dan menaruh kaleng tersebut di atas sebuah meja kecil yang memisahkan kursi kita.
"Tapi lo jangan marah atau tersinggung ya."
"Janji?"
Diana mengerutkan dahinya. "Yaiyalah janji, kapan sih gue marah sama lo monyet?"
Gue nyengir. Sebelum nanya, gue ngeliat Niall yang lagi fokus bakar-bakar bareng cowoknya Diana.
Tapi kayaknya tuh orang sadar deh gue liatin. Niall menoleh ke arah gue yang sedang duduk di dalam tenda bersama Diana, sementara mereka lagi bakar-bakar di teras. Dia yang lagi telanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek berwarna abu-abu itu tersenyum ke arah gue.
"LOOKING AT MY HOT ABS, EH?" teriak Niall dengan nada khas Irlandianya yang udah kayak toak itu.
Kadan gue pun mempertanyakan kenapa dulu gue sempet jadi fangirl kronisnya dia.
"SHUT UP, I'M LOOKING AT YOU GUYS BECAUSE I'M SO FUCKING HUNGRY."
"Okay, please be patient princess," jawab Niall kalem kemudian dia mengedipkan satu matanya dengan genit ke arah gue sambil ketawa-ketawa.
Gue hanya memutarkan bola mata gue.
"Kenapa lo ga sama dia aja sih?" tanya Diana yang tiba-tiba membuyarkan gue.
"Emang dia mau sama gue?"
Diana terdiam sebentar. "Jelas mau lah, gimana sih? Kan we've talked about this, it's obvious that he suka sama lo."
"Gue mau jujur tapi lo jangan kaget."
"Apa?"
"Gue ciuman sama Niall, abis birthday party —"
"HAH?" Diana teriak dengan kenceng banget sampe gue tuh menutup telinga gue dan dua orang yang lagi ngebakar BBQ menoleh ke arah kita.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] how did we end up here ;; nh
FanfictionIn which Avril and Niall have no luck, they end up falling so hard to each other. Not to forget, they tend to spend a lot of time since Louis seems a little bit busy before and after breaking up with Ele. This is how they ended up here; how Avril b...