23 » Him, Golf, and the Larrentation

71 3 0
                                    

◊ Avril ◊

Milan, Spain, 18th November 2022

Menjadi model, baik untuk foto maupun peragaan busana, merupakan sebuah hal yang jauh lebih sulit daripada yang gue kira.

Mungkin saat gue berumur 18 tahun gue belum mengerti apa-apa tentang dunia ini, yang penting gue harus jadi model. Itu yang dulu gue pikirin. Alhasil, kuliah gue kacau, gue banyak ngulang mata kuliah ketika gue dengan gilanya menjadi model dan mahasiswa pada waktu yang bersamaan.

Tapi modelling adalah sesuatu yang sangat gue cintai, termasuk ketika gue harus pergi ke Milan beberapa hari yang lalu dan melakukan peragaan busana lagi setelah vakum kurang lebih empat bulan. Gue cukup bahagia karena gue lolos casting dan memeragakan busana dari Palm Angels di Milan Fashion Week. Tentu, gue harus ke Milan selama satu minggu full dan meninggalkan kuliah gue. Intinya, gue cuma berharap gue dapet B doang.

Toh gue juga bakalan jadi lawyer lewat jalur nyokap.

Malam ini fashion show gue kelar dan gue lagi terbang ke Dubai. Yap, gue udah ada di pesawat sekarang dan satu jam penerbangan telah berlalu.

Tebak untuk apa?

Iya. Nemenin Niall nonton DP World Tour Championship yang kebetulan temennya dia dan his favorite golfer menjadi player di sana, Rory McIlroy. Di tanggal 23 Oktober 2022, bertepatan dengan ulang tahun gue, Niall dengan senangnya mengirimkan gue tiket yang udah dia beli untuk DP World Tour Championship di Dubai, untuk tanggal 19-20 karena dia tau bahwa gue akan pergi ke Milan untuk satu minggu. Well, walaupun gue gak suka golf tapi gue seneng banget karena akhirnya gue bisa ke Dubai.

"Hi, the plane has already taken off," sapa gue kepada seseorang yang ada di layar laptop gue sembari gue menaruh AirPods di telinga. Gue bersandar di kursi dan menaikkan sandaran kaki dengan tombol yang ada di sebelah kursi pesawat gue. Tangan gue menarik selimut karena gue merasa agak kedinginan dengan suhu pesawat saat ini.

"Hey, have a safe flight! So how's the fashion show?" sapanya dengan wajah yang excited ketika melihat gue. Seperti biasa, Niall gak pake baju – shirtless.

"It went crazy, I really like the outfit though," jawab gue sambil tersenyum dengan bangga. Jujur, gue sangat senang karena pada akhirnya gue bisa kembali ke dunia catwalk dan gue tau Niall pasti tau betapa excited-nya gue akan hal ini.

"How is it like?" tanyanya dengan antusias. Niall lagi berada di balkon kamar hotel, duduk di sebuah kursi yang gue yakin kalau saat ini dia lagi menikmati pemandangan Dubai dari hotelnya. Gue gak terlalu bisa ngeliat pemandangannya sih karena Niall ngadepin kamera hapenya ke arah dia doang, jadi yang gue liat ya cuma dia yang lagi duduk-duduk.

"So I walk for Palm Angels by Francesco Ragizzi right, the outfit was a star-print trench coat, blaze embellished bomber jacket, lamé PJ sets, and lamé-tweet tailoring. I really like the collection that looks like someone's bonafide wardrobe. But, well, other than that it was very hectic, last-minute alternation."

"Well, I guess that went great, yeah? Despite the things that usually happen in fashion industry before the catwalk."

"It did!" kata gue dengan semangat. "So how's the tournament so far?"

"Quite good, McIlroy is smashing out the tour, as usual, Irish pride. He's leading the tour followed by Horsfield, let's see if he's able to maintain his position," jelas Niall yang membuat gue mengangguk-anggukkan kepala gue.

Jangan suudzon sama gue, gue ngerti kok Niall ngomong apaan! "What about Morikawa?"

"He's number four, I guess."

[3] how did we end up here ;; nhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang