39 » Bend the Rules

19 1 1
                                        

10 April 2023, New York City, New York, United States of America

Dunia gue masih harus berputar ketika gue setelah gue diselingkuhin sama Calum.

Gue sangat bersyukur bahwa saat ini gue cukup sibuk dengan kehidupan gue: magang di kantor pengacara, jadi model khususnya untuk YSL yang ternyata jadwal gue lumayan hectic, dan kuliah gue yang masih berjalan 4 SKS. Gue jadi enggak ada waktu untuk mikirin Calum lagi.

Sejujurnya, gue merasa lega karena pada akhirnya gue gak harus lagi ngerasa bersalah tiap kali berinteraksi sama Calum. Mungkin ini emang karma gue karena merasa demikian.

I have paid for my karma, God. Now please grant me a blessing, a spark of light to warm the quite corners of my life.

Setelah bekerja gila-gilaan seharian di law firm, pada akhirnya di pukul delapan malam ini gue menyetir ke kantor YSL di NYC, tempat di mana gue akan melakukan meeting dengan styling team. Gue akan bertemu dengan creative director serta styling team mereka yang nantinya membahas tentang desain final gue untuk Met Gala di bulan Mei nanti.

Jangan kaget ya, gue udah main di Met Gala woi. Gimana caranya gue bisa galauin Calum?

He was never in Met Gala nor his bitch, but I do.

Udah deh, gue gak ada waktu buat sedih-sedih begitu. Seenggaknya, gue masih punya sahabat yang baik, termasuk Niall, Louis, dan Diana saat ini yang terus-terusan support gue.

Duh, gue sibuk banget rasanya.

Gue terlalu sibuk untuk memikirkan bahwa seharusnya saat ini gue sedih. Rasanya, seperti gue diharuskan untuk tetap berfungsi ketika sebenernya tubuh gue tuh mati.

Gue bahkan gak ada ngomong apa-apa ke Calum, Niall yang handle semuanya. Entah apa yang dia lakukan karena ketika gue melihat foto itu, gue langsung block dia dari semua sosial media gue.

Gak ada tuh waktu buat drama-drama dia minta maaf.

Sorry banget, gue sibuk.

Berkecamuk dengan pikiran gue sendiri, tau-taunya gue udah sampai di sebuah gedung di mana YSL berkantor. Setelah selesai memarkirkan mobil, gue langsung menuju kantor YSL dan diarahkan untuk bertemu dengan styling team gue di sebuah ruang meeting. Begitu pintu geser kaca terbuka di ruangan meeting itu, gue langsung ngerasain hawa dingin dari AC menyambut langkah gue masuk. Ruangannya cukup luas, temboknya bersih berwarna broken white dengan langit-langit tinggi, dan meja panjang kaca di tengah yang udah dipenuhi laptop, iPad, swatch kain, moodboard, dan kopi. Di sisi kiri, layar besar udah menyala dan standby di slide pertama yang bertuliskan:

"Final Look Presentation - Avrillia Zara for Met Gala 2023"

Gila. Merinding gue.

"Avril, right on time, yeah?" sapa Jules, salah satu member dari styling team yang menyambut gue dengan hangat dan mempersilakan gue untuk duduk.

Di sebelah tempat duduk gue, ada Maria yang udah kayak ibu-ibu bangga banget ngeliat gue.

Tepat ketika gue duduk di kursi yang disiapkan di ujung meja, lampu ruangan langsung sedikit diredupkan.

Gue senyum kecil, duduk di kursi yang disiapin di ujung meja. Laptop mereka langsung connect ke proyektor dan lampu ruangan sedikit diredupkan.

"Shall we go through it?" tanya Anthony.

IYA. THAT FUCKING ANTHONY VACCARELLO.

MIMPI APA GUE DIBIKININ DESAIN SAMA DIA BUSEEETTT GILA BANGET GUE. MANA GUE DIBAYAR. GUE GAK PERLU BAYAR DIA BUAT BIKINI DRESS UNTUK GUE.

[3] how did we end up here ;; nhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang