"09"

1.2K 96 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FOLLOW DULU YA...NGGAK MAU TAU DIRIKU MAKSA💅💅💅💅💅😜

Atta terdiam sejenak. Saat ini dia tengah berada di dalam mobilnya, menyandarkan punggungnya yang semakin hari semakin terlihat ringkih.

Dipijatnya dengan pelan pelan pelipisnya, guna menghilangkan rasa pening yang masih enggan pergi.

"Dulu kalau gue sakit Mami yang paling heboh," batinnya miris,

"Atta obatnya diminum dulu sayang," ujar Rea menyodorkan sebuah sendok obat didepan bocah itu.

Reflek Atta menggelengkan kepalanya brutal sambil menutup mulutnya sendiri. "Gak mau Mami, obatnya hekkkkk nggak enak. Kaya racun tikus," celetuk Atta dan kembali menutup mulutnya, guna menghalau akses obat biadab itu masuk kedalam perut buncitnya.

Rea sontak memelototkan matanya lebar mendengar alasan tidak masuk akal dari putranya. Dengan gemas dicubitnya pipi gembul Atta dengan pelan. Dapat Rea rasakan suhu panas di kulitnya saat bersentuhan dengan Atta.

"Heh, emang Atta pernah nyobain racun tikus?"

"Enggak!" jawabnya polos, dengan tatapan menyebalkan.

"Lah terus gimana bisa Atta nyimpulin kalau obat ini pahit kaya racun tikus sayang?"gereget Rea dengan kerandoman sikap Atta.

"Dari mimpi Atta semalem"

Rea menghela nafas kasar, dirinya mulai habis kesabaran menghadapi Atta.

"Atta minum obatnya, dan besok Mami beliin Atta mobil-mobilan inceran kamu," bujuknya tidak kehabisan ide.

"Serius Mi?" tanyanya antusias, memastikan ucapan Maminya.

"Iya Atarangi! Tapi Atta harus sembuh dulu. Dan supaya bisa sembuh Atta harus minum obat ini dan makan yang banyak gimana?" tanya Rea memberi anaknya penawaran.

Atta menganggukkan kepalanya antusias, "Mana sini Mi obatnya, sama botolnya sekalian biar Atta habisin langsung," sahut Atta antusias, menatap botol obat yang tadinya terlihat menyeramkan sekarang justru terlihat menggemaskan di matanya.

"Ya nggak main langsung dihabisin juga kali Ta, semua udah ada ukurannya. Di dunia ini semua yang berlebihan itu nggak baik. Termasuk obat ini. Dia bisa menyembuhkan tapi kalau berlebihan yang ada bisa jadi racun buat tubuh Atta."

"Atta faham kan sama maksud Mami?" tanyanya sambil menatap raut wajah anak kesayangannya yang terlihat lebih pucat dari bisanya.

"Jadi semua harus sesuai Mi? Nggak boleh berlebihan ataupun kekurangan?"

"Yuppppssssss benar sekali."

"Tapi kenapa kasih sayang yang Papi kasih ke Rafa berlebihan Mi? Sampai Atta aja nggak kebagian. Apa-apa Rafa. Apa-apa Rafa. Atta kan butuh Papi juga bukan cuma Rafa aja."

Atarangi. {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang