~>Buat pembaca yang budiman, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung, tolong follow dulu ya Sayang.💅💅💅💅💅
Atta berlari menuruni tangga, tujuannya satu dapur. Pemuda itu ingin mengambil minum tenggorokannya terasa sangat kering sekarang.
Dibukanya sebuah kulkas di ujung ruangan. Dan dengan segera pandangan Atta jatuh kebotol Air mineral.Glekk...glek...glek...
Beberapa kali teglukan mampu memindahkan isi botol kedalam perutnya. "Huummm legaa!!!" gumam Atta sambil mengusap tenggorokannya yang terasa lebih baik dari sebelumnya.
Atta melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Hingga sebuah suara membuat langkah kaki Atta terhenti. "Atta sayang sarapan dulu sini" ujar Risa dengan senyum ramahnya. Saat ini Risa selaku Mama tiri Atta sudah memasuki usia 39 tahun. Namun wajahnya masih terlihat cantik tanpa ada jejak kerutan sedikitpun.
"Saya masih kenyang" jawabnya singkat.
"Sedikit aja, Atta jarang loh makan bareng kita" paksa Risa masih mencoba membujuk Atta. Risa sadar Anak tirinya belum bisa sepenuhnya menerima kehadiran dirinya dan juga Rafa. Itu sebabnya sikap Atta kerap kali acuh dengan keperdulian Risa.
"Saya masih kenyang! Dan tolong jangan paksa-paksa saya!" ujar Atta tajam.
Rafa yang tidak terima melihat Risa diperlakukan seperti itu sontak berdiri dari tempat duduknya. "Mama udah nyuruh lo sarapan baik-baik apa susahnya sih diturutin!!! Lo udah gede Ta!!! Bukan lagi bocah yang ada masalah mainnya ngehindar kagak jelas!!!" sentak Rafa menegur Adiknya.
Atta terkekeh sinis, "Mama? Dia Nyokap lo bukan Nyokap gue kalau lo lupa!!" ujar Atta.
Dave ikut turun tangan, memisahkan perang antar saudara yang mungkin bisa terjadi di meja makan. "Atta duduk! Dan ikut sarapan bareng!!" ujar Dave tegas seolah tanpa bantahan.
BRRRAAAKKKKK......
Dengan kasar Atta membanting tasnya di salah satu kursi dan mulai duduk menuruti perintah Dave.
Pemuda itu menatap menu makanan di depannya tanpa minat. Mood-nya sudah hancur pagi ini, dengan drama sialan yang barusaja terjadi.
Risa tersenyum tipis, dalam hati wanita itu bersyukur Atta mau makan satu meja dengan kali ini. Jujur Risa menyayangi Atta sama besarnya dengan dia menyayangi Rafa. Hanya saja hati Atta terlalu beku untuk dicairkan. Risa sadar, ini semua karena kesalahannya di masalalu.
"Atta mau makan sama apa biar Mama ambilin?" tanya Risa dengan tatapan penuh keteduhan.
"Saya bisa ambil sendiri," sahut Atta santai, menolak niat baik Risa. Pandangan Atta jatuh kesebuah masakan yang mengingatkan akan sosok Rea Maminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atarangi. {Selesai}
Ficção Adolescente⚠️ Harap follow ⚠️ Masih aman buat dibaca anak dibawah umur. ⚠️Belum revisi. Maaf typo masih bertebaran.. Atta menatap Papinya dengan tatapan remeh, lantas ia tersenyum hambar. "Jangan pernah menyepelekan air yang tenang Pi, yang tenang belum tentu...