"12"

1.2K 91 2
                                    

~HALLO~

~HAPPY READING GUYS~

~ATARANGI~

Sepulang sekolah, Atta memutuskan untuk mampir terlebih dahilulu ke rumah sakit. Obat ARV-nya habis, dan dia tidak ingin mengambil resiko yang bisa membahayakan kesehatannya.

Obat ARV memang tidak dijual bebas di apotek, dan hanya tersedia di rumah sakit atau puskesmas.

Setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan, Atta memutuskan untuk kembali kerumah. Tubuhnya masih membutuhkan banyak istirahat. Apalagi tadi pagi dirinya sempat pingsan dan menghebohkan seluruh anak X IPA 2.

"Shena?" gumam Atta saat melihat sosok yang dikenalnya keluar dari sebuah ruangan Dokter.

Setelah memastikan Shena benar-benar pergi, Atta mendekat keruangan yang dirasa tidak asing buatnya.

"Psikolog?"

Merasa tidak mau terlalu lama didera penasaran, Atta memutuskan untuk memasuki ruangan Rani, Dokter yang menangani Shena. Atta ingin mencari tau tentang gadis itu.

"Permisi Dok"

"Iya, masuk!"

Dan tanpa menunggu waktu lama Atta masuk dan duduk didepan Rani.

"Eumm maaf ada keperluan apa ya?" Rani menanyakan maksud kedatangan pemuda itu.

"Tante Rani?" Atta merasa tidak asing dengan sosok didepannya. Wanita berusia 36 tahun, yang terlihat penuh kasih sayang.

"Maaf, siapa ya? Apa kita saling kenal?" Rani menyerkitkan dahinya penuh keheranan. Saat seorang pemuda memasuki ruangannya tanpa membuat janji terlebih dahulu. Ditambah lagi dari cara bicaranya pemuda ini seperti mengenalnya.

"Saya Atta Tan, Atarangi. Anaknya Mami Gea. Tante masih ingatkan sama saya?"

Mendengar hal itu, terlihat Rani yang sepertinya tengah berfikir sesuatu. Don sontak Rani melebarkan kedua matanya tidak percaya.

"Atta," panggil Rani saat dirinya mulai bisa mengingat sosok didepannya.

Atta mencium punggung tangan Rani, "Iya Tan ini Atta"

"Tante apa kabar? Udah lama banget kita nggak ketemu"

"Alhamdulillah Tante baik Ta, Atta sendiri bagaimana kabarnya?" Rani berbalik memberi pertanyaan ke Atta. Dan menyuruhnya untuk kembali duduk setelah beberapa detik lalu Atta bangkit dari tempat duduknya.

"Atta juga baik Tan"

"Kamu sekarang tinggal sama Papi kamu?"

"Iya, semenjak kejadian itu, hak asuh Atta jatuh ke Papi."

"Atta hebat bisa melalui semua ini" ucapan Rani yang terdengar menenangkan di hati Atta.

"Keadaan memaksa Atta, Tante"

"Eh iya, Atta sampai lupa Tan." Atta berucap demikian sambil menepuk jidatnya sendiri. Tanda bahwa dirinya mulai mengingat tujuan dia datang keruangan Rani.

"Euuummmm," Atta bergumam penuh keraguan.

Peka akan keadaan sekitar Rani lantas bertanya. "Ada apa Atta? Kamu ada masalah? Atau ada yang bisa tante bantu?" Rani bertanya sambil menawarkan bantuan. Kearah pemuda yang sudah dikenal baik oleh Rani dari Atta kecil.

"Eummm itu Tante. Atta mau tanya, Yang barusan keluar dari ruangan ini Shena kan Tan?"

Rani membenarkan pertanyaan Atta, "Iya dia Shena, salah satu pasien Tante. Kamu kenal sama dia?"

Atarangi. {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang