Atta memasuki perpustakaan. Tujuannya satu dia hanya ingin menghindari Shena juga kedua sahabatnya. Dia merasa malu untuk sekedar menampakkan mukannya dihadapan mereka.Semenjak kejadian 1 minggu lalu, hubungan Atta dan Ziel mulai merenggang. Dia sadar dia salah. Dan Atta mengakui itu semua murni karena egonya yang terlalu besar saat itu.
Bukan hanya psikis Shena yang Atta rusak. Namun beberapa kali Atta sempat bermain fisik dengan gadis malang itu.
Namun sepertinya semesta ikut bermain peran mempertemukan mereka berdua, di ruangan yang penuh buku itu Atta melihat Shena.
Awalnya dia ingin kembali menghidar, tapi rasa takut mulai menghampirinya. Atta takut dia belum sempat meminta maaf kepada gadis itu. Dan dirinya keburu pergi. Ditambah lagi berulang kali Atta memimpikan Rea Maminya.
Seakan memberi kode bahwa waktunya hampir habis. Dan dia akan segera meninggalkan dunia yang penuh kefanaan ini.
"Shen" panggil Atta memberanikan diri.
"Boleh minta waktunya," ujar pemuda itu ragu.
"Kenapa?" nada bicara Shena terdengar bergetar. Tidak bisa dipungkiri berada didekat pemuda itu menbuatnya takut.
Atta menundukkan kepalanya, sungguh pemuda itu merasa bersalah kepada gadis didepannya. "Gue mau minta maaf buat semua yang udah gue lakuin dimasa lalu."
Shena masih belum merespon apapun. Dia membiarkan Atta melanjutkan ucapannya.
"Gue tau dari awal lo masuk Atlantas lo adalah Shena, temen TK sama SD gue yang pernah jadi korban pembulian gue."
"Maaf gue baru punya keberanian sekarang buat ngomong langsung ke lo."
Kedua mata Shena berkaca-kaca.
"Jangan mau temenan sama Shena!"
"Gadis sok pintar!"
"Perebut kebahagiaan orang!"
"Pembawa sial!"
Waktu TK mungkin hanya sebatas ucapan menyakitkan yang sering Shena terima, semua orang mengata-ngatai dirinya dan tidak ada yang mau berteman dengan Shena. Dan itu karena provokasi dari Atta yang tidak terima dengan kepintaran yang Shena miliki.
Hingga SD mereka kembali dipertemukan.
Bullian yang Shena terima lebih parah, bahkan sudah main fisik.Shena yang dianggap aneh.
Shena yang pernah dikunci digudang.
Shena yang di siram pakai air kotor.
Bahkan ada satu momen Atta memasukkan kaos kaki yang dia pakai kemulut Shena.
Shena tidak bisa melakukan apapun pada saat itu, dia sendirian. Dan tidak ada seorangpun yang mau menolongnya. Sampai akhirnya Keyla datang sebagai murid baru di kelas 3.
Beberapa kilasan mengenai masalalu Shena, mulai berdatangan memenuhi kepala gadis itu.
"Gue punya salah apa ke lo? Sampai lo tega ngelakuin semua itu ke gue!" lirih Shena mulau bertanya.
"Maaf, bukan lo yang salah. Tapi gue sendiri yang bermasalah. Gue bener-bener minta maaf buat semua yang pernah gue lakuin ke lo"
"Sekarang gue udah dapetin karma dari apa yang pernah gue lakuin Shen, dan tolong maafin gue. Hidup gue mungkin udah nggak akan lama lagi" ujar Atta dengan nada sendu.
Shena yang mendengar hal itu tersentak kaget. "Maksud lo?"
"Gue sakit Shen"
Shena membuka mulutnya tidak percaya, bagi dia Atta kecil adalah monster. Tapi buat Shena sekarang Atta adalah salah satu temennya, bahkan sahabat dari kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atarangi. {Selesai}
Teen Fiction⚠️ Harap follow ⚠️ Masih aman buat dibaca anak dibawah umur. ⚠️Belum revisi. Maaf typo masih bertebaran.. Atta menatap Papinya dengan tatapan remeh, lantas ia tersenyum hambar. "Jangan pernah menyepelekan air yang tenang Pi, yang tenang belum tentu...