"45"

1.7K 88 2
                                    


Sesuai seperti pesan Risa, Rafa menyempatkan dirinya terlebih dahulu untuk datang ke kelas Atta. Apalagi tujuannya jika tidak menitipkan surat izin Atta ke kedua sahabat dia.

Tanpa menunggu waktu lama, Rafa berjalan menuju bangku Zieldra, yang di sampingnya sudah ada Arsen. Semenjak kejadian itu Ziel memang memutuskan untuk pindah tempat duduk.

"Mau apa lo kesini?" tanya Arsen

"Gue mau nitip surat izin Atta."

Zieldra masih asik dengan kegiatannnya, tanpa berniat sedikitpun untuk menoleh ke arah Kakak tiri dari sahabatnya.

"Atta kenapa?" tanya Arsen rupanya permuda itu masih perduli dengan salah satu sahabatnya. Tidak bisa Arsen pungkiri, dia merasa ada sesuatu yang nggak beres mengenai Atta. Namun dia juga sadar, hubungan mereka bisa dikataka belum menemukan titik terang.

Harus Arsen akui, dia sangatlah menyayangkan kelakuan buruk Atta dimasa lalu. Namun, dia tau Atta, dia mengenal dengan baik karakter sahabatnya itu. Dan Arsen juga yakin Atta mempunyai alasan yang kuat, sehingga dia sempat berperilaku seperti ini.

"Atta nggak papa, hanya lagi disuruh istirahat. Kalau gitu gue balik dulu kekelas." pamit Rafa seraya meninggalkan ruang kelas adiknya.

Sepeninggalan Rafa, suasana kelas terasa hening. Hingga akhirnya suara Arsen mulai terdengar. "Zel." pangilnya ke teman sebangkunya.

"Apa?" tanyanya dengan salah satu alis yang terangkat.

Terdengar helaan nafas kasar dari Arsen. "Mau sampai kapan kita kaya gini Zel? Udah 1 minggu lebih persahabatan kita renggang. Lo nggak kangen sama Atta?" tanya Arsen mulai mengeluarkan pendapatnya.

"Bisa nggak, nggak usah bahas dia!"

"Tapi Zel, jangan sampai karena masalah itu persahabatan kita nggak bisa diselamattin. Itu semua masalalu Zel. Murni masalah Shena sama Atta. Kita nggak berhak ikut campur kaya gini. Lagian Attanya juga udah sadar sama kesalahan dia."

"Masalalu lo bilang? Enteng banget lo ngomong Sen. Terus gimana sama mental cewek gue yang udah rusak gara-gara hal yang lo sebut masalalu itu. Bayangin kalau yang diposisi Shena itu Keyla Sen cewek lo. Apa lo bakal bisa bicara seenteng ini!" yah, Arsen memang sudah menjalin hubungan dengan Keyla, yaitu seorang gadis cantik yang merupakan sahabatnya Shena.

Arsen hanya mampu terdiam, bingung mau berbicara apa, "Tapi...."

"Gue udah nggak perduli lagi sama itu anak. Mau dia mati juga bodo amat!" tegas Zieldra berbicara tanpa sadar.

******

Keesokan harinya, Atta kekeh untuk meminta masuk sekolah. Walaupun sudah jelas dilarang oleh Risa maupun Dave.

"Pi, Atta mau sekolah hari ini." ucapnya untuk kesekian kalinya. Jika dibandingkan dengan kemarin, kondisi kesehatan Atta sudah jauh perbedaannya.

"Ta kamu jangan main-main deh. Nggak ingat sekritis apa kamu kemarin." tolak Dave menentang permintaan anak bungsunya.

"Kan kritisnya kemaren. Hari ini Atta udah baikan Pi. Atta mau pulang terus berangkat sekolah. Lakuin aktivitas Atta kaya biasanya." ujarnya. Jika dilihat hari ini kecerewetan Atta kembali. Persis seperti dirinya saat kecil dulu.

"Kamu ini yah, susah banget dibilangin." Respon Dave mulai kehabisan akal, menghadapi Atta yang keras kepala.

Sebuah ide terlintas di fikiran Dave. "Okay, kamu boleh masuk sekolah." ujar Dave memberi izin. Medengar hal tersebut tentu Atta menatap Papinya dengan tatapan berbinar. Sebelum akhirnya merubah tatapannya dengan penuh kekesalan, saat Dave melanjutkan ucapannnya. "Tapi ada syaratnya." celetuk Dave.

Atarangi. {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang