Shena memanyunkan bibirnya, tak lupa telapak tangannya mengusap keningnya sendiri. "Udah ditoyor dengan tenaga dalam, dikatain mimpi lagi. Gini nih kalau suka sama kulkas." gerutunya lirih, yang justru masih dapat didengar jelas oleh orang-orang disekitarnya."Nggak usah lebay, toyoran gue juga nggak bakal bikin lo amnesia mendadak." sahut Ziel menanggapi gerutuan gadis didepannya.
"Udah sono lo balik kekelas. Jangan ngungsi di kelas gue mulu. Bosen gue lihat muka buluk lo!" usir Zieldra sadis.
Melihat peristiwa itu tawa Atta terdengar renyah. Yang sontak membuat beberapa orang termasuk Shena dan Zieldra mengalihkan perhatiannya kearah Atta. "Ngetawain apa lo?" tanya Ziel dengan raut penuh keheranan.
"Kalian berdua lucu, kalau dilihat-lihat keknya Shena cocok deh sama lo Zel," ujar Atta santai.
"Cocok gundulmu!"
*******
"Halo?"
"Ta lo dimana?"
"Masih disekolah, ini baru bubar. Kenapa Ge?"
"Ikut gue yuk, gue mau ngajak lo kesuatu tempat."
"Emmm"
"Gimana Ta?"
"Boleh deh, Ketemuan dimana?"
"Disekolah gue, sekalian lo jemput gue. Gue nggak bawa mobil soalnya."
"Okey, gue Otw nyamper lo."
Dengan terburu Atta membereskan segala macam alat perangnya selama proses pembelajaran.
"Mau kemana lo?" tanya Zieldra menatap Atta heran.
"Biasa ada janji sama cewek. Emangnya kalian, mainnya berduan mulu. Buru deh Zel terima Shena. Dan lo Sen, perjuangin Tasya Tasya lo itu. Dari pada kalian berdua di kira homo." ujarnya santai, lantas berlalu pergi meninggalkan ruang kelasnya, setelah memastikan tidak ada satupun barang yang tertinggal.
"Itu anak ya kebiasaan kalau ngomong congornya nggak pernah difilter. Dia kira gampang apa yak ngedeketin cewek. Lah iya dia playboy lah gue??? Pengalaman aja belom ada." gerutu Arsen sebal.
******
30 menit berlalu, akhirnya sampailah Atta ditempat tujuan. Jarak sekolah Atta dengan Gea memang bisa dibilang lumayan jauh.
Dan disinilah Atta sekarang, tepat disebuah bangunan dengan gerbang yang berdiri kokoh bertuliskan SMA Kebangsaan. Terlihat juga seorang gadis dengan rambut sebahu, yang tengah duduk, dengan tatapan yang tengah terfokus menatap ponselnya.
Sampai-sampai gadis itu tidak menyadari bahwa orang yang ditungguinya telah sampai didepannya.
"Ge" pangil Atta pelan, sambil menepuk pundak kiri gadis itu.
Gea hanya tersentak kaget. "Eh lo Ta, yaudah yuk!" dengan segera Gea bangkit dari tempat duduknya, dan menarik tangan Atta untuk menuju motor pemuda itu. Yang terparkir tidak jauh dari posisinya sekarang.
Saat ini mereka sama-sama tengah berada diatas motor sport hitam milik Atta. Dengan Gea yang ada di boncengannya.
"Ini mau kemana?" tanyanya sebelum menjalankan motornya.
"Ke supermarket dulu bentar gue mau beli sesuatu, setelah itu baru gue tunjukin kita mau kemana."
"Okeyyyyy"
Setelah berkeliling akhirnya yang Gea cari sudah berada di tangannya. Dengan 3 kantong kresek besar berisi makanan dan beberapa mainan untuk cewek dan cowok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atarangi. {Selesai}
Teen Fiction⚠️ Harap follow ⚠️ Masih aman buat dibaca anak dibawah umur. ⚠️Belum revisi. Maaf typo masih bertebaran.. Atta menatap Papinya dengan tatapan remeh, lantas ia tersenyum hambar. "Jangan pernah menyepelekan air yang tenang Pi, yang tenang belum tentu...