Sudah revisi!
Sebelum baca boleh dong absen dulu
Mau lihat seberapa banyak teman Gandhi dan Binar
Katakan hadir di sini!
Jangan lupa follow instagram @ceritanora dan follow wp juga, ya.
Selamat membaca
Dari Gandhi dan Binar
Matahari mulai menunaikan tugasnya di hari baru. Sinar kemerahan di ufuk timur mulai berubah oranye. Merembes melewati celah jendela menyorot wajah putih yang terlihat begitu polos saat terlelap.Di ruang kerja ia menghabiskan malam setelah lelah seharian berkeliling kota. Selimut dan bantal yang tadinya ingin digunakan, terdampar mengenaskan di sofa. Semalam ia menggarap proyeknya dan berakhir tertidur di meja.
Sayup-sayup membuka mata. Menyadari bahwa waktu istirahat sudah usai. Ia meregangkan otot lantas bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk memenuhi ucapannya kemarin.
Gandhi merogoh laci kayu yang menyatu dengan meja kerja. Ia keluarkan tabung yang sudah singgah sejak lama. Isinya mulai memberat. Diamatinya tabung itu lantas tersenyum tipis. Itu uang simpanannya yang rutin ditambahkan setiap hari.
"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama lebih lama dan berkumpul lebih banyak lagi. Terima kasih sudah mengajarkanku tahu bagaimana caranya berhemat dan hidup sederhana."
Memang sudah direncanakan tabungan ini akan digunakan ketika sesuatu yang mendadak tiba. Seperti sekarang, kecelakaan semesta telah mendatangkan gadis asing dari belahan bumi tersembunyi. Gandhi pun membuka tabung itu, mengambil beberapa lembar rupiah, merapikannya, kemudian memasukkannya ke dalam dompet.
"Binar, sudah belum? Jangan buat aku menunggu lebih lama lagi. Segera turun kalau sudah siap."
Setidaknya ia memanggil sudah lima kali. Ketika ia selesai merapikan uang, terduduk dan sarapan roti, mengeluarkan sepedanya, terduduk lagi, dan yang terakhir usai memeriksa kondisi ban tercukupi angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange (END)
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! A Sweet Story by Nora Aku tidak ingin mengirimmu pulang sekarang Aku ingin bersamamu lebih banyak Bahkan jika matahari terbenam Kita masih punya malam yang bersinar sambil menunggu matahari terbit keesokan harinya Aku meraguk...