6.3 Cuaca+Perasaan=Berubah

14 8 0
                                    

Sudah revisi

Sebelum baca vote dulu, ya!

Tandai bagian yang kamu suka:)

Jangan lupa follow instagram @ceritanora dan follow wp juga!

Selamat membaca

"Hujan memang tidak baik buatku, Binar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hujan memang tidak baik buatku, Binar."

"Kemari, berikan tanganmu."

Entah sejak kapan sentuhannya menjadi lembut dan berubah menjadi hal manis. Setelah suara itu menariknya dari mimpi, ilusi dipecahkan kenyataan yang berbanding terbalik.

"Kenapa kamu memilih kembali ke tempat ini? Secara tiba-tiba, angin juga tidak melayangkan kabar lebih dulu bahwa kamu akan datang bersama hujan hari ini."

"Kata Bibi, akulah yang ada di sampingmu lebih dari 24 jam. Jadi aku harus peduli padamu. Saat musim hujan, kenakan pakaian lebih tebal, jangan bersentuhan dengan air terlalu lama, memastikanmu memakai kaus kaki, dan membuatkanmu minuman jahe hangat."

Tidak butuh cermin, dia adalah gambarannya. Suka berputar-putar ketika didesak perihal yang seharusnya menjadi privasi. Karena memang tidak mau bilang, tidak berniat untuk itu.

"Sesuatu yang buruk datang padamu?"

"Binar ...."

Apa itu? Ia tidak mendengar. Ia tampak sibuk memberinya selimut dua lapis dan melemparkan sepasang kaus kaki yang sering dilalaikan itu. Kemudian menutup seluruh ventilasi dan pintu utama, lalu menarik gorden. Ruangan ini gelap makanya ia menghidupkan lampu sebagai penerangan. Alih-alih mendengarkan panggilannya, tapi ia benar-benar sibuk. Ini tidak sepenuhnya bagian dari melarikan diri. Meski sedikit berputar-putar, ia juga tidak bisa terus menghindari.

"Kamu butuh sesuatu? Apa? Sebentar, aku ambil sup jahenya dulu."

Kesibukan terakhir sekaligus ujung pelarian. Langkah kaki menuju dapur berhenti ketika suaranya memanggil dengan nada sudah tidak mengenakkan. Tiba-tiba hawa panas meremang seolah membakar punggungnya.

"Aku tidak butuh sup jahe. Kemari, jangan ikut berputar-putar. Kamu masih ingat perjanjian kita sewaktu tinggal bersama? Kamu harus menurut denganku."

Satu, dua, tiga, berbalik dan cari jalan keluar.

"Tubuhmu perlu kehangatan, Gandhi."

"Apa tinggal beberapa hari di pusat kota membuatmu menjadi berandalan? Tinggalkan sup jahe itu."

Menunduk. Memangnya apalagi yang bisa dilakukan? Binar tidak punya banyak ekspresi dan cara meluluhkan laki-laki mandiri dengan keteraturan ketat dalam hidupnya itu. Sejak dulu raut mukanya tidak pantas memasang ekspresi pemarah. Apalagi matanya yang kecil sangat tidak cocok mendalami peran meski sudah dibuka lebar-lebar hendak memelototi. Dia tipe laki-laki yang akan lebih dan sangat baik dengan kelembutannya.

Orange (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang