Sudah revisi!
Yuhu Gandhi dan Binar datang buat nemenin kamu!
Follow instagram @ceritanora dan follow wp juga
Selamat membaca
Dari Gandhi dan Binar
"Tinggal dulu di pondokanku untuk sementara sebelum kita belum menemukan rumahmu. Aku tidak akan keberatan selama kamu mau membantuku mengurus pondok dan berhenti bertindak ceroboh."
Termangu di anak tangga. Tempatnya berpulang berbeda dari yang diharapkan sewaktu fajar. Semesta membiarkannya kembali ke pondokan dengan mata sembab.
"Kalau kamu tidak ingat jalan pulang, aku akan menemanimu tersesat, Binar."
Setidaknya dengan begitu ia tidak lagi takut di tengah keramaian asing ini.
"Nanti kita ke kota untuk membeli pakaian dan perlengkapan sekolah. Seseorang akan kumintai bantuan untuk menjadi walimu sementara supaya bisa memasuki sekolah baru."
"Aku tidak mau sekolah. Aku hanya ingin berkelana untuk mencari inspirasi tulisanku."
Mendengar kata sekolah, Binar lantas menarik kepala dan menatap Gandhi nyalang. Sosok itu dengan santai membuat banyak keputusan. Di pegangan tangga Gandhi merentangkan tangan menghadap Binar.
"Dengarkan, kamu boleh berkelana ke mana saja, mengelilingi dunia juga boleh, mencari inspirasi semaumu, tapi kamu harus tetap sekolah."
"Tidak."
Ia menentang keras. Melangkahkan kaki mengejar Gandhi, Binar meminta kejelasan.
"Apa alasanmu tidak mau sekolah? Katakan?" tanya Gandhi terdengar menantang. Kedua alisnya hampir bertautan, ekspresi garang yang menurut Binar masih tetap sama, tidak pernah bisa cocok.
"Aku tidak bisa mengikuti banyak pelajaran yang bermacam-macam itu. Setiap kali aku ingin memfokuskan diri dengan tulisanku, aku terganggu tugas-tugas yang menumpuk. Saat aku fokus dengan sekolah, aku sama sekali tidak bisa memahami pelajaran, tulisanku terlantar. Aku tertinggal, aku kesulitan, aku ... aku tertekan, Gandhi. Aku hanya ingin menekuni apa yang aku suka, membuatku nyaman, aku tidak mau dipaksa apa pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange (END)
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! A Sweet Story by Nora Aku tidak ingin mengirimmu pulang sekarang Aku ingin bersamamu lebih banyak Bahkan jika matahari terbenam Kita masih punya malam yang bersinar sambil menunggu matahari terbit keesokan harinya Aku meraguk...