6.2 Cuaca+Perasaan=Berubah

25 10 2
                                    

Sudah revisi

Sebelum baca vote dulu yuk, komen, dan follow wp ini juga instagram @ceritanora.

Share ke temen-temen kalian juga kalau menurut kamu cerita ini bagus:)

Share ke temen-temen kalian juga kalau menurut kamu cerita ini bagus:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin bertiup menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin bertiup menjauh. Tersisa noda penyesalan di hati. Hari itu cuaca sedikit kacau. Angin kembali mendekat menebang siapa yang tak mampu menopang keteguhan. Musim panas yang menyimpan pemandangan matahari terbenam benar-benar akan berakhir. Penghujung musim indah dengan ia yang menemani. Tersebar di tanjung dan cakrawala. Sekarang tidak lagi. Pernah menanam mimpi yang sama di pondokan bersama itu. Namun ke mana seseorang akan pergi, rumah tetap tujuan kembali.

Pena menari di atas kertas. Jauh dari lautan manusia, di penghujung kesepian hanya ada kehampaan. Saat pagi terbangun, tidak ada apa pun yang menyerupai senyumannya. Bahkan jika ia melemparkan diri ke laut, akankah ada suara yang memanggil namanya?

Aku menggambarmu sepanjang hari. Bahkan dengan mata tertutup, hasilnya sangat mengagumkan. Keindahannya seperti lukisan yang tak ternilai harganya. Itu ekspresimu. Aku merindukanmu. Jika aku terus menggambarmu, apakah kamu akan datang padaku?

Setiap kali ingin melihatmu, aku memejamkan mata dan melihat kembali kenangan yang pernah dimiliki bersama. Kamu membuat orang lain kesulitan setelah kepulanganmu. Perpisahan begitu kejam seperti gelombang itu. Menelan semuanya, bahkan sisa ingatanku. Aku hampir gila sekarang.

Aku tidak ingin melupakanmu bahkan satu hari saja. Wajahmu, senyumanmu, suaramu, aku menaruhnya sedikit lebih banyak di hati. Agar ketika kita berjauhan, aku masih bisa mengingatmu.

Katakan halo pada diriku yang kosong. Kembalikan aku yang dulu. Kembalikan ia suatu hari nanti. Jika kamu kembali ke tempat ini seperti kemarin, aku akan tersenyum seperti pertama kali. Berbicara banyak hal yang belum sempat dikatakan. Kita belum melihat cahaya matahari oranye di pantai bersama.

Jika kamu menemuiku suatu hari nanti, aku akan memelukmu erat-erat dan tak akan melepaskanmu.

Dalam perjalanan ke laut, hujan turun di Kota Ajaib. Tetes pertama jatuh di telapak tangan yang tersisa sedikit kehangatan. Mungkin hujan takut membuatnya tidak basah. Tiba-tiba tidak bisa melihat yang lain ketika suara familier memanggilnya. Apa waktu itu tertidur dan terbangun saat cuaca mulai berubah?

Orange (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang