Sudah revisi!
Yuk sebelum baca tekan bintangnya dulu, jangan lupa follow instagram @ceritanora dan follow wp juga, ya:)
Dari Gandhi dan Binar
Suasana akrab hari itu di pinggir pantai. Angin dingin di akhir pekan sedikit lembab. Mungkin musim panas akan segera berakhir. Matahari cerah akan sulit dilihat atau disaksikan para muda yang menemui hari manis.Berbicara tentang anak muda dan mimpi adalah naskah panjang dan sangat panjang. Hari-hari yang berwarna mimpi walau kadang mereka lelah dan ingin menyerah, tapi hati kecilnya selalu menyimpan harapan yang terjaga. Bab ini tidak akan sempurna tanpa pembahasan mimpi.
Pohon kelapa memberi teduh sepasang teman dari tanah pesisir. Udara pengap kota tidak tercium di wilayah ini. Walau panas, walau pasir putih memanas karena terik, tapi tidak ada riuh suara orang-orang mengeluh karena polusi bercampur sengat matahari.
"Kenapa kamu mesti menggambar?"
Pertanyaannya meminta alasan.
"Karena aku menyukainya."
"Seorang pemimpi bukan perkara suka dan nyaman saja, tapi seorang pemimpi pasti punya setidaknya satu alasan mengapa ingin menjadi demikian? Seharusnya kamu begitu."
"Saat menggambar, aku menemukan apa yang sebenarnya ingin aku katakan. Titik dan garis ini punya cerita. Gambar lebih sederhana dari tulisan yang memerlukan alfabet dan bahasa. Namun dengan gambar, siapa saja bisa mengerti apa yang kita ceritakan tanpa perlu mengerti bahasa yang digunakan."
Ia menggambar dan melukis sketsa dengan perasaan sangat menyenangkan. Ia bercerita pada titik dan garis bahwa alam memberinya banyak khayalan yang meronta meminta divisualkan. Cerita itu kemudian dibagikan kepada penikmat gambarannya secara sederhana tapi mendalam.
Baginya, menggambar adalah bahasa universal manusia yang mampu dibaca tanpa tulisan, tapi pembacanya bisa menafsirkan artinya sendiri, dengan bahasanya sendiri. Ia ingin membuktikan bahwa pena, kertas, dan gambar adalah media komunikasi. Semua orang bisa berbicara lewat gambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange (END)
Teen FictionDON'T COPY MY STORY! A Sweet Story by Nora Aku tidak ingin mengirimmu pulang sekarang Aku ingin bersamamu lebih banyak Bahkan jika matahari terbenam Kita masih punya malam yang bersinar sambil menunggu matahari terbit keesokan harinya Aku meraguk...